Berita

  • Home
  • Berita
  • Simposium Peran Ibu untuk Perdamaian

Simposium Peran Ibu untuk Perdamaian

  • adminkowani
  • 5 December 2017
News Image

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) menyelenggarakan acara Simposium “Peran Ibu dan Ulama Perempuan sebagai Pencipta dan Penggerak Perdamaian dalam Keluarga dan Masyarakat”. Simposium ini digelar sebagai rangkaian Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-89 dan kunjungan kenegaraan Ibu Negara Republik Islam Afganistan, Y. M. Rula Ghani ke Indonesia.

Acara yang digelar di Shangri-La Ballroom Hotel, Jakarta Pusat, Senin (4/12) tersebut turut dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd. yang didampingi Sekjen Kowani Titien Pamudji, Ketua Kowani Yuliati Sugiri dan Lia Tono Suratman serta Ketua Bidang Humas Kowani Ery Simandjuntak.

Ibu Negara Iriana Widodo juga dijadwalkan hadir namun karena suatu hal maka diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi.

Untuk menandai dibukanya simposium, Rula Ghani, Retno LP Marsudi, Yohanna Yembise, dan Lukman Hakim Saifuddin memukul tifa.

Simposium Peran Ibu untuk Perdamaian ini diawali dengan pertunjukan tari Saman dari Nanggroe Aceh Darussalam. Lalu acara dilanjutkan dengan pidato Menteri PPPA, Yohanna Yembise yang menekankan bahwa Afghanistan ingin sekali mengenal Pancasila lebih dekat.

Di sela kegiatan berlangsung Ketua Umum Kowani, menyahuti positif ajakan perempuan cinta perdamaian disampaikan Ibu Negara Afghanistan.

Giwo menyebutkan bahwa kegiatan ini perlu juga ada dialog langsung antara pemimpin organisasi wanita dengan Ibu Negara Afganistan Rula Ghani, agar ada titik temu dari konsep yang dijabarkan dengan pokok pikiran dari pemimpin organisasi perempuan yang hadir. “Tentu Kowani menilai simposium ini sangat positif,” kata Giwo Rubianto.

Sebelumnya dalam Simposium itu, Ibu Negara Afganistan Rula Ghani menyebutkan, selama kunjungan singkat di Jakarta, dia bermaksud untuk mendengarkan pengalaman dan saran dari Indonesia, khususnya peran Ulama Perempuan Indonesia dan pemahaman mereka tentang tuntunan Kitab Suci Al-Quran dalam upaya membangun perdamaian. Saya juga tertarik untuk berinteraksi dan bertukar pikiran dengan perempuan Indonesia anggota parlemen serta perempuan di masyarakat.

“Selama berlangsungnya simposium, saya menilai bahwa memang benar perempuan memiliki peranan, baik dalam keluarga maupun di lingkup masyarakat yang lebih luas, mampu berdiri melawan kekerasan yang terjadi di kehidupan sehari-hari dan meningkatkan perdamaian dalam lingkungan sekitarnya melalui jalur interaksi damai dimana perpecahan dan perdebatan akan terselesaikan melalui musyawarah, mediasi, dan negosiasi,” ujar Ibu Negara Republik Islam Afganistan, Y. M. Rula Ghani.

Sedangkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengatakan saat ini peran ibu dalam keluarga seringkali dianggap tidak memiliki nilai bahkan cenderung diremehkan. Seluruh pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan oleh perempuan sebagai ibu sering dianggap tidak menghasilkan. Namun, menurut Yohana, peran perempuan saat ini sebagai ibu menjadi pembawa pesan perdamaian dan menanamkannya di keluarga mereka. “Saya juga menyampaikan bahwa keluarga lingkungan pertama menanamkan nilai perdamaian, makanya saya mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk bangkit dan menjadi peace maker dalam keluarga masing-masing,” ucap Yohana Yembise.

Create Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *