Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Daerah yang kami datangi adalah Kawasan di sekitar Sungai Ciberang di Desa Banjarsari, Lebak Gedong, Provinsi Banten, termasuk kawasan yang paling parah diterjang banjir bandang pada awal tahun 2020 dengan total pengungsi mencapai 3.227 KK yang tersebar di delapan pos pengungsian.
Kabupaten Lebak Terbagi atas 28 Kecamatan, 340 Desa dan 5 Kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Lebak terletak di Kecamatan Rangkasbitung.
Banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten, merusak sejumlah bangunan dan fasilitas umum seperti rumah, sekolah, hingga jembatan. Ada 6 Kecamatan yang rusak parah yaitu Kecamatan Sajira, Kec. Pucung, Kec. Leuidamar, Kec. Lebak Gedong, Kec. Cipanas dan Kec. Curugbitung; 2.167 rumah terendam air; 306 rumah rusak berat dan 274 rumah rusak ringan serta 7 jembatan putus.
Bencana ini juga merusak 489 hektare lahan pertanian masyarakat. Begitupun hewan ternak beserta kandangnya, ikut hanyut.
Hulu Sungai Ciberang mulai dari blok Cibuluh sampai Lebak Sampay Desa Lebak Situt, terdapat kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI) dengan luas area mencapai 178 hektare.
Namun dari jumlah tersebut, hanya 60 persen yang masih aktif. Sisanya ditinggalkan oleh penambang emas liar atau gurandil.
Lubang-lubang tambang yang ditinggalkan tersebut dituding menjadi penyebab longsor hingga materialnya jatuh ke sungai dan memicu banjir bandang.
Ketua Bidang Sosial, Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga (Soskeskel) Kowani, Dr. Khalilah, M.Pd mengajak seluruh masyarakat agar senantiasa berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
“Bantulah korban bencana maka kita akan mendapatkan banyak manfaat diantaranya terasahnya rasa empati kita, rasa bersyukur kita, rasa berbagi kita, dan rasa bahagia kita karena kebersamaan dalam suka dan duka” ajak Ibu Khalilah.
Pada kegiatan Baksos ke titik bencana tersebut Kowani menyalurkan satu box mobil baju layak pakai, sembako dan alat tulis, susu, jajan, serta krayon untuk anak-anak.