60. WANITA BUDDHIS INDONESIA
(WBI)
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI
Sejak bangkitnya kembali agama Buddha di Indonesia sekitar tahun 50-an,
sudah terdapat seksi-seksi wanita dari berbagai Wihara, yang kemudian
pada tahun 70-an terbentuk organisasi dan koordinator berbagai cabang
dan seksi Wanita Buddhis. Pada saat itu tidak ada sekte-sekte atau majelis
agama, semuanya masih merupakan kesatuan dari perjuangan umat Buddha
dibawah panji Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI). Pada tanggal
14 Juli 1973 terbentuk Wanita Buddhis Indonesia, dimana pengurus aktifnya
termasuk Ibu Sujata, Ibu Visakha Gunadharma. Generasi penerusnya merasa perlu adanya koordinator
dan bentuk organisasi yang lebih mantap. Maka tahun 1976 di Bandung diadakan re-organisasi. Dengan
bantuan Sangha Agung Indonesia dapat dibentuk/dikoordinir wanita-wanita dari wihara-wihara dari 18
propinsi. Wadah itu tetap bernama Wanita Buddhis Indonesia disingkat WBI.
Dengan Ketua Umum DR. Parwati Soepangat, MA tahun 1986 dimulailah usaha-usaha
pendekatan untuk melaksanakan Kongres pertama. Pada tanggal 7 Januari 1987 Pengurus Pusat WBI
yang terdiri dari Ketua dan Anggota Pengurus lainnya diterima oleh Direktur Urusan Agama Buddha di
kantor Departemen Agama untuk menjelaskan maksud Kongres tersebut. Pertemuan itu dihariri pula
oleh Pengurus Pusat Walubi dan Majelis-majelis Agama yang saat itu sedang rapat. Sesudah diutarakan
oleh Ketua Walubi, Biku Girirakhito selaku Ketua Walubi Pusat memberi dukungan penuh. Masingmasing
majelis di Walubi memberi sambutan positif dan anjuran adanya Wadah tunggal, dan bersedia
membantu terlaksananya Kongres pertama.
Pada tanggal 17 Februari 1987 di Gedung Wanita Nyi Ageng Serang, Jakarta Kongres Wanita
Buddhis Indonesia yang di hadiri lebih dari 1.000 orang. Sesudah perdebatan yang hangat antara
wakil-wakil majelis yang telah ada, atau membuat wadah baru, maka WBI dengan kebesaran hati demi
kerukunan, meleburkan diri dan bersama membentuk wadah baru dengan nama Keluarga Besar Wanita
Buddhis Indonesia (KBWBI) dengan Ketua Umum DR. Parwati Soepangat, MA dan ketua-ketua yaitu
Sri Utami Oka Diputhera, dr. Somali Tamsil dan Aryani Wijaya, SH. Seiring terjadinya konflik dalam
tubuh Walubi, gerak langkah organisasi KBWBI selaku wadah tunggal lintas sekte pun tersendat,
terutama pada tingkat akar rumput. Sejalan dengan semangat reformasi dan kebutuhan akan pentingnya
pembinaan serta konsolidasi kaum perempuan sebagai salah satu pilar utama dalam tubuh keluarga besar
Buddhayana dan atas dukungan dari Sekjen Sangha Agung Indonesia Y.A. Dharmavimala Thera, maka
pada Munas VII Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) pada tanggal 24-26 Oktober 2003 di Pasuruan,
Jawa Timur, Sidang Komisi D yang khusus membahas tentang Bidang Pemberdayaan Wanita sepakat
untuk kembali menghidupkan organisasi Wanita Buddhis Indonesia (WBI) yang pernah berdiri pada
tanggal 14 Juli 1973.
VISI DAN MISI ORGANISASI
1. Visi.
Menjadi Organisasi Wanita Buddhis yang besar dan aktif dalam hal sistem manajemen, cakupan
wilayah, jumlah anggota dan cakupan aktivitas melalui aktivis yang berdedikasi dan tulus serta
menjaga harkat dan martabat wanita.
2. Misi
Menghimpun dan membina potensi wanita Buddhis yang berwawasan dan bertindak sesuai
Buddhadharma melalui transformasi diri dan transformasi sosial dengan berpegang teguh pada
nilai-nilai inklusivisme, pluralisme, universalisme dan non-sektarian serta berkeyakinan kepada
Dharmakaya (Sanghyang Adi Buddha/Tuhan).
STRUKTUR ORGANISASI DAN FOKUS KEGIATAN 1. Kepengurusan. a. Pengurus Pusat : Berkedudukan di Jakarta b. Pengurus Daerah : 22 c. Pengurus Cabang : 97 2. Keanggotaan. Jumlah anggota diperkirakan : 10.000 anggota biasa, 20 anggota luar biasa, 5 anggota kehormatan. 3. Kegiatan. Kemasyarakatan, Keagamaan. IDENTITAS ORGANISASI 1. Nama Organisasi : Wanita Buddhis Indonesia 2. Alamat kantor : Prasadha Jinarakkhita Jl. Kembangan Raya Blok JJ, Puri Kembangan Jakarta 11610 Telp : 021 – 58359126, 58359127 Fax : 021 – 58359125 3. Tahun Berdiri : 14 Juli 1973 4. Tahun Masuk Kowani : 1987