Outreach Groups bersama dengan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan
Guna memperoleh update dan menyelaraskan posisi terkait prioritas RI, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional selaku Sherpa G20 Indonesia melakukan pertemuan dengan perwakilan RI pada G20 Outreach Groups pada Jumat, 7 April 2017 lalu, di Kemenko Perekonomian. Sherpa menyampaikan beberapa arahan antara lain : a) para perwakilan di outreach group diharapkan dapat menyampaikan posisi dan updateuntuk kemudian menjadi bahan bagi masukan intervensi Presiden pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2017; 2) para perwakilan diharapkan dapat bertemu dengan Argentina sebagai Presidensi G20 2018 dan memperoleh informasi mengenai prioritas yang akan diangkat.
Peserta yang hadir pada pertemuan tersebut yakni perwakilan dari KADIN dan PT. SMI (selaku B20 Indonesia), perwakilan dari Center for Strategic International Studies dan Universitas Parahyangan (selaku T20 Indonesia), perwakilan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (selaku S20 Indonesia), perwakilan dari Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (selaku L20 Indonesia), perwakilan dari Kongres Wanita Indonesia dan Perempuan Kepala Keluarga – PEKKA (selaku W20 Indonesia), perwakilan dari Publish What You Pay (selaku C20 Indonesia), dan perwakilan dari Indonesian Youth Diplomacy (selaku Y20 Indonesia).
Pertemuan G20 Digital Economy Task Force ke-2
Indonesia: Digitalisasi penting untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dan sosial
Dalam pertemuan G20 Digital Economy Task Force ke-2 yang berlangsung di Berlin, Jerman, Delegasi RI (Delri) menyampaikan adanya permasalahan global yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia, tidak terkecuali negara anggota G20, yakni ketimpangan ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh tidak meratanya wealth distribution di tengah masyarakat.
Sejalan dengan salah satu prioritas G20 di bawah Presidensi Jerman, Indonesia menekankan pentingnya peranan teknologi digital dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dalam hal ini Delri menyampaikan bahwa G20 perlu untuk mendorong dan mendukung dilahirkannya bisnis model inovatif yang menitik-beratkan pada perluasan akses masyarakat terhadap fasilitas keuangan (financial inclusion) melalui penerapan teknologi digital, shared economy, dan workforce digitalisation. Pada gilirannya, model bisnis yang demikian akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan membuka peluang mereka dalam mengambil manfaat dari perkembangan teknologi digital.
Untuk itu, Delri juga mengingatkan kembali bahwa G20 Digital Economy Task Force dibentuk untuk secara kolektif mengidentifikasi opportunities and challenges dari perkembangan ekonomi digital di tengah masyarakat. Dalam kerangka ini, Indonesia meyakini bahwa G20 merupakan forum strategis dan tepat untuk mendorong negara-negara anggota maupun non-anggota G20 dalam melahirkan kebijakan yang bertujuan untuk memastikan bahwa para pelaku ekonomi digital memperoleh insentif untuk berinovasi, berkompetisi, dan berinvestasi untuk mengembangkan model bisnis inovatif, serta menjaga agar model bisnis tersebut diimplementasikan.
Posisi Indonesia tersebut sejauh ini telah dimasukkan ke dalam draft Deklarasi Menteri Digital yang akan diadopsi dan disahkan pada Pertemuan Menteri Digital G20 pada tanggal 6-7 April 2017 mendatang.
Pada pertemuan ini, Delri dipimpin oleh Staf Khusus Menkominfo Bidang Project Management Office (PMO) dan didampingi oleh perwakilan Kemenkominfo, Kemenko Perekonomian, dan Indonesian E-Commerce Association (IdEA). (IW/2017