Hari pertama, Pembukaan diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI, Ibu Nila Moeloek, dengan penyampaian Sambutan serta pemukulan gong secara simbolis.
Pada hari kedua, Ketua Umum Kowani, DR. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd. menjadi narasumber dengan paparannya yang bertema “PERAN SERTA ORMAS PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA”.
Ibu Giwo menyerukan kepada Organisasi Masyarakat (Ormas) untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu wujud partisipasi aktif tersebut adalah menyelenggarakan kegiatan dan membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). KOWANI bersama 17 Ormas lainnya di Indonesia telah menggerakkan partisipasi masyarakat dalam rangkaian kegiatan PHBS bekerjasama dengan Pemerintah.
Dalam ajakan partisipasi memperkuat pembangunan kesehatan di Indonesia yang disampaikan oleh Ibu Giwo saat menyampaikan materi Talkshow “Peran Serta Ormas Perempuan dalam Pembangunan Kesehatan di Indonesia” pada acara Women’s Health Expo yang dihelat di Puri Agung Sahid Hotel Jakarta, Minggu 24 April 2016 itu, Ibu Giwo mengatakan bahwa SDG’s yang dimulai sejak akhir Tahun 2015 mengarahkan pada integrasi pembangunan nasional yang idealnya akan memudahkan kita berkoordinasi juga dalam bidang kesehatan.
Disampaikan lebih lanjut, bahwa perempuan dapat mendorong upaya pencapaian SDG’s dengan memperkuat peranannya sendiri dalam kelompok masyarakat sekreatif mungkin, karena:
Pertama, sebagai pengelola suplai pangan dan pengolah bahan pangan di tingkat rumah tangga, perempuan memiliki potensi untuk memperbaiki kebutuhan gizinya sendiri maupun anggota keluarganya. Upaya penggerakan dapat dilakukan melalui peningkatan wawasan dan kesadaran perbaikan gizi dengan fokus 1.000 hari pertama kehidupan, serta pemberdayaan untuk mengubah perilaku konsumsi sesuai prinsip Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kedua, sebagai Kelompok rentan resiko kesehatan, perempuan berhak meningkatkan wawasan kesehatannya untuk mendapatkan akses penuh kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi di sepanjang daur hidup.
Ketiga, sebagai individu yang gemar bersosialisasi perempuan memiliki peluang dan hak untuk mengakses pelayanan kesehatan di sekolah, tempat kerja, Posyandu, maupun kegiatan sosial lainnya di lingkungan tempat tinggalnya.
Dijelaskan pula oleh Ibu Giwo, bahwa Kowani sebagai organisasi Federasi yang tertua dan terbesar di Indonesia, berdiri pada tanggal 22 Desember 1928 dan sekarang beranggotakan 86 organisasi perempuan di tingkat pusat dengan 52 juta anggota yang tersebar sampai ke akar rumput, seharusnya mampu mendorong upaya pencapaian SDG’s dengan memperkuat peranannya sendiri dalam kelompok masyarakat sekreatif mungkin.
PARTISIPASI MASYARAKAT PERKUAT PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA
Dalam paparannya, Ibu Giwo merujuk konsideran UU 36 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan, dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.
Menurut Ibu Giwo, saat ini telah terjadi perubahan paradigma pembangunan kesehatan yang dulunya bertumpu pada orang yang sakit (15%), kini bertumpu pada orang-orang yang sehat (85%). “Artinya pembangunan kesehatan tidak dilakukan semata hanya kuratif, namun juga menitikberatkan pada peningkatan kesehatan masyarakat agar berdaya guna dalam pembangunan”, tukas Ibu Giwo.
Paradigma sehat yang dimaksud itu bertumpu pada:
Pertama, promosi kesehatan dengan harapan adanya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan vitalitas penduduk yang sehat (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit melalui olah raga, fitness dan vitamin.
Kedua, upaya pencegahan penyakit melalui gerakan imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.
Ketiga, pencegahan, pengendalian, penanggulangan, pencemaran lingkungan serta perlindungan masyarakat terhadap pengaruh buruk (melalui perubahan perilaku).
Keempat, memberi pengobatan bagi penduduk yang sakit, (15%) melalui pelayanan medis.
“Itulah mengapa kami tekankan agar Pemerintah tidak meninggalkan masyarakat. Jika Pemerintah ditopang oleh partisipasi masyarakat yang kuat maka pembangunan kesehatan di Indonesia juga akan berhasil gemilang,” ujar Ibu Giwo.
KOWANI TURUT BERPARTISIPASI MENGISI STAND DENGAN TES MAMOGRAFI DAN PEMERIKSAAN DIMENSIA GRATIS
Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, stand Kowani membuka pendaftaran untuk tes mamografi gratis serta memberikan pemeriksaan dimensia secara gratis. Jumlah pengunjung yang hadir pada acara ini sebanyak 750 orang.
Tahun ini, The 8th Annual WOMEN`S HEALTH EXPO & BAZAAR 2016 mengusung tema “Healthy Lifestyle Happy Family”. Ketua Umum Panitia WHE DR. Dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR. menjelaskan bahwa selain talkshow dan pemeriksaan kesehatan keluarga selama dua hari berturut-turut, serta sederet talkshow, pihaknya juga menyiapkan sejumlah booth untuk pemeriksaan kesehatan dan klinik berhenti merokok.
Secara khusus, WHE 2016 dimeriahkan dengan senam bersama dan lomba merias wajah serta lomba mewarnai bagi anak-anak usia 7-10 tahun. Tak ketinggalan pula adanya pameran dan bazaar serta aneka doorprize menarik.
[Susianah Affandy, Kabid. Soskeskel Kowani]