Arsip Kategori: Berita Internasional

“Kalian saat ini berdiri di sisi yang benar dari sejarah!”

“Kalian saat ini berdiri di sisi yang benar dari sejarah!”

Teks surat Ayatullah Khamenei kepada para mahasiswa pendukung rakyat Palestina di universitas-universitas AS dipublikasikan sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahim

🔹 Saya menulis surat ini kepada generasi muda yang hati nuraninya menginspirasi mereka untuk membela perempuan dan anak-anak tertindas di Gaza.

🔹 Para pemuda mahasiswa yang terkasih di AS! Ini adalah pesan simpati dan solidaritas kami dengan kalian. Kalian saat ini berdiri di sisi yang benar dari sejarah -yang sedang berlangsung-.

🔹 Kalian saat ini telah menjadi bagian dari front perlawanan, dan di bawah tekanan brutal dari pemerintah kalian -yang secara terbuka membela rezim Zionis penjajah dan kejam-, kalian telah memulai sebuah perjuangan yang terhormat.

🔹 Front perlawanan besar di tempat yang jauh telah berjuang dengan persepsi dan perasaan kalian saat ini selama bertahun-tahun. Tujuan dari perjuangan ini adalah untuk menghentikan penindasan nyata yang dilakukan oleh jaringan teroris kejam bernama “Zionis” terhadap bangsa Palestina bertahun-tahun yang lalu dan telah menempatkan mereka di bawah tekanan dan penyiksaan paling berat setelah menduduki negara mereka. Genosida yang dilakukan rezim apartheid Zionis saat ini merupakan kelanjutan dari perilaku sangat kejam dalam beberapa dekade terakhir.

🔹 Palestina adalah tanah merdeka/independen dengan bangsa yang terdiri dari Muslim, Kristen, dan Yahudi, dan memiliki sejarah yang panjang. Setelah Perang Dunia, para kapitalis jaringan Zionis, dengan bantuan pemerintah Inggris, secara bertahap membawa beberapa ribu teroris ke negeri ini. Mereka menyerbu kota-kota dan desa-desanya. Puluhan ribu orang dibunuh atau diusir ke negara-negara tetangga. Mereka merampas rumah, pasar, dan lahan pertanian dari tangan penduduk Palestina, dan di tanah Palestina yang dirampas, mereka membentuk pemerintahan yang disebut Israel.

🔹 Pendukung terbesar rezim perampas ini, setelah bantuan pertama Inggris, adalah pemerintah AS, yang terus memberikan dukungan politik, ekonomi dan senjata kepada rezim tersebut dan bahkan membuka jalan bagi rezim ini untuk memproduksi senjata nuklir dengan cara yang sembrono dan tidak dapat dimaafkan.

🔹 Sejak hari pertama, rezim Zionis menggunakan kebijakan “tangan besi” terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya, dan mengabaikan semua nilai-nilai hati nurani, kemanusiaan dan agama, meningkatkan kekejaman, teror dan penindasan dari hari ke hari.

🔹 Pemerintah AS dan sekutunya bahkan tidak merasa sedih atau menyesal melihat terorisme sebuah negara dan penindasan yang berkelanjutan. Bahkan saat ini, beberapa pernyataan pemerintah AS mengenai kejahatan mengerikan di Gaza lebih bersifat munafik daripada kenyataan.

🔹 “Front Perlawanan” bangkit dari tengah atmosfer yang gelap dan keputusasaan ini dan pembentukan pemerintahan “Republik Islam” di Iran memperluas dan memberdayakannya.

🔹 Para pemimpin Zionisme internasional yang sebagian besar perusahaan media di AS dan Eropa adalah milik mereka atau berada di bawah pengaruh uang dan suap mereka, memperkenalkan perlawanan yang manusiawi dan berani ini sebagai terorisme! Apakah sebuah negara yang mempertahankan diri di negerinya sendiri melawan kejahatan penjajah Zionis adalah teroris? Dan apakah bantuan kemanusiaan kepada negara ini dan memperkuat persenjataannya dianggap sebagai bantuan terhadap terorisme?

🔹 Para pemimpin dominasi global bahkan tidak menaruh belas kasihan terhadap konsep kemanusiaan. Mereka menampakkan rezim teroris dan kejam Israel seolah-olah sedang membela diri mereka sendiri, dan menyebut perlawanan Palestina, yang membela kebebasan, keamanan dan hak untuk menentukan nasib sendiri, sebagai “teroris”!

🔹 Saya ingin meyakinkan kalian bahwa saat ini situasinya sedang berubah. Nasib lain menanti kawasan sensitif Asia Barat. Banyak hati nurani telah terbangun dalam skala global dan kebenaran tengah terungkap. Front perlawanan menjadi semakin kuat dan kokoh. Sejarah juga tengah berubah.

🔹 Selain kalian, mahasiswa dari puluhan universitas di AS, universitas dan orang-orang di negara lain juga ikut bangkit. Pendampingan dan dukungan para dosen universitas kepada kalian para mahasiswa merupakan peristiwa yang penting dan efektif. Hal ini dapat sedikit melegakan mengingat betapa parahnya tindakan polisi pemerintah dan tekanan yang mereka berikan kepada kalian. Saya juga bersimpati kepada kalian, kaum muda, dan menghormati resistensi kalian.

🔹 Pelajaran Al-Quran bagi kita umat Islam dan seluruh umat manusia di dunia adalah berdiri di jalan kebenaran: فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ (Maka, tetaplah beristiqamah (di jalan yang benar), sebagaimana engkau (wahai Muhammad) telah diperintahkan). Dan hikmah Al-Qur’an tentang hubungan antarmanusia adalah: لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ (Kalian tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan)). Dengan mempelajari dan mengikuti perintah-perintah ini dan ratusan perintah serupa, front perlawanan akan maju dan meraih kemenangan, insyaAllah.

Saya menyarankan kalian mengenal Al-Qur’an.

Seyyed Ali Khamenei – 25/5/2024

Kowani sebut pentingnya kesetaraan gender di keluarga pada sidang PBB

Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo menegaskan pentingnya kesetaraan gender dalam keluarga untuk mendorong pembangunan masyarakat dan bangsa.

“Saya percaya bahwa kesetaraan gender dalam keluarga akan membawa tiga manfaat penting. Pertama, menumbuhkan keharmonisan dan kedamaian. Kedua, meningkatkan kesejahteraan keluarga. Ketiga, membantu keuangan keluarga untuk mencapai kesetaraan dan pemberdayaan yang seimbang,” kata Giwo Rubianto Wiyogo dalam keterangan, di Jakarta, Kamis.

Hal itu disampaikannya dalam side event Commission on the Status of Women (CSW) atau Sidang Komisi Status Perempuan ke-68 di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat.

“Ini bukan hanya tentang kesetaraan status pasangan, sehingga mereka memiliki peran yang sama dalam pengambilan keputusan atau perencanaan keluarga untuk masa depan, tetapi juga tentang berbagi tanggung jawab rumah tangga, mencari nafkah, dan pengasuhan anak di antara pasangan,” katanya.

Dikatakannya, keluarga yang kuat dan saling mendukung akan memberdayakan laki-laki dan perempuan untuk untuk mencapai aspirasi mereka bersama-sama.

Namun, menurut dia, kesetaraan gender dalam keluarga masih relatif rendah.

“Tanpa adanya kesadaran gender dalam keluarga, maka akan terjadi kurangnya saling menghormati di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Padahal keseluruhan tatanan masyarakat dimulai dari keluarga,” katanya.

Kowani terus berkolaborasi dengan pemerintah, BKKBN, CSR, dan organisasi masyarakat lainnya termasuk Aliansi Pita Putih Indonesia, dan lainnya.

“Dalam advokasi kami untuk kesetaraan gender, Kowani menggarisbawahi komitmennya di 12 bidang. Kami dengan gigih meningkatkan kesadaran akan kesetaraan gender dan memerangi diskriminasi di berbagai platform, termasuk forum W20, International Council of Women (ICW), dan ASEAN Confederation of Women’s Organizations (ACWO) Forum,” katanya.

https://www.antaranews.com/berita/4010427/kowani-sebut-pentingnya-kesetaraan-gender-di-keluarga-pada-sidang-pbb

Buka Resmi ACWO Forum and Expo 2023, Wapres Sebut Organisasi Perempuan Miliki Peran Strategis Majukan ASEAN

JAKARTA, MENARA62.COM – Asean Confederation Of Woman’s Organization (ACWO) Forum and Expo 2023 resmi dibuka oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Selasa (24/10/2023). Kegiatan yang berlangsung di Gedung Smesco Jakarta tersebut dihadiri oleh Presiden ACWO Dr Cecilia M Dy, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo, Ketua Panitia ACWO Forum and Expo Hadriani Uli Silalahi dan lainnya.

ACWO Forum and Expo 2023 tersebut melibatkan delegasi dari 10 negara anggota ASEAN, satu negara observer yakni Timor Leste, 3 negara anggota W20 yakni Rusia, India dan Italia serta 1000 peserta perwakilan organisasi dan komunitas perempuan.

Melalui video, Wapres dalam sambutannya mengatakan perempuan memegang peran penting dalam memajukan dan menyejahterakan negara anggota ASEAN dan di kawasan ASEAN. Melalui wadah organisasi forum, perempuan dapat berkontribusi dengan cara saling bertukar pengetahuan, pemikiran dan pengalaman serta memperkuat persahabatan dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan yang menghambat upaya tersebut.

“Kerja sama juga mesti diperkuat untuk memastikan kesetaraan akses yang dimiliki perempuan terhadap pendidikan, kesempatan bekerja dan berusaha, maupun fasilitas kesehatan,” kata Wakil Ma’ruf Amin.

Dalam forum yang diselenggarakan oleh KOWANI tersebut, Wapres memberikan apresiasi atas konsistensi dalam memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan perempuan, mengingat organisasi perempuan adalah mitra penting pemerintah dalam menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan secara berkelanjutan di kawasan dan di dunia. Organisasi perempuan berada pada garda terdepan dalam pengarusutamaan isu-isu keadilan gender, serta implementasi kebijakan terkait pemberdayaan ekonomi perempuan, pembangunan yang inklusif, serta partisipasi politik dan kepemimpinan perempuan, baik di tingkat nasional, maupun di ASEAN.

Di samping itu, Wapres menilai kemajuan perempuan merupakan hal yang vital mengingat ketangguhan perempuan saat terpaan pandemi Covid-19 dinilai menjadi penggerak roda perekonomian melalui usaha mikro, kecil dan menengah. Perempuan merupakan kunci pembangunan keluarga.

“Perempuan merawat keluarga yang merupakan fondasi bagi terbangunnya masyarakat ASEAN yang kokoh. Kaum perempuan juga memainkan peran kunci dalam mengajarkan dan menebarkan nilai-nilai moderasi kepada generasi muda, yang dimulai dari keluarga,” terangnya.

Wapres berharap kegiatan ACWO Forum and Expo 2023 dapat memberikan banyak manfaat bagi perempuan di ASEAN. “Semoga forum dan ekspo ini menjadi ajang nyata bagi pemberdayaan perempuan ASEAN, serta memperkuat kapasitas dan jaringan kerja sama pelaku UMKM di ASEAN, dan mendukung ASEAN untuk terus menjadi kawasan yang damai, sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo dalam sambutannya mengatakan kegembiraannya melihat antusiasme peserta ACWO Forum and Expo 2023. Antusiasme ini antara lain bisa dilihat dari jumlah peserta yang melebihi kuota. “Dari delegasi luar negeri hadir 80 orang peserta, lalu juga dari Indonesia ada 1000 perwakilan organisasi baik anggota Kowani maupun organisasi mitra,” katanya.

Selain peluang untuk berkolaborasi antar organisasi perempuan di negara-negara ASEAN, kegiatan ACWO Forum dan Expo 2023 diharapkan juga dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan para peserta sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi para perempuan Indonesia.

Dalam rangkaian ACWO 2023 ini pihaknya juga melakukan perjanjian kerjasama dengan Italia terkait pemberdayaan perempuan di bidang pendidikan. Selain itu, juga dilakukan kerjasama dengan Rusia terkait program beasiswa, yang akan dimulai pada 2024 mendatang.

“Kita juga melakukan perjanjian kerjasama antara Italia, yaitu pemberdayaan perempuan dibidang pendidikan. Dimana ada pendidikan pembuatan sepatu dan tas dari kulit. Diberikan secara gratis. Sedangkan dengan pemerintahan Rusia perempuan Indonesia diberikan kesempatan program beasiswa. Mulai 2024 ada secara regular,” kata Giwo.

Lebih lanjut Giwo menjelaskan, bahwa kegiatan yang bertema “ASEAN Matters : Epicentrum of Growth” itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan perempuan dan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perempuan di lingkungan ASEAN.

ACWO Forum and Expo 2023 berlangsung 24-26 Oktober 2023. Selain talkshow, sejumlah agenda telah disiapkan antara lain forum diskusi, ACWO expo yang menampilkan UMKM binaan Kowani dan UMKM negara anggota ASEAN, gelar seni budaya, penanaman pohon bakau dan kunjungan wisata seputar Jakarta.

https://menara62.com/buka-resmi-acwo-forum-and-expo-2023…/

G20 Ministerial Conference for Women’s Empowerment

Bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Ketua Umum Kowani Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd didampingi Ketua Kowani Ibu Uli Silalahi menghadiri kegiatan G20 Ministerial Conference for Women’s Empowerment pada tanggal 2 sampai 4 Agustus di Gujarat India yang merupakan undangan dari Ministery of Women and Child development of the Republic of India.

Ibu Negara Iran Kunjungi Kowani, Bahas Peluang Kerjasama Pemberdayaan Perempuan Antar Negara

JAKARTA, MENARA62.COM – Ibu Negara Republik Islam Iran, Dr. Jamileh Alamolhoda berkunjung ke kantor Kongres Wanita Indonesia (Kowani) di Jakarta guna bertemu dengan para pimpinan organisasi perempuan di Indonesia, Selasa (23/5/2023). Kunjungan Isteri Presiden Iran tersebut sekaligus ingin berbagi pengalaman antar negara untuk kemajuan perempuan di dunia.

Dalam keterangan persnya, Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan Kowani sejak lama telah menjalin hubungan baik dengan para duta besar negara-negara sahabat yang bertugas di Indonesia. “Kedudukan Kowani di kancah international menjadikan saya sering berinteraksi dengan para pimpinan perempuan dari berbagai negara,” kata Giwo.

Iran menurutnya adalah negara yang sangat peduli dengan pendidikan dan perlindungan terhadap perempuan. Belum lama ini pula Ketum Kowani diundang ke Teheran pada acara Perempuan Berpengaruh se-dunia. Dari pertemuan tersebut, Ibu Negara Iran yang sangat terkesan dengan kemajuan perempuan Indonesia. Kemudian ingin berbagi bagaimana memajukan perempuan dan melindungi perempuan di seluruh dunia melalui tatap muka dengan para ketua organisasi perempuan Indonesia terutama di bawah federasi Kowani.

Dalam pertemuan tersebut disepakati kerjasama Kowani di bidang pemberdayaan perempuan dengan Iran lewat lembaga independen Goharshad.

“Jadi ada realisasi dari Direktur Goharshad, lembaga independen dari Iran yang akan bekerja sama dengan Kowani untuk membuat program-program nyata dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan, baik di bidang pendidikan maupun ekonomi,” lanjut Giwo.

Usai pertemuan, akan ada kesepakatan bersama untuk merealisasikan program-program nyata yang dilakukan Indonesia melalui Kowani dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan, yang bisa dilakukan di Indonesia maupun di Iran. Seperti ada pertukaran pelajar, dan pertukaran program-program. “Kita juga menyampaikan best practices yang dilakukan oleh perempuan Iran, di mana kita dapat mengambil yang baik-baik untuk dilakukan di Indonesia,” kata Jamileh pada kesempatan yang sama.

Iran juga mengusulkan agar Indonesia melalui Kowani dapat melaksanakan Kongres Kedua Perempuan Berpengaruh (Second Congress for influential Women) yang sebelumnya sudah dilakukan di Teheran, Iran.

Dalam kesempatan tersebut Ibu Negara Iran juga mengisahkan sedikit tentang sejarah didirikannya lembaga Goharshad, yang terinspirasi dari nama permaisuri yang pernah memimpin Iran di masa lampau.

“Goharshad adalah nama permaisuri yang hidup 800 tahun yang lalu. Mertua laki-laki beliau sangat berpengaruh memiliki banyak pengikut, dan dipercaya mencetuskan lahirnya Syiah, salah satu kepercayaan yang pada saat itu menimbulkan keributan antar sesama pemeluk agama Islam yang lainnya,” jelasnya.

Jamileh melanjutkan, meskipun pada saat kepemimpinan Goharshad terjadi banyak pergolakan, tetapi dia ingin supaya kejadian-kejadian yang mengikuti mertuanya tidak terjadi lagi. Goharshad adalah contoh perempuan yang memiliki karakter, kecerdasan, dan kasih sayang yang sangat tinggi. Dia berhasil mempersatukan peperangan dan perbedaan, sehingga mereka tidak lagi membunuh satu sama lain.

Lembaga Goharshad sendiri tiap tahun menyelenggarakan Goharshad Award, yakni ajang pemberian penghargaan kepada masyarakat Iran yang berprestasi. Pemberian penghargaan Goharshad yang akan berlangsung dalam waktu dekat yakni kepada para sutradara dan pembuat film yang bertema tentang perempuan.

Selama ini, Jamileh merasa bahwa perempuan di dunia selalu memiliki problematika rumah tangga, spiritualitas, dan biasanya film-film hanya menampilkan adegan-adegan tidak mendidik yang hanya mengeksploitasi perempuan untuk menarik simpati penonton.

“Kalau hanya mengeksploitasi perempuan dan bertengkar dengan laki-laki atau perempuan lain, maka tidak akan ada hasilnya, kita tidak akan mendapatkan apapun,” ujarnya.

Nantinya, akan ada pertukaran informasi dan teknologi bersama perguruan tinggi serta pertukaran pelajar dan kerja sama lain antara Kowani dan Goharshad di bidang pendidikan.

“Saya memohon kepada Kowani dengan berbagai lembaga dan organisasi untuk saling mengulurkan tangan dan bekerja sama, mari sama-sama memperjuangkan hak kita, utamanya di bidang pendidikan, dan pendidikan yang baik itu berasal dari lingkungan paling kecil yakni keluarga,” ujarnya.

Menurutnya, perempuan yang baik berasal dari keluarga baik, dan akan menjadi ibu yang baik pula, karena seorang perempuan memiliki tugas besar yakni menjadi pendidik dan sekolah pertama bagi anak-anaknya.

https://menara62.com/ibu-negara-iran-kunjungi-kowani…/

Ikuti Sidang di Markas PBB, Indonesia Sampaikan soal Praktik Baik dalam Kesetaraan Gender

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jajaran Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menghadiri sidang Commision on the Status of Women (CSW) ke 67 di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari 6 hingga 17 Maret 2023 di New York, Amerika Serikat.

Diketahui, ini adalah kesekian kalinya Kowani mendapat kesempatan kembali untuk menyelenggarakan langsung side event CSW67 yang baru saja diselenggarakan pada hari Rabu, (9/3/2023) yang juga bertepatan dengan hari International Women’s Day, yang juga masuk dalam acara pada agenda pagi hari di markas PBB.

Pada kegiatan side event ini, kolaborasi dilakukan antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak (KemenPPPA) dan Kowani.

Sidang tersebut dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Bintang Puspayoga, Wakil Tetap Indonesia untuk PBB, Arrmanatha Nasir serta 81 orang dari negara di dunia.

“Sejumlah pengalaman dan praktik baik dalam mengatasi persoalan kesetaraan gender dipaparkan dalam sesi tingkat menteri,” ujar Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam keterangannya, Kamis (9/3/2023).

Bintang juga menyampaikan bahwa Indonesia tengah berupaya mencapai kesetaraan gender melalui teknologi digital dan mempromosikan pendidikan.

Praktik baik yang disampaikan di antraranya Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).

Sebagai informasi, DRPPA merupakan desa yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak ke dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, serta pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa, yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, berkelanjutan.

Sementara itu, Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan pihaknya mewadahi 102 anggota organisasi perempuan dengan 90 juta anggota perempuan di seluruh Indonesia yang juga merupakan anggota tetap di PBB.

“Kami diberikan “special consultative status” pada UN ECOSOC sejak 1998 dengan wajib berpartisipasi dalam sidang PBB setiap tahunnya untuk berjuang demi kemajuan para perempuan, bukan hanya di Indonesia saja tetapi perempuan di seluruh dunia,” kata Giwo.

Kowani, dikatakan Giwo, memimpin rombongan sebanyak 32 pimpinan organisasi organisasi wanita di seluruh Indonesia dalam acara CSW67 di markas besar PBB.

Dalam sidang tahunan itu, hadir juga jajaran Kowani di antaranya Ketua Koordinator Bidang Hubungan Luar Negeri Hadriani Uli Tiur Ida Silalahi, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Tantri Dyah Kiranadewi.

Giwo menyampaikan resolusi dan inisiatif, khususnya organisasi sosial kemasyarakatan dan organisasi perempuan dalam melanjutkan programnya masing-masing untuk perempuan, dengan meningkatkan keterampilan dasar perempuan Indonesia.

“Seperti kemampuan literasi komputer dan digital terutama pada kurikulum sekolah dan bagaimana cara menggunakan strategi bisnis online dan digital untuk pemberdayaan ekonomi yang kini menjadi platform bisnis dan ekonomi pada umumnya,” kata dia.

Giwo mengatakan bahwa acara ini merupakan platform untuk belajar dan berbagi wawasan, praktik baik, dan gagasan yang dapat lebih mendukung peran dan partisipasi perempuan, dimulai dari langkah kecil yang mampu berubah menjadi lompatan besar untuk pemberdayaan perempuan di seluruh dunia.

Giwo juga menyampaikan bahwa dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, pihaknya telah menyelenggarakan Kowani fair sejak 1999 untuk memberikan fasilitasi, mediasi serta mengantarkan UMKM perempuan untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya dalam menjalankan perekonomian masyarakat agar dapat memberikan sumbangsih yang nyata dalam menggerakkan perekonomian bangsa.

“Pada saat pandemic Covid-19, Kowani tetap menyelenggarakan kowani fair secara online atau melalui zoom dengan memberikan pelatihan cara berjualan di marketplace mulai dari membuat photo produk sampai bisa berjualan didalam market place,” pungkasnya.

https://m.tribunnews.com/…/ikuti-sidang-di-markas-pbb…

Post Summit Women20 di Bali Indonesia Berharap Presidensi India Lanjutkan Isu Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender

W20 Presidensi Indonesia juga berharap empat isu utama terkait pemberdayaan perempuan yang telah ditetapkan selama presidensi Indonesia, dapat dilanjutkan pada W20 Presidensi India di tahun depan. Isu-isu tersebut meliputi menolak diskriminasi dan mendorong kesetaraan gender, UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan, respon kesehatan yang mengutamakan kesetaraan gender, serta perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas.

Nusa Dua, 14 November 2022. Post Summit Women20 (W20) baru saja berlangsung, 13-14 November 2022, di Nusa Dua, Bali. Pertemuan terakhir di Indonesia ini sekaligus menandai berakhirnya tongkat kepemimpinan W20 Indonesia pada tahun ini, sesuai dengan berakhirnya Kepresidenan Indonesia di forum G20. India yang akan memimpin G20 di tahun 2023 juga akan memimpin W20 di sepanjang tahun depan. 

Dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga, menyampaikan bahkan melalui Post Summit ini, W20 Presidensi Indonesia juga berharap empat isu utama terkait pemberdayaan perempuan yang telah ditetapkan selama presidensi Indonesia, dapat dilanjutkan pada W20 Presidensi India di tahun depan. Isu-isu tersebut meliputi:

  1. Menolak diskriminasi dan mendorong kesetaraan gender. 
  2. UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan. 
  3. Respon kesehatan yang mengutamakan kesetaraan gender. 
  4. Perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas.

Bintang Puspayoga menambahkan, pada isu pertama dan kedua, hal yang ditekankan adalah bagaimana mempromosikan kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus kebijakan diskriminasi. Selain itu, dijabarkan pula bagaimana mencapai inklusi ekonomi melalui dukungan terhadap UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Dibahas pula pentingnya merangkul interseksionalitas untuk mempercepat kemajuan pemberdayaan perempuan.

Sementara itu, pada isu ketiga dan keempat, W20 Indonesia lebih menekankan kepada respon kesehatan kaum marginal perempuan, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan dan penyadang disabilitas. Pada isu ini digambarkan bagaimana tantangan global terkait pandemi Covid-19 berdampak secara tidak proporsional terhadap perempuan. Pandemi sangat berdampak terhadap kesehatan ibu, keluarga, bahkan terhadap pelayanan bagi perempuan korban kekerasan berbasis gender. Lebih jauh, W20 ingin menyoroti respon terhadap kesehatan khususnya yang berkeadilan gender. 

Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi, menyampaikan bahwa untuk benar-benar mencapai kesetaraan gender, W20 perlu menekankan pentingnya akuntabilitas. Untuk itu, fokus G20 terhadap kesetaraan gender perlu untuk terus dipantau dan dievaluasi secara berkala. W20 Indonesia pun secara konsisten terus menyerukan kepada pemimpin G20 untuk mengeluarkan deklarasi yang berfokus terhadap pentingnya kesetaraan gender.

Uli juga menyampaikan, pada pertemuan terakhir W20 ini, Indonesia juga memastikan terlaksananya empat agenda utama, yaitu:

  1. Mendelegasikan peran W20 kepada masyarakat luas agar dapat berkontribusi pada lingkungan sekitarnya. 
  2. Memastikan Komunike W20 disampaikan dengan baik kepada pemimpin G20. 
  3. Mensosialisasikan rekomendasi W20 kepada pemimpin G20, sherpa, organisasi wanita, akademisi, pemangku kepentingan, dan publik sebagai fokus utama pada pemberdayaan perempuan. 
  4. Pelaporan dan proses serah terima dari komite W20 Indonesia kepada delegasi W20 India. 

“W20 menjadi working group dan engagement group pertama dari G20 presidensi Indonesia yang telah menyelesaikan post summit dengan hasil yang baik. Pencapaian ini sekaligus menunjukkan W20 presidensi Indonesia sebagai working group maupun engagement group terbaik dan terlengkap dalam menghasilkan komunike dan menyelesaikan seluruh rangkaian pertemuan sejak dimulai pada Desember 2021 yang lalu”, jelas Uli lebih jauh.

Dalam kesimpulan hasil post summit, Co-Chair W20 Indonesia, Dian Siswarini, menyampaikan, “Karena W20 Indonesia telah secara resmi menyerahkan Komunike W20 pada bulan Juli, saya berharap acara Post Summit ini akan terus memperkuat rekomendasi kami, sehingga permintaan kami akan didengar oleh para pemimpin dunia dan menjadi bagian dari diskusi KTT G20 mendatang.”

Komunike W20 Indonesia sendiri berisi rekomendasi kepada para pemimpin G20 untuk memastikan bahwa kepentingan perempuan serta anak perempuan menjadi bagian signifikan dari kepresidenan G20 Indonesia. Secara langsung, W20 Indonesia mendorong pemerintah untuk:

  1. Menindaklanjuti komitmen dalam mengimplementasikan roadmap G20 menuju dan melampaui Brisbane Goals.
  2. Membuat jaringan data gender G20 dan dasbor yang berisi hasil dari W20.
  3. Mengembangkan serta meningkatkan Strategi Nasional Gender Ekuitas dan Kesetaraan (NSGEE).

Dalam rangkaian post summit ini, terdapat 6 pembicara yang merupakan para delegasi W20 2022 yang berasal dari Indonesia, India, Italia, Rusia, Turki, dan Amerika Serikat. Masing-masing delegasi menjelaskan tentang 5 isu prioritas W20 yang dibahas dalam Komunike, yakni: non-discrimination and equality, women-owned and led MSMEs, gender equitable health responserural women, dan women with disabilities.

Pertemuan di Bali ini juga membahas sejumlah tema dengan menghadirkan pembicara dari Indonesia dan luar negeri. Ada Deputi Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Indra Gunawan yang membawakan materi mengenai diskriminasi, UMKM perempuan, dan perempuan di pedesaan. CEO AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine, membahas kepemimpinan perempuan serta peran sektor swasta dalam memberantas bias gender. Selanjutnya ada Kepala Sekretariat WeFi, Wendy Teleki, yang membahas mengenai keuangan serta inklusi ekonomi. Staf Khusus Bidang Fiskal dan Makroekonomi, Kementerian Keuangan Indonesia, Masyita Crystallin, membahas mengenai inklusi ekonomi dalam intervensi wilayah perempuan. 

Kemudian dilanjutkan dengan Staf Khusus Presiden RI, Angkie Yudistia, yang berbagi mengenai bagaimana mempekerjakan dan mempertahankan perempuan penyandang disabilitas di sektor publik. Selanjutnya, Forum Parlemen Eropa, Neil Datta, membahas kesehatan perempuan pedesaan dan kesehatan reproduksi seksual. Kemudian ada Walikota Kabupaten Garut, Rudy Gunawan, yang berbicara mengenai pemberdayaan ekonomi perempuan pedesaan melalui ekonomi kreatif. Setelah itu, ada Direktur Eksekutif Kebijakan Publik Global Organon, Noha Salem, yang fokus membahas bagaimana berinvestasi dalam penelitian dan teknologi medis untuk wanita dan anak perempuan. Terakhir dari Pusat Manajemen Kesehatan dari Vlerick Business School, Prof Dr Walter Van Dyck, yang meluncurkan hasil penelitiannya terkait pentingnya kebijakan terkait keluarga berencana.

Total tidak kurang dari 500 peserta yang merupakan delegasi dari sembilan negara turut hadir secara langsung pada W20 Post Summit di Bali ini. Mereka datang dari Argentina, Australia, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Rusia, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikan, Uni Eropa hingga Portugal. Menurut Dian, kehadiran dan antusiasme dari peserta luar negeri tersebut memperlihatkan bahwa upaya yang dilakukan W20 Presidensi Indonesia selama kurang lebih 11 bulan terakhir mendapatkan perhatian dari seluruh negara anggota G20.

Sepanjang kepresidenan Indonesia, W20 telah menggelar lima pertemuan dan aneka kegiatan yang menyertainya di lokasi yang berbeda. Lokasi-lokasi terpilih tersebut merupakan tujuan utama wisata Indonesia, dengan harapan pertemuan W20 akan bisa ikut mengangkat potensi wisata setiap lokasi. Pertemuan pertama berlangsung di Likupang Sulawesi Utara. Batu, Jawa Timur, dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai lokasi pertemuan kedua dan ketiga. Lalu berlanjut ke Manokwari, Papua Barat. Kemudian, sebelum post summit di Bali, KTT W20 Indonesia sempat berlangsung di Danau Toba, Sumatera Utara.

Tentang WOMEN20

Women20 (W20), merupakanEngagement GroupG20 yang membentuk jaringan pemberdayaan perempuan untuk mendorong pengadopsian komitmen G20 dalam isu perempuan. Tujuan utamaW20adalah untuk mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan sebagai bagian integral dari proses G20. Keanekaragaman dan partisipasi penuh sangat penting untuk mendorong ekonomi dan masyarakat yang tangguh, berkelanjutan dan layak, sedangkan sistem homogen menanggung risiko dan ketidakpastian. Pemberdayaan ekonomi perempuan dengan demikian sangat mendasar bagi dunia yang makmur dan penting untuk pertumbuhan ekonomi, ekonomi yang stabil dan pembangunan sosial.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Tri Wahyuningsih

W20Communications Team

Telp : +62817113369

Email :TriWahyu@XL.co.id

Sambut Kunjungan Presiden ICW, Ketum Kowani Paparkan Sejarah dan Program Kerja Kowani

President of International Council of Women (ICW) Martina Marandel mengadakan kunjungan kerja ke Kantor Kongres Wanita Indonesia (Kowani) di Jalan Imam Bonjol, Jakarta pada Minggu (17/7/2022). Kunjungan tersebut menjadi rangkaian dari kegiatan Women 20 (W20) Summit di Danau Toba, tepatnya di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang berlangsung pada 18-20 Juli 2022.

Kunjungan Martina Marandel disambut langsung oleh Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo bersama para pengurus DPP Kowani lainnya. Selain berdiskusi terkait W20 Summit, Martina juga melihat langsung proses pembuatan kerajinan kain ecoprint dari BKOW Kota Bogor.

“Kami bangga menerima kunjungan Madam Martina Marandel di mana ini merupakan kunjungan pertama setelah beliau terpilih sebagai Presiden ICW di Paris,” kata Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo dalam sambutannya.

Menurut Giwo, kunjungan Martina ke rumah perjuangan Kowani memiliki nilai yang penting dan strategis mengingat Kowani merupakan organisasi federasi perempuan dengan anggota terbesar dibanding organisasi perempuan dari negara manapun yang menjadi anggota ICW. Hingga saat ini tercatat 102 organisasi perempuan dari berbagai latar belakang yang berbeda telah bergabung di Kowani dengan anggota mencapai lebih dari 87 juta.

Sebagai organisasi federasi, Kowani yang lahir pada 22 Desember 1928 lanjut Giwo terus berjuang untuk meningkatkan derajat dan martabat kaum perempuan di Indonesia. Berbagai program telah dan akan terus dilaksanakan oleh Kowani dalam menjalankan visi dan misinya.

Beberapa kegiatan Kowani antara lain pemberdayaan pelaku ekonomi (UMKM) dari kalangan perempuan. Tidak hanya berupaya mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif, Kowani juga membantu para perempuan pelaku UMKM untuk mengembangkan diri. “Ada pelatihan-pelatihan terkait pemberdayaan ekonomi yang terus digelar oleh Kowani bekerjasama dengan berbagai pihak. Kami juga secara konsisten menggelar Kowani fair sejak tahun 1999 untuk mewadahi para pelaku UMKM perempuan,” tambah Giwo.

Dibidang kesehatan, Kowani juga memiliki berbagai program penting. Salah satu program tersebut adalah bermitra dengan pemerintah berjuang untuk menurunkan angka stunting yang sampai saat ini masih tinggi di Indonesia. Stunting menjadi fokus perhatian Kowani karena persoalan kekurangan gizi ini dapat berpengaruh terhadap mutu dan kualitas SDM generasi muda.

Dibidang hukum Kowani telah mengawal lahirnya UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dan akan terus mengadvokasi UU nomor 12 tahun 2022 tersebut. “Kowani sebagai anggota ICW berkomitmen untuk memperjuangan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai pusat diskusi global,” tandas Giwo.

Dibidang lain tentu masih cukup banyak, mulai dari bidang pendidikan, politik, hukum, lingkungan dan sebagainya.

Di tempat yang sama, Presiden ICW Martina Marandel menyampaikan kegembiraannya bisa mengenal negara Indonesia terutama para perempuannya yang cantik, aktif dan hangat. “Saya senang bisa mengenal dan bekerjasama dengan Kowani dimana tentu setiap negara memiliki perbedaan kultur, etnik, budaya, agama yang berbeda dan kita harus menghormatinya,” tuturnya.

Ia menyebut semua perempuan di mana pun berada harus tetap solid untuk bekerjasama mengangkat derajat dan martabat perempuan. Sebab sebagai asosiasi yang sangat besar, ICW tentu harus menganyomi negara-negara anggotanya dan membantu mereka keluar dari persoalan terkait perempuan.

Dalam kesempatan tersebut Martina juga berkisah tentang dirinya yang memiliki latar belakang sebagai pengusaha sejak usianya masih 25 tahun. Dalam perjalanan karirnya, kemudian Martina menjadi owner dari sejumlah perusahaan yang pada akhirnya bisa menyimpulkan pentingnya perempuan memiliki keberdayaan ekonomi.

“Menurut saya hal yang penting kita lakukan sekarang ini adalah bagaimana perempuan memiliki pendidikan dan bisa bekerja untuk menghadapi dunia yang penuh kompetisi. Ini mungkin sulit bagi usia kita, tetapi setidaknya perempuan generasi muda harus berada memiliki bekal untuk berkompetisi,” lanjutnya.

Martina juga berjanji membantu perempuan-perempuan di manapun melalui ICW untuk mengenal dunia digital. “Mungkin pertama yang akan saya lakukan adalah merapihkan website ICW agar kita jauh lebih interaktif,” tutup Martina.

Dalam kesempatan tersebut Martina juga memperoleh cinderamata berupa kain ecoprint hasil kerajinan BKOW Kota Bogor. Selanjutnya, Martina dan sejumlah pegurus DPP Kowani akan terbang ke Sumatera Utara guna mengikuti rangkaian kegiatan Women 20 Summit.

Sumber link: https://menara62.com/sambut-kunjungan-presiden-icw-ketum…/

Penyelenggaraan W20 di Papua Barat Lahirkan 6 Rekomendasi Moral

Acara plenary keempat rangkaian kegiatan Women 20 yang mengangkat priority issue “Inclusive Economic Growth to Build Resilience: Focus on Rural Women and Women with Disabilities”, berlangsung selama 2 hari, pada tanggal 8–9 Juni 2022 di Hotel Aston, Manokwari, Papua Barat dan dilaksanakan secara luring (offline) maupun daring (online).

Melalui acara ini, W20 ingin menyoroti pentingnya mengakui keragaman di antara perempuan dan memberikan rekomendasi yang menargetkan disadvantaged women, termasuk mereka yang berada di daerah pedesaan dan mereka yang memiliki disabilitas. W20 juga ingin berusaha membuat akses digital, pendidikan, dan perawatan kesehatan yang lebih inklusif.

Acara ini melahirkan sejumlah gagasan bersama yang nantinya akan dibawa ke forum yang lebih tinggi, yaitu KTT G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada bulan November mendatang.

Gagasan-gagasan tersebut kemudian dikenal sebagai 6 rekomendasi moral W20 dan tercantum dalam “Pesan Manokwari tentang Perempuan Pedesaan dan Disabilitas”.

Adapun dokumen yang berisikan pesan-pesan tersebut diberikan oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw kepada Ketua Umum Kowani, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd pada malam penutupan acara, Kamis (9/6).

Paulus juga berharap agar para delegasi dapat menjadi duta Papua Barat dalam menyampaikan pesan-pesan tersebut ke dunia internasional.

Adapun keenam pesan moral yang dimaksud secara keseluruhan adalah:

  1. Mendorong terbentuknya dunia yang damai dan bumi yang layak huni, bebas dari diskriminasi, konflik, dan perang serta menyerukan penghentian tindak kekerasan terhadap kaum perempuan, anak, dan penyandang disabilitas di berbagai belahan dunia.
  2. Mendorong diberikannya perhatian yang lebih dan adanya kebijakan yang pro kepada peningkatan kapasitas perempuan pedesaan dan disabilitas sesuai nilai-nilai kemanusiaan.
  3. Memberikan kesempatan dan akses yang seluas-luasnya bagi perempuan pedesaan dan penyandang disabilitas untuk mendapatkan pelayanan dasar (seperti kesehatan dan pendidikan), pelayanan publik, dan sumber-sumber pendapatan dan ekonomi dalam rangka kemandirian dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
  4. Mempercepat pembentukan kebijakan yang lebih permanen melalui legislasi atau produk regulasi yang melindungi dan meningkatkan kapasitas perempuan pedesaan dan penyandang disabilitas bagi negara atau daerah yang belum memiliki produk hukum tersebut.
  5. Kami mendukung penuh langkah-langkah konkrit dalam upaya peningkatan kapasitas perempuan pedesaan dan penyandang disabilitas oleh pemerintah masing-masing negara dan daerah sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan, penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga, peningkatan sumberdaya manusia, dan penyelamatan lingkungan hidup dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
  6. Secara khusus terkait event ini, kami mendukung Kebijakan Negara membangun dari Pinggiran sesuai Visi Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo, kebijakan tersebut mendorong percepatan pembangunan dan peningkatan pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan bagi perempuan pedesaan dan penyandang disabilitas sesuai semangat Pembangunan Berkelanjutan.

Ketum Kowani Sebut Aksesibilitas Anak Terhadap Internet Jadi Sorotan Delegasi ICW di Perancis

JAKARTA, MENARA62.COM – Aksesibilitas anak terhadap internet menjadi salah satu persoalan yang dibahas dalam The International Council of Women-CIF 36th General Assembly yang berlangsung di Avignon City Hall, Kota Avignon, Perancis 16-21 Mei 2022. Semua delegasi dari 37 negara yang hadir sangat mengkhawatirkan dampak dari mudahnya akses anak terhadap internet.

“Di banyak negara akses anak terhadap internet sudah sangat kebablasan, termasuk di Indonesia. Orang tua memberikan akses yang hampir tidak terbatas di tengah kesibukan orang tua menjalankan aktivitas atau pekerjaan sehari-hari,” tutur Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo dalam keterangan persnya terkait hasil General Assembly ICW di Perancis sekaligus halal bi halal Kowani, Jumat (27/5/2022).

Padahal lanjut Giwo, internet tidak selamanya aman untuk anak-anak, sehingga kebijakan pembatasan anak terhadap akses internet sudah seharusnya dilakukan oleh semua orang tua. “Paparan pornografi, kekerasan, radikalisme dan lainnya bisa terjadi melalui internet dan itu sangat berbahaya,” tegas Giwo didampingi Ketua Kowani Erry Simanjuntak dan Ketua bidang Humas Joice Yasmin Anshory.

Di negara-negara maju, akses anak terhadap internet sangat dibatasi. Pada jam-jam tertentu saja anak bisa memegang gawai dan mengakses internet. Itu pun mendapatkan pendampingan dan pengawasan dari orang tua.

“Selama kami di Perancis misalnya, tidak melihat anak memegang gawai. Orang tua memberikan susu, makanan atau buku kepada anak-anaknya, ketika mereka sedang sibuk, bukan memberikan gawai agar anak menjadi tenang,” tukas Giwo.

Menurut Giwo, internet bagi anak satu sisi memang memberikan dampak positif. Karena bagaimana pun, kini sumber belajar banyak tersedia di internet. Tetapi di sisi lain, internet juga membawa dampak negative. Salah satunya adalah praktik kejahatan seksual grooming yang kini banyak mengincar anak-anak. Praktik kejahatan seperti ini menyulitkan orang tua untuk mengantisipasinya mengingat tidak setiap orang tua familiar terhadap media sosial.

Waspada Grooming

Giwo yang juga Vice President International Council of Women (ICW) menyebut bahwa kejahatan seksual dengan modus grooming selama ini menjadi bentuk kejahatan yang sulit untuk dikenali oleh orang tua maupun masyarakat. Sebab pelaku menyembunyikan kejahatannya dengan sikap yang sangat ramah kepada anak yang menjadi calon korban. Pelaku membangun kedekatan dengan anak-anak tidak hanya dalam satu atau dua hari, bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan hitungan tahun.

“Apalagi kini menggunakan media sosial. Tentu ini akan jauh lebih sulit bagi orang tua untuk mendeteksinya sejak awal,” tambah Giwo.

Menurut Giwo, media sosial kini menjadi hal lumrah dan banyak diakses oleh anak-anak. Mereka bahkan memiliki akun pribadi yang kadangkala orang tua tidak mengerti atau tidak mengetahuinya.

Akses terhadap media sosial inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan grooming untuk menyasar korbannya di kalangan anak-anak. Mereka sering menggunakan akun palsu yang mencatut nama atau foto orang yang sangat familiar dengan anak-anak. Kadang guru, kadang publik figure, artis atau tokoh yang banyak diidolakan oleh anak-anak. Dengan figur-figur yang dikenal anak, maka pelaku akan jauh lebih mudah untuk menarik simpati dan perhatian anak-anak. Apalagi melalui media sosial, komunikasi bisa dilakukan pelaku kapan saja, tidak terbatas oleh waktu dan tempat.

Demi mendapatkan simpati sang anak, pelaku juga tak segan memuji-muji korban, bersikap ramah, bersedia menampung keluh kesah anak dan menjadi teman curhat anak. Komunikasi yang dilakukan secara intensif ini lambat laun akan membuat hubungan keterikatan antara anak dengan pelaku.

Ketika sudah terbangun ‘kedekatan’ dengan anak, pelaku akan meminta anak berfoto atau merekam video cabul baik dengan cara yang santun maupun memaksa dan penuh ancaman.

Giwo menyebut dampak kejahatan grooming ini amat serius, karena anak korban kejahatan grooming bisa menunjukkan gejala psikologis yang memburuk, emosi yang tidak terkontrol dan juga gangguan secara fisik. Anak menjadi lebih sensitive, dan suka menyendiri.

Mengingat bahaya kejahatan grooming ini, Giwo mengimbau orang tua untuk mewaspadainya. Jangan mudah percaya pada orang asing yang memiliki hubungan baik dengan anak. “Jika ada orang asing yang gemar memberikan hadiah pada anak, mengajak anak jalan atau hal-hal lain diluar kewajaran, sebaiknya hati-hati. Cek media sosial anak, cari tahu siapa kawan atau orang yang dekat dengan anak,” tegas Giwo.

Dan hal yang paling penting adalah membatasi akses anak terhadap internet. Jika memang anak harus mengakses internet, maka orang tua wajib melakukan pendampingan. “Jangan biarkan sebebas-bebasnya anak bermain internet,” tutup Giwo.

link: https://menara62.com/ketum-kowani-sebut-aksesibilitas-anak-terhadap-internet-jadi-sorotan-delegasi-icw-di-perancis/?fbclid=IwAR3ggZyAhjkh-ZA7sNN2MQIH5aoCOi1xxpIrFmeriyAu8wSxRAci0vC8zbQ

baca juga:

https://www.sonora.id/…/waspada-kejahatan-seksual-via…

https://www.krjogja.com/…/waspada-kejahatan-seksusal…/

https://m.tribunnews.com/…/cegah-kejahatan-seksual…

https://suarakarya.co.id/icw-tabuh-genderang…/41303/

https://www.antaranews.com/…/kowani-minta-orang-tua…

https://possore.com/giwo-minta-orang-tua-waspadai-kasus…/

https://waspada.id/…/bkowsu-peserta-halal-bi-halal…/