Acara dialog kali ini juga dilaksanakan atas kerjasama antara KOWANI dengan Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW), Kalimantan Tengah dengan dukungan penuh dari UNDP Indonesia. Dialog interaktif yang bertujuan untuk memberi pemahaman soal dampak perubahan musim di kalangan kaum perempuan ini, berlangsung di Gedung Wanita Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
“Setiap perempuan Indonesia merupakan ibu bangsa. Hal ini berarti perempuan mempunyai kewajiban dan komitmen sebagai pendidik yang utama dan pertama dalam menyiapkan generasi penerus yang lebih sadar akan kebangsaannya, ”kata Ketua Umum KOWANI Dr.Ir.Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd acara tersebut.
Selanjutnya, Dr. Giwo menekankan bahwa setiap perempuan Indonesia agar berperilaku budaya yang ramah lingkungan, dengan dapat mewujudkan dan menanamkan nilai-nilai dan pendidikan sejak usia dini tentang arti pentingnya penggunaan sumber daya secara bertanggung jawab.
“Untuk itu diperlukan sebuah terobosan agar bisa meningkatkan peran perempuan sebagai sahabat bumi untuk meredam laju perubahan iklim,” katanya. “Caranya, dengan menanamkan kesadaran 3 R (Reduce, Reuse and Recyle) sebagai langkah awal untuk penanggulangan dampak perubahan iklim,” kata Dr. Giwo.
Dr. Giwo mengingatkan bahwa dampak perubahan iklim sangat mengerikan dan bisa mengancam kehidupan manusia. Karena itu, semua komponen masyarakat termasuk pemerintah harus bersama-sama mengendalikan dampak perubahan iklim dan pemanasan global.
Selain Dr. Giwo, tampil sebagai nara sumber dalam acara dialog tersebut adalah Dra Sri Tanti Arundhati, M,Sc Dirjen Adaptasi Perubahan Iklim Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sri Tanti menekankan pentingnya KOWANI dan BKOW menggerakkan komponen masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari program kemitraan Pro Iklim.
Sementara nara sumber lainnya, Ir. Indriastuti, MM, ketua Perwita Wana Kencana Jakarta yang juga Tim Ahli Bidang Lingkungan Hidup KOWANI memaparkan pentingnya peran perempuan dalam gerakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. “Kita harus mewariskan mata air dan bukan air mata pada generasi mendatang,” kata Indriastuti.
Kegiatan dialog interaktif ini mendapat sambutan positif dari Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah seperti disampaikan Pejabat Gubernur Kalteng Hadi Prabowo. Dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Kalimantan Tengah Dra. Susie, Pj Gubernur menyambut baik kegiatan dialog lingkungan hidup ini karena akan sangat membantu pemerintah khususnya dalam meningkatkan peran serta perempuan Kalimantan Tengah dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Pj Gubernur Kalteng berharap kepada para peserta untuk dapat mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh apalagi dengan hadirnya nara sumber dari tingkat nasional dan sangat berkompeten di bidang lingkungan hidup. “Harapan saya agar dengan mengikuti kegiatan dialog ini dapat memberikan pengaruh yang nyata mulai dari warga, tetangga dan masyarakat secara luas, dalam rangka mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” katanya.
Acara dialog ini dihadiri Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah, Ketua dan Pengurus BKOW serta sekitar 200 peserta dari berbagai organisasi perempuan yang ada di Palangka Raya.
Menanam Pohon
Sebagai sebuah tradisi yang sangat positif, sehari setelah pelaksanaan
dialog interaktif Perempuan Sahabat Pengendali Perubahan Iklim tersebut, KOWANI yang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Kalimantan Tengah, melakukan penanaman pohon di ruas Jalan Soekarno, Palangkaraya, Kalteng. Penanaman pohon diawali oleh Ketua Umum KOWANI Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyoga, M.Pd.
Menurut Ketua Bidang Lingkungan Hidup KOWANI, Sri Sumiati,SE,MM. penanaman pohon bersama ini merupakan salah satu tindakan kongkrit dalam membantu penanggulangan perubahan iklim, dan juga merupakan upaya untuk mendidik dan membudayakan perilaku sadar lingkungan kepada generasi penerus. “Acara menanam pohon seperti ini telah kami lakukan di Lampung, Cirebon, Jakarta dan sekarang di Palangkaraya. Selanjutnya gerakan ini akan kami gelar di daerah-daerah lainnya,” kata Sri Sumiati, SE, MM.