Berkolaborasi dengan Komunitas Pecinta Kebaya Indonesia dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (KPPA), Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menggelar kegiatan Talk Show dan Parade Kebaya sebagai bagian dari Side Event Hari Kebaya Nasional di Kantor KPPA pada Selasa (28/5/2024). Mengambil tema “Perempuan dan Warisan Tradisi Kebaya”, kegiatan tersebut dibuka resmi oleh Menteri PPA Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Dalam sambutannya, Menteri Bintang menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan Talk Show dan Parade Kebaya yang digelar oleh Kowani sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Kebaya Nasional yang pertama pada 24 Juli 2024 mendatang.
Menurut Menteri Bintang, kebaya adalah jati diri perempuan Indonesia dalam bentuk pakaian yang sangat penting sebagai bagian dari budaya bangsa. Karena itu upaya melestarikan kebaya harus terus digencarkan baik melalui ruang tertutup seperti talkshow, seminar juga ruang terbuka seperti parade kebaya yang melibatkan generasi muda.
“Jangan sampai kebaya hanya identic dengan perayaan hari-hari tertentu. Tetapi harus pula dikenakan lebih luas lagi oleh perempuan Indonesia,” kata Bintang.
Karena itu selain kualitas, kebaya harus ditampilkan dengan model yang terus mengikuti perkembangan jaman. Penting pula memberikan apresiasi kepada insan dan organisasi yang peduli pada pelestarian kebaya seperti yang dilakukan oleh Kowani.
Kowani sebagai mitra strategis Kemen PPPA dalam pembangunan diharapkan akan terus membangun sinergi dan kolaborasi dalam hal membumikan pesan-pesan kebudayaan melalui pakaian kebaya. Jika terinternalisasi dalam diri setiap perempuan yang mengenakannya, maka kebanggaan terhadap kebudayaan Indonesia semakin mengakar dalam hati serta kecintaan pada tanah air dan bangsa semakin kuat.
“Kita berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi generasi muda dalam mencintai Indonesia dan menjadi spirit dalam mewarisi dan melestarikan kebaya sebagai budaya tak benda, serta terus-menerus berinovasi dalam mengenalkan kebaya bukan hanya dalam lingkup lokal, nasional tetapi juga dunia internasional,” pungkas Menteri PPPA.
Sementara itu Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo dalam sambutannya mengatakan kebaya sebagai busana nasional perempuan Indonesia memiliki sejarah panjang dan mempunyai andil dalam proses kemerdekaan. Salah satu peristiwa besar dalam sejarah kebaya adalah ketika digelar Kongres Wanita Indonesia X tahun 1964 di Istora Senayan, Jakarta dimana kegiatan tersebut dihadiri oleh Presiden Soekarno dengan peserta 7000 perempuan yang mengenakan kain kebaya,” ujar Giwo.
Peristiwa bersejarah itulah yang kemudian menjadi dasar diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 19 tahun 2023 tentang penetapan Hari Kebaya Nasional. Dengan terbitnya Keppres tersebut, Kowani berkomitmen untuk terus menggaungkan dan mensosialisasikan baju kebaya baik ditingkat nasional maupun internasional.
Menurut Giwo, kebaya dalam dinamika sejarahnya memiliki makna dan filosofi yang berubah – ubah sesuai dengan kebutuhan jaman, yang dipengaruhi oleh situasi politik, adat, budaya, gaya hidup, tren maupun keinginan pribadi. Bentuknya yang sederhana dapat disebut sebagai wujud kesederhanaan masyarakat Indonesia.
“Jaman dahulu kebaya hanya digunakan oleh Wanita bangsawan. Namun kurun tahun 1945 hingga kini, kebaya mulai dikenakan oleh masyarakat luas di Indonesia,” lanjut Giwo.
Berdasarkan makna sejarah, filosofi, antropologi, heritage dan sebagai alat diplomasi dalam rangkaian melestarikan budaya bangsa maka kegiatan “Bangga Berkebaya” pada peringatan Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada 24 Juli merupakan langkah yang strategis untuk mengawal anak bangsa dalam hal pendidikan, pengetahuan mereka terhadap budaya bangsa termasuk memperkanalkan kebaya secara utuh merupakan langkah penting dan mendesak.
Giwo menilai untuk melestarikan kebaya itu sendiri, dibutuhkan peran para perempuan yang tidak hanya sebagai pemakai kebaya tetapi juga bagaimana menjaga, merawat dan melestarikan eksistensi kebaya untuk ke depannya. Kebaya menjadi produk budaya yang penting untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya sehingga kebaya sebagai warisan tradisi tidak akan tersapu zaman.
Sebelumnya Ketua Penyelenggara HKN Prof. Dr. Masyitoh Chusnan dalam sambutannya mengatakan Kowani telah melakukan serangkaian kegiatan menuju puncak Hari Kebaya Nasional Juli mendatang. “Setelah melaksanakan Webinar Aku dan Kebaya pada tanggal 10 Mei 2024 yang lalu, hari ini Kowani melalui Divisi Side Event Panitia HKN 2024 menyelenggarakan Talk Show dan Parade Kebaya dengan tema Perempuan dan Warisan Tradisi Kebaya,” kata Prof Masyitoh.
Kegiatan kali ini digelar secara hybrid dengan peserta berasal dari berbagai organisasi perempuan di Indonesia. Tercatat lebih dari 1000 peserta bergabung baik secara daring maupun luring.
Kegiatan Talk Show Kebaya menghadirkan 4 pembicara yakni Ketua MWA USU, Dr. Nurmala Kartini Syahrir yang membawakan tema Perspektif Kebaya Sebagai Identitas Bangsa Indonesia, Dekan Fakultas Sejarah UI Dr Bondan Kanumoyoso yang membawakan topik Perspektif Kebaya dari Akademisi, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). Dr. Itje Chodidjah, MA yang membawakan topik Perspektif Kebaya oleh Pemerintah, dan Dosen FIB UI, Ir. Indiah Marsaban, MBA dengan topik Perspektif Kebaya Mewakili Komunitas Pecinta Kebaya Indonesia. Sedang Parade Kebaya dilakukan oleh PPWN Pimpinan Etty Nafis, Designer Kebaya Nasional.