JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengungkapkan kunci untuk menghapuskan jurang ketidaksetaraan adalah dengan memastikan kebijakan yang inklusif (terbuka bagi siapapun) di setiap aspek pembangunan. Hal ini menjadi salah satu isu prioritas yang diangkat dalam Women20 (W20) untuk kemudian disampaikan dalam pembahasan para pemimpin negara dalam presidensi G20 di Indonesia pada 2022 mendatang.
“Isu ini sejalan dengan isu prioritas pembangunan pada 2020-2024, sebagai salah satu arahan Presiden RI, Joko Widodo kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) yaitu ‘Peningkatan Pemberdayaan Perempuan dalam Kewirausahaan yang Berperspektif Gender.’ Hal ini juga merupakan titik hulu dari berbagai prioritas pembangunan bagi perempuan dan anak,” ungkap Menteri Bintang dalam acara webinar Road to W20 in G20 Indonesia‘s Presidency 2022 dengan tema ‘Usaha Inklusi Ekonomi di Indonesia’, Kamis (9/9/2021).
Menteri Bintang juga menyampaikan pentingnya mengatasi kesenjangan akses internet terhadap sebagian besar perempuan. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat akses, pengetahuan dan keterampilan perempuan dalam menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan wirausahanya.
“Upaya tersebut merupakan kunci kesuksesan dan keberlanjutan bisnis. Kita harus berjuang agar kesenjangan akses internet terhadap sebagian besar perempuan dapat diatasi. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung partisipasi perempuan dalam STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic),” ujar Menteri Bintang.Lebih lanjut, Menteri Bintang menegaskan bahwa mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan akses yang setara, adalah dua hal yang saling berkaitan. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah sangat membutuhkan dukungan seluruh pemangku kepentingan serta partisipasi aktif masyarakat.
“Dalam rangka melaksanakan G20 Presidensi Indonesia 2022, kami sangat terbuka dengan segala ide, pemikiran dan masukan dari semua pihak. Oleh sebab itu, saya mengajak semua pihak untuk bersinergi, bergerak, dan bergandengan tangan, mewujudkan dunia yang ramah bagi perempuan dan anak,” pungkas Menteri Bintang.
Pada kesempatan yang sama, Co-Sherpa G20 Indonesia sekaligus Staf Ahli Bidang Konektivitas Pengembangan Jasa dan Sumber Daya Alam Kemenko Perekonomian, Raden Edi Prio Pambudi mengungkapkan peran perempuan menjadi salah satu isu sentral yang dibahas dalam forum G20. Adapun 3 (tiga) peran penting perempuan menurut Edi, yaitu peran dalam keluarga, peran dalam masyarakat, dan peran dalam pembangunan.
“Forum G20 merupakan forum yang sangat menentukan, karena hasil dari pertemuan ini akan menjadi arah kebijakan global. Untuk itu, mari kita bekerja sama membawa peran perempuan menjadi isu sentral, serta mendorongnya di semua sektor, agar dapat terus menyuarakan pemberdayaan ekonomi perempuan, sehingga kita dapat bangkit dari pandemi Covid-19 menuju kehidupan lebih baik,” terang Edi.
Ketua Umum KOWANI, Giwo Rubianto mengatakan bahwa KOWANI telah ditunjuk menjadi Ketua W20 Indonesia sebagai salah satu group pada G20 yang membahas isu terkait pemberdayaan perempuan. W20 bertugas me-mainstreaming-kan isu gender kepada para pimpinan G20 yang dikemas dalam bentuk kebijakan dan komitmen.
“Tentunya hal ini harus dapat mewakilkan kebutuhan perempuan di dunia dengan jelas, temasuk perempuan Indonesia. Melalui webinar hari ini, kami berupaya mendapatkan rencana dan langkah konkrit demi mendukung peran perempuan di tingkat nasional maupun global,” tambah Giwo.
Pada acara ini, turut hadir beberapa narasumber yang merupakan perempuan pelaku UMKM maupun perempuan yang bergerak di bidang usaha digital, di antaranya Pelaku UMKM Rempeyek ‘Momchips’, Hari Mastutik. Hari berhasil bangkit menyelamatkan usahanya di masa pandemi Covid-19 ini, dengan memanfaatkan pemasaran digital, mengikuti program dukungan pendanaan, pelatihan, dan sertifikasi dari pemerintah.
Selain itu, hadir pula Direktur Pusat Hubungan Publik Grab Indonesia, Tirza R. Munusamy yang menyampaikan pentingnya menyediakan platform usaha digital inklusif bagi seluruh perempuan. Di sisi lain, Chief of Community Development and Partnership Krealogi dan Du Anyam, Hanne Keraf menjelaskan pentingnya peningkatan literasi digital dan kemampuan menggunakan teknologi dalam usaha.Menutup rangkaian acara, Perwakilan W20 Indonesia sekaligus Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI, Uli Silalahi membacakan beberapa poin penting terkait hasil pertemuan hari ini yang menjadi usulan rekomendasi usaha inklusif ekonomi di Indonesia, di antaranya yaitu :Memfasilitasi akses keuangan dan meningkatkan kapasitas untuk perempuan pelaku usaha, khususnya pengusaha tunggal dan UMKM dengan mengembangkan dan mempromosikan solusi keuangan inklusif dalam kemitraan dengan lembaga publik, swasta dan masyarakat sipil;Memberikan rangkaian pelatihan ekonomi inklusif dengan modul berbasis perspektif gender, pengadaan lembaga dukungan untuk knowledge sharing sebagai jembatan antara UMKM dengan program bantuan pemerintah;Memberikan akses, terutama akses terhadap pelatihan finansial dan digital;Memastikan hak yang sama atas kepemilikan aset dan menghilangkan hambatan terhadap inklusi keuangan dengan membuat undang-undang terkait persamaan hak bagi perempuan;Membangun ekosistem investasi yang setara dan mudah di akses, serta memberikan insentif kepada investor yang proaktif memasukkan faktor kesetaraan gender ke dalam analisis investasi dan pengambilan keputusan.
Ketua Kowani Bidang Ekonomi dan Hubungan Luar Negeri Uli SilalahiIndonesia telah resmi menjadi Presidensi G20 dan tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang mengangkat tema ‘Recover Together, Recover Stronger’ pada 2022 mendatang. G20 merupakan forum yang dibentuk untuk membahas arah kebijakan global dalam upaya memperkuat pembangunan ekonomi dunia. Beranggotakan 20 negara dengan penghasilan terbesar di dunia, forum G20 membahas berbagai program dan kebijakan yang dibagi ke dalam beberapa isu, salah satunya isu pemberdayaan perempuan melalui Women20 (W20).
Sumber link: https://menara62.com/kebijakan-yang-inklusif-upaya…/