Jakarta, kowani.or.id – Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI. menyelenggarakan Forum Informasi Wartawan selama 4 hari mulai tanggal 4 s.d. 7 Oktober 2016.
Kegiatan Bidang Sosial,Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga (Soskeskel) Kowani ini dibuka oleh Dr.Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd. selaku Ketua Umum Kowani bertempat di Hotel Puri Denpasar: Jalan Denpasar Selatan No. 1, Kuningan, Jakarta Selatan.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah gerakan partisipasi masyarakat secara lansung dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU Kesehatan yakni untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (pasal 3 UU 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan). Germas yang dipelopori KOWANI sebagai federasi organisasi massa perempuan bertumpu pada paradigma sehat, yakni satu paradigma yang mengedepankan upaya preventif dan promotif kepada masyarakat yang sehat (70%). Dengan upaya preventif dan promotif ini, KOWANI mengajak perempuan Indonesia memiliki kepedulian terhadap kesehatan diri, keluarga dan masyarakat agar berdaya guna dalam pembangunan.
Dasar pemikiran pentingnya upaya preventif dan promotif dalam Germas karena mempertimbangkan data-data penyebab kematian kini tidak lagi terfokus pada penyakit menular sebagaimana terjadi pada tahun 1990-an. Data yang dirilis Double Burden of Diseases dan WHO NCD Country Profiles (2014) menunjukkan bahwa penyebab kematian terbesar adalah penyakit tidak menular (57%), di susul penyakit menular (30%) dan cedera (13%). Trend penyebab kematian seperti ini dapat terus berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup masyarakat yang banyak mengesampingkan pola makan dengan gizi seimbang, kurangnya aktifitas fisik, merokok dan lain sebagainya. Kita dapat mengambil contoh seputar masalah gizi, Indonesia termasuk dalam daftar 17 negara di dunia dengan tiga masalah gizi (Global Nutrition Report, 2014). Di antara masalah gizi yang melanda Indonesia antara lain 37,2 (8,92 juta) Balita mengalami stunting, 12,1 Balita kurus, 11,9% kegemukan pada Balita dan 28,9% pendudukan di atas usia 18 tahun mengalami kegemukan yang berdampak pada penyakit tidak menular.
Data penting lain yang harus diungkapkan ke publik mengapa Germas ini penting adalah Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, yakni sebanyak 26,1% jumlah penduduk Indonesia kurang aktifitas fisik dan sebanyak 93,5% penduduk di atas usia 10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur. Atas dasar pemikiran tersebut diatas, KOWANI mengajak semua perempuan Indoenesia mensukseskan Germas dengan tiga indikator yakni, meningkatkan aktifitas fisik setiap hari, konsumsi buah dan sayur dan periksa kesehatan secara berkala.
Dalam mensukseskan Germas tahun 2016, KOWANI bersama perempuan Indonesia akan menggalang kampanye secara masif kepada masyarakat. Salah satu kampanye yang dilakukan KOWANI adalah menggandeng media massa seperti kegiatan hari ini dengan harapan media dapat menyampaikan pesan Germas kepada masyarakat yang lebih luas. Forum Informasi Wartawaman akan kami selenggarakan sebanyak empat kali kegiatan di Jakarta. Kampanye lainnya menggunakan media luar ruang dan penerbitan materi kampanye diharapkan dapat mempermudah kaum perempuan/Ibu dan keluarga Indonesia dalam mengakses informasi tentang Germas.
Pada tingkat pengambilan keputusan, KOWANI akan menyelenggarakan Lokakarya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan Keluarga Sehat di Jakarta dan Medan pada Oktober 2016. Selanjutnya hasil rekomendasi dan policy paper Lokakarya tersebut akan dibahas dalam Forum Konsultasi Publik yakni forum yang memfasilitasi koordinasi antara KOWANI dengan pengambil kebijakan (parlemen dan Pemerintah) dan elemen masyarakat.
Pada jangka menengah, kita mengharapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ini dapat mencapai 4 target antara lain dapat menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan. Kedua, Germas diharapkan dapat menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk. Ketiga, kegiatan Germas dapat menurunkan beban pembiyaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan terakhir dapat menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran kesehatan.