RMco.id Rakyat Merdeka – Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo menegaskan, peringatan Hari Ibu yang dilakukan setiap 22 Desember bukan sekadar latah mengikuti kebiasaan masyarakat Barat dengan peringatan Mother Day. Namun, peringatan Hari Ibu merupakan momen sejarah yang sangat penting. Tanggal 22 Desember merupakan tanggal diselenggarakan kongres pertama perempuan Indonesia.
Hari Ibu diusulkan Kowani langsung kepada Presiden Soekarno. Pada tahun 1938, hasil Kongres ke-3 Kowani menetapkan Hari Ibu. Hasil ini kemudian ditetapkan Persiden Soekarno melalui Keppres pada 1959.
Penegasan Giwo disampaikan terkait masih adanya penilaian dari tokoh tertentu yang menilai peringatan Hari Ibu tidak perlu dilakukan masyarakat. Peringatan Hari Ibu dianggap hanya mengikuti kebiasaan masyarakat barat.
Berita Terkait : Bukti Keuangan WIKA Makin Kuat
“Saya rasa perlu diperjelas bahwa peringatan Hari Ibu itu sangat penting, karena upacara peringatan Hari Ibu sebagai kilas balik peristiwa sejarah 91 tahun lalu dan untuk mengenang jasa founding mother. Selain itu, justru peringatan Hari Ibu karena adanya usulan dari Kowani,” ujar Giwo, di acara Pisah Sambut DP Kowani Masa Bakti 2014-2019, di Graha CMIB Niaga, Sudirman, Jumat (20/12).
Giwo menegaskan, masyarakat dan semua kalangan, termasuk tokoh agama, harus memahami hal ini. Sebab, selama ini masih banyak yang belum paham tentang peristiwa sejarah lahirnya Hari Ibu.
Tahun ini, peringatan Hari Ibu yang jatuh pada hari Minggu, juga dilakukan di kantor Kowani. Peringatan akan diawali upacara pengibaran bendera merah putih di halaman kantor Kowani, di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Di peringatan Hari Ibu tahun ini, setiap anggota Kowani mengenakan kebaya.
“Sengaja kita akan menggunakan kebaya untuk mengingatkan kembali bahwa kebaya juga merupakan aset bangsa yang perlu dilestarikan. Kebaya juga mengingatkan perjalanan tokoh pejuang perempuan,” katanya.
Selain itu, sejarah juga mencatat bahwa umur Kowani jauh lebih tua dari umur kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak 1928, Kowani tumbuh dan bergerak serta berkiprah hampir bersamaan dengan Gerakan Sumpah Pemuda.
“Peringatan 22 Desember itu kan peringatan hari sejarah. Jadi memang kita harus memperingatinya,” serunya.
sumber link: https://rmco.id/baca-berita/nasional/24967/kowani-peringatan-hari-ibu-pengingat-sejarah-bukan-latah-ikuti-barat