Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto Wiyogo, mengatakan perempuan harus turut serta dalam memerangi korupsi di Tanah Air.
“Sebelum kemerdekaan, perempuan menggalang persatuan dan kesatuan untuk kemerdekaan Indonesia,” ujar Giwo dalam pembukaan seminar di Jakarta, Rabu (9/12/2015).
Perjuangan kaum perempuan di Tanah Air itu dibuktikan melalui pembentukan Kowani pada 22 Desember 1928.
“Jadi Hari Ibu yang diperingati oleh kita setiap tanggal 22 Desember bukan sekedar hari ibu seperti yang terjadi di Barat, tetapi sejarah hari ibu merupakan sejarah besar. Episode penting sejarah Indonesia,” jelas dia.
Pascakemerdekaan, lanjut Giwo, perempuan harus bersatu dan menjadi satu kesatuan dalam mengisi kemerdekaan.
“Sinergi antarorganisasi perempuan juga ditingkatkan. Ini merupakan peran besar kita,” cetus dia.
Perempuan juga harus menjadi penanam moral yang baik untuk meredam, menyaring dan memelihara dari hal-hal negatif seperti korupsi.
“Korupsi merupakan masalah moral, bukti penyimpangan moral dan etika,” jelas dia.
Hari Anti Korupsi diperingati setiap 9 Desember. Sejumlah politisi perempuan di Tanah Air tersandung masalah korupsi seperti Ratu Atut Chosyiah, Angelina Sondakh, hingga Wa Ode Nurhayati.
Pada 9 Desember tahun ini pula, dilangsungkan Pilkada serentak untuk memilih 269 kepala daerah tingkat provinsi, kota dan kabupaten.
Sejumlah politisi perempuan juga ikut serta dalam Pilkada serentak itu seperti itu Tri Rismaharini, Airin Rachmi Diany, dan lainnya.
Kiki Kurnia