Berita

Kowani Peduli Lingkungan

  • adminkowani
  • 10 Agustus 2016
News Image

3.7.3.Foto bersama Instruktur & Alumni UT usai Pelatihan pembuatan Pupuk organik di Bogor tanggal 7 Maret 2015

Jakarta, KOWANI — Bau amis ikan menyergap hidung begitu rombongan memasuki lokasi di samping Pasar Padasuka, Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Pagi itu, Sabtu, 7 Maret 2015, rombongan  Pengurus Kongres Wanita Indonesia (Kowani) tiba di lokasi untuk mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik dari limbah ikan.

Rombongan yang dipimpin Ketua Bidang Lingkungan Hidup (LH) Kowani, Ibu Sri Sumiati, SE,MM, bergabung dengan sejumlah peserta lain yang terdiri dari Ibu-ibu PKK setempat. Rombongan Bidang LH Kowani itu terdiri dari 11 orang yaitu Ibu Sri Sumiati, Ibu Lusie Supomo, Ibu Eva Iriyanti, Ibu Nung Wirdaningsih, Ibu Ayu Kusumo, Ibu Yustina, Ibu Sunarti, Ibu Gina Yuliati, Ibu Ida Syamsudin dan dua orang dari bidang Humas Kowani, yaitu Ibu Rulia Soepomo, dan Ibu Rohaeni Suganda. “Pelatihan pembuatan pupuk organik cair ini merupakan salah satu program kerja bidang LH Kowani,” kata Ibu Sri Sumiati.

Rombongan diterima dengan ramah oleh Bapak Hadijaya dan anggota timnya dari Ikatan Keluarga Alumni Universitas Terbuka (IKAUT) Pusat. Bapak Hadijaya memberi paparan pengantar tentang pupuk untuk menyuburkan tanaman.

Menurut Hadijaya pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Berbeda dengan pupuk kimia yang hanya memiliki satu keunggulan dalam setiap jenis. Misalnya, pupuk urea dan ZA hanya untuk hara N. Sedangkan pupuk KCL dan MOP hanya mengandung hara K. “Kalau pupuk organik, kandungan hara lengkap. Bahkan juga mengandungh senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman,” kata Hadijaya.

Hadijaya menjelaskan, pupuk organik bisa dari bahan organik apapun, seperti sampah, limbah kayu dan juga limbah ikan. Pembuatan pupuk cair limbah ikan di Bogor, untuk memanfaatkan limbah ikan dari pasar Padasuka. “Selama ini sisa-sisa ikan atau bagian ikan yang tidak dikonsumsi hanya terbuang percuma, dan sekarang kita manfaatkan untuk pupuk,” kata Hadijaya.

Belakangan ini penggunaan pupuk organik memang sudah meningkat, karena dikenal sebagai pupuk ramah lingkungan. Karena itu, Bidang LH Kowani juga ikut mendorong dan mengkampanyekan agar masyarakat lebih memilih pupuk organik dibanding pupuk kimia untuk merawat tanaman.

Kondisi tanah perlu dilindungi dengan memakai pupuk organik agar kesuburan tanah tetap terjaga dan lingkungan tetap lestari. Menurut Hadijaya, penggunaan pupul organik akhir-akhir ini terus meningkat, khususnya pupuk organik cair (POC). “POC memiliki manfaat sinergistik dengan pupuk organik granul (POG),” kata Hadijaya.

Menurut Hadijaya penggunaan POG tanpa aplikasi POC biasanya kurang memberi hasil yang memuaskan. “Dengan aplikasi POG yang dibarengkan dengan aplikasi POC, hasil tanaman lebih terlihat nyata dan bisa dilakukan full organik, tanpa penambahan pupuk kimia sama sekali,” kata Hadijaya lagi.

POC memiliki fungsi sedikit berbeda denganb POG. Peran POG di tanah yaitu memperbaiki sifat fisik, kimia dan bilogi tanah. Sedangkan POC berperan langsung pada tanamannya. POG dicamput dalam media/tanah untuk tanaman, sedangkan POC disemprotkan ke daun, sehingga langsung masuk ke sistem metabolisme tanaman.

-(Humas Kowani).

Create Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *