Berita

  • Home
  • Berita
  • Sosialisasi Kebijakan Umum dan Program Ditjen PAUDNI

Sosialisasi Kebijakan Umum dan Program Ditjen PAUDNI

  • adminkowani
  • 10 Agustus 2016
News Image

wpid-wp-1431498508591

Jakarta, KOWANI — Rabu, 13 Mei 2015, Ketua Umum Kowani Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd. menghadiri acara Sosialisasi Kebijakan Umum dan Program Ditjen PAUDNI (Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal) – kerja sama Kowani dan Kemendikbud, di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Gedung E Lantai 3 Jl. Jend. Sudirman Jakarta.

Hadir pula pada acara ini, Direktur Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad, Ph.D., Sekretaris Dirjen PAUDNI R. Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D., Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd. Guru Besar Universitas Negeri Jakarta, selaku Tim Ahli Bidang Pendidikan Kowani, serta para Ketua Organisasi Anggota Kowani dan Pengurus Kowani.

Acara dibuka dengan laporan oleh Ketua Bidang Pendidikan, Iptek, Seni, dan Budaya Kowani, Dr. Ir. Hetifah, dilanjutkan dengan Sambutan oleh Ketua Umum Kowani.

Selanjutnya, materi yang pertama disampaikan oleh Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd., Guru Besar Universitas Negeri Jakarta, selaku Tim Ahli Bidang Pendidikan Kowani, dengan tema “Pembentukan Karakter Anak Melalui Pendidikan”.

Materi kedua disampaikan oleh Sekretaris Ditjen PAUDNI R. Ella Yulaelawati Rumindasari, M.A., Ph.D., tentang Kebijakan Umum Ditjen PAUD dan Diknas.

Adapun pembahasan materi disampaikan oleh Ketua Koordinator Bidang Pendidikan, Prof. Dr. Hj. Masyitoh Chusnan, M.Ag.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Kowani menyampaikan rasa bahagia atas kesempatan yang diberikan untuk turut berpartisipasi dalam acara sosialisasi terkait Program-program yang diusung oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah seputar Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Keorangtuaan, Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Kursus, dan Kelembagaan.

Lebih lanjut diuraikan, bahwa Kowani sebagai organisasi federasi dari 86 organisasi wanita di tingkat Pusat dengan 30 juta anggotanya, sangat peduli akan pendidikan generasi bangsa, karena kewajiban utama wanita Indonesia seperti yang diamanatkan dalam 3 Dimensi Utama Kowani adalah menjadi Ibu Bangsa. Sebagai Ibu Bangsa berarti Kowani memiliki hak dan kewajiban untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara dalam perjuangannya seperti yang diamanatkan UU tentang kewajiban negara untuk mencerdaskan bangsa, yang berarti bahwa pendidikan usia dini harus gratis dan pembangunan fasilitas PAUD dibangun di mana-mana sedekat mungkin dengan pemukiman, sehingga ibunda dengan mudah dapat mengantarkan putra-putrinya untuk bersekolah. Kowani dalam hal ini sebagai Ibu Bangsa, sebagai Bunda Bangsa, adalah mitra utama dalam hal mengelola dan mensukseskan pendidikan usia dini.

Perempuan telah ditakdirkan berperan sebagai “Pendidik Pertama dan Utama” (first and main educator)dalam keluarganya, maka Kowani yakin bahwa peran Ibu dalam membimbing anak-anaknya sebagai generasi Bangsa adalah sangat penting, Ibu adalah tonggak utama penentu arah pendidikan dan kemandirian anak-anaknya di masa depan. Pendidikan dasar yang utama dan pertama berasal dari seorang ibu, karena seorang ibu lah yang menimang anaknya sejak dari dalam kandungan sampai dengan lahir, memelihara dan merawat bahkan mengajar bahasa pertama, bahkan yang paling tahu bahasa tubuh sang Balita secara khusus. Karena Ibu adalah orang yang pailing dekat dengan Balita, maka PAUD juga merupakan bagian yang melekat dari seorang ibu atau perempuan.

Pendidikan adalah hak anak yang harus dipenuhi sejak anak berada dalam kandungan ibunya sampai dengan usia 18 tahun, dimana hal itu menjadi tanggung jawab dari orang tua, juga masyarakat dan negara.

Ditambahkan, bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menjadi generasi yang bertaqwa kepada Tuhan YME, bermartabat, mandiri, dan berjiwa sosial tinggi.

Kowani sebagai organisasi kelembagaan sangat concern terhadap pendidikan generasi bangsa dan juga terhadap pendidikan perempuan. Sesuai dengan hasil Kongres XXIV Tahun 2014 Bidang Pendidikan, Kowani berfokus kepada salah satu bidang pendidikan yaitu Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Kowani sebagai organisasi wanita merasa bangga dan terhormat bahkan wajib menyukseskan program pemerintah dalam upaya mencerdaskan bangsa terutama melalui pendidikan anak usia dini, karena bagi Kowani, kesuksesan dan kemajuan suatu Bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan anak usia dini sebagai sarana dan kegiatan awal peletakan fondasi tata nilai sejak dini.

Oleh karena itu, dengan jumlah anggota dari organisasi anggota KOWANI yang tersebar di seluruh penjuru negeri dan secara organisasi sampai ke akar rumput, tentunya hal ini merupakan kekuatan besar Kowani untuk berperan sebagai basis dan pelopor pengawasan, pengendalian, dan penguatan aspek pendidikan dasar dan menengah Generasi Muda Indonesia, melalui pembinaan dan penyuluhan remaja putri, kaum perempuan dewasa, dan aktivis perempuan lainnya.

Kowani sangat prihatin atas beberapa fenomena pergeseran tata nilai dan akhak mulia pada bangsa ini – tentang korupsi, prostitusi, dan lain-lain – karena semua ini menunjukkan gambaran akan goyahnya peletakan tata nilai atau moral values sejak awal sampai dengan dewasa tumbuh kembangnya seorang anak.

Perhatian Kowani tertuju kepada beberapa masalah yang dapat menghambat perluasan kesempatan dan pemerataan akses mengikuti PAUD serta peningkatan mutu PAUD di Indonesia, antara lain:

  1. Jumlah anak yang belum mengikuti PAUD masih cukup besar, yaitu sebesar 27.4 % atau 8,3 juta anak dari jumlah estimasi anak usia PAUD sebanyak 30,4 juta anak.
  2. Sarana dan prasarana belajar secara kuantitatif maupun kualitatif masih terbatas, hal ini disebabkan oleh terbatasnya kreativitas Guru PAUD untuk menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran dan sumber belajar dengan memanfaatkan potensi budaya dan alam sekitar.
  3. Kompetensi sebagian besar Guru PAUD masih belum memadai karena sebagian besar dari mereka tidak berasal dari latar belakang pendidikan PAUD dan mereka belum memperoleh pelatihan yang berkaitan dengan konsep dan ilmu praktis tentang PAUD.
  4. Perbedaan Angka Partisipasi Kasar (APK) peserta PAUD di daerah perkotaan dan pedesaan masih sangat besar.

Beberapa hal tersebut di atas adalah merupakan tantangan yang harus diselesaikan secara terintegrasi dan saling bersinergi. Bagi Kowani, kesuksesan PAUD adalah harga mati. Maka kewajiban setiap warga negara untuk menyukseskan PAUD, karena pendidikan anak usia dini sangat menentukan sukses atau tidaknya pembangunan manusia yang berkelanjutan.

[Humas]

Create Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *