POSKOTA.CO – Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd kembali menjabat sebagai Vice President International Council of Women (ICW). Ia menjadi satu dari lima Vice President ICW yang terpilih pada even The ICW-CIF 36th General Assembly yang berlangsung di Avignon City Hall, Kota Avignon, Prancis pada 16-21 Mei 2022.
Selain Giwo, empat Vice President ICW terpilih adalah Fatma Fatos Inal (Turki), Pushpa Hedge (India), Jamal Hermes Ghibril (Lebanon) dan Nona Ricafort (Filipina). Kelima VP ICW ini terpilih dari 7 kandidat yang ada.
Untuk tiga tahun ke depan, Giwo dan 4 Vice President ICW lainnya akan bahu membahu bekerja sama di bawah kepemimpinan President ICW terpilih Martine Marandel dari Prancis menggantikan Jungsook Kim yang habis masa jabatannya pada 2022 ini.
Dalam keterangan tertulisnya, Ketua Kowani Ery Simanjuntak menjelaskan terpilihnya Ketum Kowani sebagai salah satu Vice President ICW merupakan kedua kalinya setelah sebelumnya pada 2018 juga terpilih sebagai Vice President ICW saat digelar Temu Nasional 1.000 Organisasi Perempuan dan GA ICW di Yogyakarta. Masa kepemimpinan ICW ini akan berlangsung hingga 3 tahun ke depan.
Ery mengatakan The ICW –CIF 36th ini diinisiasi oleh International Council of Women (ICW) dan dibuka resmi oleh Cecile Helle, Walikota Avignon. Sambutan pembukaan disampaikan oleh Linda Liu, selaku Vice President dari ICW-CIF dan Conference Director, Marie-Claude Bertrand selaku Presiden dari CNFF, dan Jungsook Kim, Presiden dari ICW-CIF pada 16 Mei 2022.
Mengambil tema “Social Protection for All Women and Girls: Sustainable Development for the World”, GA ICW menyajikan symposium yang dibuka oleh Marie-Claude Bertrand, selaku Presiden dari CNFF. Dalam sambutannya, Marie Claude Bertrand memaparkan tujuan dari acara ini adalah untuk melihat bagaimana kesetaraan antara laki-laki dan perempuan berkembang di dunia.
“Jika hak-hak perempuan semakin maju, masih banyak yang harus dilakukan dan kita harus waspada, untuk aborsi misalnya, tetapi juga dalam menghadapi munculnya kaum konservatif dan kurangnya penghormatan terhadap hak-hak perempuan di negara-negara tertentu. Kami juga sedang merancang tema kerja berikutnya 2022-2025 dan kami menunjuk presiden ICW CIF berikutnya,” kata Marie Claude Bertrand.
Simposium dibagi dalam dua sesi, dimana sesi pertama membahas tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Berbagai narasumber membahas betapa kritikal kondisi statistik saat ini, dimana 1 dari 3 perempuan di dunia adalah korban kekerasan, baik secara fisik, emosional, seksual, maupun finansial.
Selain itu, dibahas pula peran perempuan sebagai garda terdepan untuk agen perubahan dan edukasi untuk generasi masa depan. Berbagai aksi dan tools dapat digunakan untuk langkah preventif.
Sesi kedua simposium membahas kesetaraan gender dengan memberikan kebebasan untuk perempuan dan anak. Sebanyak 7 pembicara membahas berbagai topik, diantaranya hak perempuan, akses ke pendidikan, kesehatan perempuan, dan keberagaman gender dalam dunia perdagangan dan professional.
Pertemuan hari pertama ditutup dengan sesi workshop yang diikuti oleh seluruh delegasi, dimana delegasi dibagi menjadi 3 grup dan membahas topik pembicaraan di masing-masing kelompok. Di antaranya tentang kepemimpinan perempuan untuk mencapai perdamaian, perlindungan sosial sebagai langkah preventif sebelum kekerasan perempuan terjadi, dan perlindungan sosial untuk kesetaraan gender setelah pandemi COVID-19.
Berbagai pemimpin perempuan telah mendapatkan kesepakatan untuk memberikan kesempatan dan melibatkan lebih banyak perempuan sebagai pengambil keputusan dan memulai fokus ke generasi penerus untuk meningkatkan skills dan kapasitas..
Pada hari ke-2, General Assembly dimulai dengan laporan oleh Jungsook Kim selaku Presiden ICW periode 2018 -2022, dilanjutkan dengan pitching dan perkenalan calon Presiden ICW dengan 2 calon yang dimenangkan oleh Martine Marandel dari Perancis.
Assembly dilanjutkan dengan laporan keuangan dari bendahara ICW, yang disetujui oleh auditor eksternal. Laporan keuangan menunjukkan net positif untuk tahun 2018 dan 2021 dan net negatif untuk tahun 2019 dan 2020. Secara keseluruhan, laporan keuangan menunjukan kinerja positif meskipun di tengah pandemi COVID-19.
Dalam event yang dihadiri 161 peserta yang merupakan delegasi dari 31 negara, delegasi dari Indonesia dipimpin langsung oleh Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd dengan anggota delegasi terdiri atas terdiri atas Erry Simanjuntak, S.Sos, Hadriani Uli Tiur Silalahi, S.E., M.Si, Susianah Affandy, S.Sos,M.Si, Dr. Marlinda Poernomo, M.Si, Tantri Dyah Kiranadewi, S.E., Ak, CPA, Lisye Sinulingga S.H., M.H, Nawal Nur Arafah, M.Si, Kartika Yudhisti, B.Eng, M.Sc, Rizki Fardillah, S.Ikom, Ir Sharmila, M.Si dan Farah Savira, B.S.
The ICW-CIF 36th General Assembly ditutup dengan pertunjukan musik oleh lokal musisi dan performer dari Conservatory of Music. Berbagai musisi dan penyanyi soprano lokal menunjukkan bakatnya dengan lagu-lagu klasik seperti Mozart dengan tema “Women Who Created,” atau “Perempuan yang Berkreasi.” Setelah pertunjukan, delegasi dipersilahkan untuk menikmati jamuan cocktail dinner oleh restoran lokal Avignon, Francoise. (fs)