Arsip Kategori: Uncategorized

Halal Bi Halal Kowani 1442 H

Bidang Agama Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menyelenggarakan Halal Bi Halal bersama Organisasi Anggota, BKOW/GOW seluruh Indonesia serta Mitra Kowani, Kamis, 20 Mei 2021.

Pada acara yang mengangkat tema “Dengan Hukmah Silaturahim, Kita Perkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Era Pandemi” tersebut Panitia Penyelenggara menghadirkan Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Muslimat NU, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si sebagai narasumber untuk menyampaikan tausiyah kepada seluruh peserta yang hadir dari seluruh Indonesia.

Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=JXDQ2H_mfzM

Facebook: https://www.facebook.com/photo?fbid=3881816278603894&set=pcb.3881828978602624

https://www.facebook.com/photo?fbid=3881382865313902&set=a.125864774199082

Kowani akan Terus Berjuang Kembalikan Makna Hari Ibu

JAKARTA, MENARA62.COM – Peringatan Hari Ibu Ke-92 Tahun 2020 dijadikan momen bagi Kongres Wanita Indonesia (Kowani) untuk mengembalikan makna Hari Ibu sesuai dengan sejarah pergerakan perempuan Indonesia. Yakni sejarah bagaimana perempuan Indonesia yang kemudian berkumpul dalam federasi organisasi Kowani, ikut terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

“Sekarang banyak orang memaknai Hari Ibu sebagai mother’s day. Padahal ini memiliki makna yang berbeda,” kata Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo M.Pd pada keterangan pers Peringatan Hari Ibu ke-92 yang dilaksanakan secara virtual, Selasa (22/12/2020).

Menurutnya sejarah lahirnya Hari Ibu adalah bagaimana zaman dahulu kaum perempuan bersuara lantang untuk memperjuangan nasib perempuan. Mulai dari rendahnya pendidikan, tingginya angka buta huruf, perkawinan yang menindas, penghapusan perkawinan usia anak, dan lainnya. Mereka menggalang persatuan untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan yang dihadapi kaum perempuan Indonesia. Dan perjuangan kaum perempuan tersebut terus berlangsung hingga kini tentunya dengan problema yang berbeda.

Heryana Hutabarat

Tetapi sayangnya, banyak masyarakat yang memaknai Hari Ibu sebagai hari dimana seorang anak mengucapkan terimakasih kepada ibu, menyampaikan rasa sayang kepada ibu dengan setangkai bunga atau hadiah lain.

“Kasih sayang, hormat dan tentu terimakasih kepada ibu, tidak cukup kita sampaikan dalam sehari,” lanjut Giwo.

Menurut Giwo, Hari Ibu di Indonesia memiliki perjalanan panjang, dimulai dari Kongres Perempuan Indonesia pertama pada tanggal 22 Desember 1928 yang melahirkan organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perkumpuan Perempoean Indonesia (PPPI). Tujuannya adalah meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju, disamping tugasnya bahu membahu dengan kaum pria untuk membela negara dan bangsa. Pada saat itu sudah kesetaraan, karena perempuan turut memanggul senjata.

Perjuangan berlanjut pada diadakannya Kongres Perempoean Indonesia ke II di Jakarta.Pada tahun 1935, pada Kongres tersebut disamping berhasil membentuk badan kongres perempoean Indonesia, juga menetapkan fungsi utama perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa yang berkewajiban menumbuhkan generasi baru yang lebih sadar akan kebangsaannya.

Dan kemudian  pada tahun 1938, Kongres Perempoean Indonesia ke III dilaksanakan di Bandung, dan dalam kongres tersebut lahir usulan agar peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember 1928 dijadikan tonggak sejarah bagi kesatuan pergerakan perempuan Indonesia dan dijadikan sebagai Hari Ibu. Tapi  usulan  tersebut baru dikukuhkan 21 tahun kemudian melalui Keputusan presiden Nomor 316 tahun 1959 yang menetapkan Hari Ibu tanggal 22 Desember sebagai Hari Nasional yang bukan Hari Libur.

“Hari  tersebut merupakan pengakuan dan penghargaan atas jasa-jasa perempuan bukan hanya sebagai seorang ibu, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu, isteri maupun warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa serta sebagai pejuang, dalam merebut, menegakkan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional,” lanjut Giwo.

Sampai sekarang semangat Perjuangan tersebut masih dilaksanakan dengan semboyan “Merdeka Melaksanakan Dharma” yang mengandung arti bahwa persamaan hak, kewajiban dan kesempatan antara kaum perempuan dan kaum laki-laki merupakan kemitrasejajaran yang perlu diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi keutuhan, kemajuan dan kedamaian bagi bangsa Indonesia. Perempuan bukan hanya penerima dan penikmat kemerdekaan tetapi memiliki peran penting dan peran yang diperhitungkan

Pergerakan yang dilakukan perempuan Indonesia lanjut Giwo telah menghasilkan kesempatan yang sama dengan pria sehingga mewujudkan kemitra sejajaran untuk pembangunan bangsa tidak meninggalkan budaya Indonesia. Yakni bahwa perempuan sebagai ibu berperan menjadi guru pertama dan utama serta garda utama sebuah keluarga, perempuan menjadi kunci ketahanan untuk Indonesia maju melalui perannya dalam keluarga, dan perempuan menjadi penentu keberhasilan bangsa.

Giwo ingin implementasi dari Hari Ibu saat ini adalah perempuan tetap pada peran dan kodratnya terus mendukung mewujudkan pribadi perempuan Indonesia yang maju dan mandiri, berbudi pekerti luhur dalam mengisi kemerdekaan, menolong perempuan-perempuan yang tidak mampu, meningkatkan pendidikan perempuan melalui penguatan aksara budaya tulis, kecakapan hidup kewirausahaan perempuan, penghapusan perdagangan perempuan, penghapusan perkawinan anak dan masih banyak lagi masalah perempuan yang ada di masyarakat.

Dalam rangka Hari Ibu Ke-92 Tahun 2020 Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menyelenggarakan kegiatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Gebyar Kebudayaan Kowani Fair Online. Kegiatan tersebut dimulai tanggal 23 Nopember 2020 – 23 Desember 2020 dengan kegiatan antara lain membantu membangkitkan ekonomi UMKM khususnya binaan Kowani dengan menyelenggarakan Kowani Fair Online kerjasama dengan TokoPedia yang diikuti oleh UMKM termasuk UMKM umum,  Gerakan Pakai Masker yaitu mengkampanyekan protokol kesehatan cuci tangan, jaga jarak dan pakai masker untuk mengurangi laju pernularan Covid-19 di Indonesia.

Uli Silalahi

Lalu Kowani juga menyelengarakan beberapa Webinar dengan beberapa topik yang membangkitkan semangat kesatuan dan persatuan bangsa serta menyelenggarakan berbagai Workshop yang membangkitkan semangat cinta dan bangga produk buatan Indonesia.

Kegiatan lain diantaranya menyelenggarakan kegiatan Diskusi Publik Penguatan Hak-Hak Perempuan penyandang disabilitas dan donasi alat bantu dengar, mendorong Pemerintah/Pemda, Ormas dan Elemen masyarakat lainnya untuk peduli kepada disabilitas, mengkampanyekan pentingnya minum jamu untuk menjaga kesehatan dan melestarikan budaya Indonesia.

Kowani bahkan akan mengajukan permohonan kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Sekretaris Negara agar Pemerintah Indonesia menetapkan Hari Jamu Indonesia untuk memberi peluang Jamu bisa menjadi Warisan Budaya yang diakui oleh The United Nations Educational, Scientific and Culture Organization (UNESCO).

sumber link: https://menara62.com/kowani-akan-terus-berjuang-kembalikan-makna-hari-ibu/?fbclid=IwAR2-jIe6ZwS75nAbCyEOoSbaUPGva9l4u26ieOdLPefsB18SG13XsBQVmF0

Baca juga: http://possore.com/2020/12/22/giwo-rubianto-makna-hari-ibu-momentum-kebangkitan-perempuan-indonesia-bukan-mothers-day/

https://daerah.sindonews.com/read/276808/701/kowani-dorong-pemerintah-tetapkan-hari-jamu-indonesia-1608621163

Youtube: https://youtu.be/VtLUdpuY1hQ

Facebook: https://www.facebook.com/photo?fbid=3473162546135938&set=pcb.3473162779469248

SOSIALISASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI BIDANG HUKUM

Zoominar: *SOSIALISASI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI BIDANG HUKUM* Kerjasama Kowani dengan YLBH & MK Kowani dan YKAR Kowani, diselenggarakan pada tanggal 23 November 2020.

Topik:

1. Mengembangkan Karakter Kepemimpinan Perempuan melalui Pendidikan Keluarga.

2. Kepesertaan perempuan di Pemerintahan – Peluang dan Tantangan

Facebook: https://www.facebook.com/humas.kowani/posts/3397972113654982

Live Youtube: https://youtu.be/BgIeWH4maCg

Kowani Lapor KPAI Terkait Dugaan Pelibatan Anak Dalam Demo RUU HIP

Pada momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang jatuh pada hari Senin (29 Juni 2020), Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang diwakili oleh Wasekjen Kowani Ibu Chamsiar AR, SE dan Ketua Bidang Sosial, Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga (Soskeskel) Kowani Dr. Khalilah, M.Pd dan beberapa pengurus Bidang Soskeskel mendatangi Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jalan Teuku Umar No.10, Gondangdia Menteng, Jakarta Pusat.

Kedatangan Kowani yang diterima oleh Komisioner KPAI  Bapak Jasra Putra, S.Fil, M.Pd  dan Dr. Susianah Affandy, M.Si tersebut dalam rangka menyampaikan laporan tentang pelibatan anak dalam demonstrasi penolakan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) oleh FPI, GNF MUI, Alumni 212 dan Edy Mulyadi selaku Koordinator Lapangan Aksi Demonstrasi Penolakan RUU HIP yang terjadi di Depan Gedung DPR RI Pada Tanggal 24 Juni 2020 lalu.

Menurut Ibu Khalilah, Kowani prihatin dan menyayangkan karena ditengah kondisi dunia dan bangsa kita yang sedang mengalami krisis Pandemi Covid 19 anak-anak justru dilibatkan dalam kegiatan demonstrasi. Hal ini telah melanggar Pasal 15 UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan perlu diteruskan untuk diproses secara hukum agar ada efek jera.

“Sebagai Ibu Bangsa Kowani harus turut berperan aktif melindungi Anak Indonesia generasi penerus bangsa agar pada tahun 2045 tepat Ulang tahun ke 100 Bangsa Indonesia dimana Bangsa Indonesia mengalami bonus demografi, Anak-anak Indonesia harus menjadi generasi emas yang unggul secara kualitatif tidak hanya secara kuantitatif”, tambahnya.

Dalam laporannya, Kowani melampirkan foto-foto anak-anak dalam demo dan berikut intisari pengaduan Kowani ke KPAI:

1. Kowani Meminta agar Pemerintah dapat mencegah pelibatan anak dalam aktifitas politik mengingat akan ada Pilkada serentak di 200 Kab/Kota di Indonesia. Anak harus terlindungi dalam kegiatan politik praktis yang sarat dengan kepentingan politik.

2. Anak-anak yang terlibat demo memiliki hubungan emosional dengan tokoh agama seperti Habib atau Kyai yang mengajak demo.

3. Anak-anak yang terlibat demo ternyata anak-anak yang sama pada demo-demo bernuansa politik yang lain seperti demo menolak hasil Pilpres, demo 212 dan sebagainya (hasil wawancara Tim)

4. Demo yang melibatkan anak-anak pada 24 Juni kemarin melanggar protokol kesehatan padahal penyebaran Covid-19 masih menjadi ancaman.

Ibu Khalilah berharap Kowani dan KPAI yang telah menandatangani MOU pada saat Pelaksanaan Raker Kowani yang pertama di Gedung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KemenPP dan PA) tanggal 19 Februari 2020 agar dapat bersama-sama melakukan perlindungan terhadap anak-anak Indonesia.

Peringati Hari Ibu Ke-90, Kowani Ziarah ke TMP Kalibata

Sebagai rangkaian peringatan Hari Ibu 2018, Dewan Pimpinan dan Pengurus Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang dipimpin Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd. bersama ratusan Ibu-Ibu dari 5 organisasi wanita lainnya yaitu Oase Kabinet Bersatu, Dharma Wanita, Bhayangkari, PKK, dan Dharma Pertiwi bekerjasama dengan Kementerian PP dan PA melakukan ziarah di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata Jakarta, Senin (17/12).

 

Hadir pada kesempatan tersebut Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama Mufidah Jusuf Kalla dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise yang menziarahi makam Hasri Ainun Habibie, Nelly Adam Malik dan Ratu Emma Norma Sudharmono.

 

Acara ziarah didahului dengan upacara dipimpin Ibu Iriana dengan menghadap tugu makam pahlawan disertai mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan dan dilanjutkan peletakkan karangan bunga di kaki tugu makam pahlawan.

 

Menteri Yohana Susana Yembise mengatakan tiga pahlawan perempuan yang dimakamkan di Kalibata memiliki peran besar bagi bangsa dan negara dan harus bisa menjadi teladan bagi para perempuan Indonesia.

 

Menurut Yohana, ketahanan keluarga sangat penting bagi ketahanan suatu bangsa. Perempuan sebagai seorang istri dan ibu memiliki peran penting untuk dalam membangun ketahanan keluarga.

 

Sementara itu Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto menuturkan ziarah ke TMP Kalibata menjadi rutinitas setiap tahun menjelang peringatan hari ibu. Tujuannya agar kaum perempuan tidak lupa dengan perjuangan kaum perempuan jaman dahulu dan lebih menghargai kemerdekaan.

“Sejak awal Kowani telah memperjuangkan agar Hari Ibu bisa diperingati setiap tahunnya oleh seluruh wanita Indonesia”, Jelas Giwo Rubianto.

Lebih jauh Giwo Rubianto menegaskan, “Hari Ibu adalah milik seluruh perempuan Indonesia, bukan milik segelintir orang saja”.

 

“Selamat hari Ibu untuk seluruh perempuan Indonesia

Sidang Umum Ke-35 ICW Dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Dimulai

Yogyakarta, 13 September 2018 – Sidang Umum ke-35 International Council of Women (ICW) dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Yogyakarta, Kamis, dimulai.

Sekitar 150 orang delegasi dari 18 negara anggota ICW, organisasi perempuan dunia di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah hadir di tempat acara di Hotel Grand Inna Malioboro.
Mereka datang dari Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Belgia, Fiji, Filipina, Finlandia, India, Indonesia, Korea Selatan, Lebanon, Malta, Papua Nugini, Prancis, Selandia Baru, Singapura, Swiss, dan Turki. Selain itu hadir pula delegasi dari Taiwan.

Sementara itu ribuan perempuan dari seluruh Tanah Air yang menjadi peserta Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia, juga telah tampak pada acara bersejarah ini karena mendatangkan seribu organisasi perempuan di tingkat pusat dan daerah.

Saat memberikan kata sambutan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan bangga ternyata ada seribu organisasi perempuan di Indonesia.

“Saya semula sangsi apakah benar ada seribu, ini seribu perempuan atau seribu organisasi perempuan, ternyata saya dapat konfirmasi, ada seribu organisasi perempuan di Indonesia, saya bangga,” katanya disambut tepuk tangan hadirin.

Pada acara itu, pihak Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Kowani atas pertemuan itu yang dihadiri oleh organisasi perempuan terbanyak yang mencapai seribu organisasi perempuan.

Rini Soemarno juga mendapatkan penghargaan sebagai tokoh perempuan. Rini menegaskan kedua acara yang diselenggarakan secara berbarengan itu tak akan menghasilkan apa-apa bila tak mampu memberdayakan perempuan.

Ia menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sangat memperhatikan soal pemberdayaan perempuan di berbagai bidang.

Rini menyebutkan delapan dari 34 menteri adalah perempuan, 92 perempuan merupakan kepala daerah, dan masih banyak lagi perempuan yang duduk di jajaran pimpinan di kementerian dan lembaga.

Begitu pula di BUMN, banyak perempuan telah duduk di jajaran direksi dan komisaris atau dewan pengawas.
Perempuan yang duduk dalam jajaran direksi, antara lain, Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati, Dirut PT Jasa Marga Dessi Aryani, Dirut PT ASDP Indonesia Ira Puspadewi, Presdir PT Sarana Multi-Infrastruktur Emma Sri Martini, Direktur Consumer Service PT Telkom Siti Choiriana.

Ada pula Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Mandiri Alexandra Iskandar, Direktur Bisnis Ritel PT BNI 46 Tambok PS Simanjuntak, Direktur Hubungan Kelembagaan PT BNI 46 Adi Sulistyowati, Direktur Konsumer PT BRI Handayani, Direktur Human Capital PT BRI R Sophia Alizsa. Selain itu Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Syofvi Felienty Roekman, Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis PT Surveyor Indonesia Rosmanidar Zulkifli, Direktur Keuangan, MSDM, dan Umum Perum LKBN Antara Nina Kurnia Dewi.

“Kita punya kekuatan untuk mendorong negara ini menjadi lebih kuat dan maju lagi,” katanya.
Ia mengatakan perempuan harus saling bekerja sama untuk bahu membahu mengatasi berbagai persoalan
oerempuan dan membangun bangsa.

Menteri BUMN Rini Soemarno duduk diapit oleh Presiden ICW (International Council of Women) Jungsook Kim dan istri Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta GKR Ratu Hemas dalam pembukaan Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia, di Yogyakarta, Kamis. Mereka duduk di barisan depan. Tampak pula di sebelah kiri Hemas adalah Ketua Umum Kowani (Kongres Wanita Indonesia) Giwo Rubianto Wiyogo, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X.  Sementara di sebelah kanan Kim adalah jajaran pimpinan ICW.
Pendopo Balkondes yang menjadi tempat acara pembukaan di halaman Hotel Grand Inna Malioboro itudipenuhi oleh ribuan peserta dua pertemuan yang diselenggarakan secara bersamaan itu.

Mereka tampil semarak warna-warni dengan berbagai model busana kebaya, bahkan ada yang mengenakan burung censerawasih yang telah diawetkan sebagai topi penghias kepala.

Delegasi dari luar negeri ada juga mengenakan pakaian unik dari negara mereka dan banyak pula yang mengenakan batik.

Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia diselenggarakan oleh ICW, Kowani (Kongres Wanita Indonesia), dan didukung penuh oleh Kementerian BUMN dan 35 BUMN, termasuk Kantor Berita Antara, yang berpartisipasi langsung menyukseskan dua pertemuan tersebut.

“Ini pertama kalinya Kowani mengadakan acara yang dihadiri oleh seribu organisasi perempuan di Indonesia,” kata Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo.

Giwo dalam sambutannya juga mengutip pernyataan mantan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kofi Anan yang menyebutkan saat anda mendidik seorang pria maka itu untuk personal tetapi saat anda mendidik perempuan maka anda sedang mendidik sebuah bangsa.

Hadir pula pada acara pembukaan itu Duta Besar Republik Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Lyudmila Vorobieva, Duta Besar Republik Islam Afghanistan Roya Rahmani, dan Dubes Republik Fiji
Seleina Dikawakawayali Veisamasama.

Sidang Umum ke-35 ICW bertema Mentransformasi Masyarakat Melalui Pemberdayaan Perempuan (Transforming Society through Women Empowerment) sedangkan tema Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia adalah 90 Tahun Perjuangan Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa Sejati Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Jaya.
Penyelenggaraan Sidang Umum ICW 2018 ini bertepatan dengan 130 tahun keberadaan organisasi ICW dan 90 tahun Kowani.

Rangkaian acara didahului dengan Pertemuan Dewan Direktur ICW pada 11-12 September 2018, Pembukaan Sidang Umum ke-35 ICW pada 13 September 2018, Temu Nasional Seribu Organisasi
Perempuan Indonesia pada 13-14 September 2018, Upacara Pembukaan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 September 2018, pelaksanaan sidang-sidang dalam Sidang Umum ke-35 pada 14-18 September 2018, berkunjung ke Balai Ekonomi Desa pada 18-19 September 2018 di sekitar kawasan Candi Borobudur,
Magelang, Jawa Tengah, dan Pertemuan Dewan Direktur Baru ICW pada 20 September 2018.

Delegasi ICW mulai tiba di Yogyakarta

Senin, 10 September 2018 17:48 WIB

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati

Delegasi ICW mulai tiba di Yogyakarta

Kabid Hubungan Luar Negeri DPP Kowani Hadriani Ulli Silalahi, Wakil Ketua Pelaksana III Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia Pramasaleh Hario Utomo, dan Ketua Panitia Pelaksana Gatot Subagio. (Foto Antara)

 Yogyakarta, 10/9 (ANTARA News) – Delegasi dari sejumlah negara yang akan mengikuti sidang umum International Council of Women mulai tiba di Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan yang akan berlangsung selama satu pekan mulai Kamis (13/9).

Sudah banyak delegasi yang tiba di Yogyakarta khususnya di hotel yang akan digunakan sebagai penginapan sekaligus tempat penyelenggaraan kegiatan,? kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Hadriani Uli Silalahi di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, akan ada sekitar 40 delegasi perwakilan negara dengan 169 peserta ditambah beberapa perwakilan dari kedutaan yang akan menghadiri pertemuan tersebut.

Saat ini, lanjut dia, delegasi yang sudah tiba di Yogyakarta di antaranya berasal dari Prancis, Selandia Baru, Turki dan akan disusul oleh delegasi dari berbagai negara lain termasuk keduataan seperti dari Rusia.

Sejauh ini, Uli menyebut, tidak ada kendala apapun terkait kedatangan delegasi peserta sidang umum ke-35 International Council of Women (ICW), sejak dari proses penjemputan di Bandara Adi Sutjipto hingga tiba di hotel.

“Mudah-mudahan tidak ada kendala dan keluhan apapun. Kami upayakan untuk bisa memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh peserta,” katanya.

Namun demikian, ia pun percaya jika peserta ICW yang akan hadir di Yogyakarta tersebut sudah cukup berpengalaman dengan berbagai kegiatan terkait pertemuan berskala internasional.

Sebagai lembaga nirlaba, lanjut Uli, pihaknya tidak memberikan penyambutan secara mewah bagi seluruh delegasi peserta sidang umum ICW karena kegiatan tersebut tidak difokuskan pada seremonial tetapi hasil yang nyata.

Kami ingin mengedepankan kesederhanaan, karena kami tidak ingin acara ini hanya bersifat seremonial saja,? katanya.?

Selain peserta, Uli pun memastikan bahwa Presieden ICW Kim Jung Sook dari Korea Selatan juga akan tiba di Yogyakarta pada Senin (10/9) pukul 19.40 WIB melalui Bandara Adi Sutjipto.

Beliau akan berada di Yogyakarta dan mengikuti seluruh kegiatan bersama delegasi lain hingga 22 September,? kata Uli.

Uli berharap, pertemuan tersebut memberikan dampak yang cukup luas ke dunia internasional yaitu menunjukkan bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan yang tangguh.

Selama ini, dunia internasional melihat bahwa perempuan Indonesia hanyalah perempuan yang ada di tempat kedua, tetapi melalui kegiatan ini kami ingin menunjukkan bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan yang selalu bisa diandalkan.

(T.E013/B/Z003/C/Z003)

Editor: Jaka Sugiyanta

COPYRIGHT © ANTARA 2018

Sumber link: https://m.antaranews.com/berita/747106/delegasi-icw-mulai-tiba-di-yogyakarta