Melihat berita yang ada di berbagai media berkaitan dengan Kasus Anak di salah satu Sekolah Jakarta Selatan, amat menyentuh hati para kaum Ibu, dikarenakan munculnya lagi kasus baru yang kembali terjadi pada siswa SD berusia 7 tahun, karena kejadian di JIS pun sampai hari ini belum terselesaikan sesuai dengan harapan.

Dikhawatirkan karena para predator sudah berkeliaran di mana-mana dan mengancam keselamatan anak-anak Indonesia. Kasus ini sudah dilaporkan ke penyidik pada tanggal 20 Maret 2015. Setelah kejadian itu anak tersebut masih labil, dan seharusnyalah anak tersebut mendapat treatment dari psikolog pendamping.

Berita yang kami peroleh saat ini, penyidik masih mengumpulkan bukti-bukti dan saksi serta sudah mencari data berapa anak yang telah menjadi korban oleh pelaku, karena tidak menutup kemungkinan sudah banyak korban, hanya anak-anak tidak mau bercerita pada orang tuanya karena diancam oleh pelaku. Kejadian ini belum membuat nyaman para orang tua walaupun sekolah sudah menggunakan CCTV untuk memantau semua kegiatan sekolah, tapi masih tetap terjadi pelecehan.

Jika kejadian itu terbukti, maka pelaku dapat terkena ancaman hukuman pelanggaran Pasal 80, 82, 76E Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Menurut orang tua korban, peristiwa itu terjadi di sekolah pada saat jam sekolah. Orang tua mengharapkan kenyamanan, keamanan, dan perlindungan dari CCTV dan Satpam, tapi ternyata mengecewakan. Tingkat kenyamanan, ketenangan, keselamatan, keramahan, sama sekali tidak diperoleh.

Rabu, 1 April 2015 Pukul 13.00 WIB, Dewan Pimpinan Kowani yang diketuai oleh Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd. menerima kehadiran Aliansi Peduli Anak Bangsa yang diketuai oleh Ibu Yanti Erlangga dan Ibu Desti Setia Novanto, untuk menyampaikan pemasalahan anak bangsa yang dihadapi pada saat ini.

Melihat semakin kompleksnya masalah perempuan dan anak, Kowani akan terus melakukan terobosan untuk menyelesaikan persoalan riil.

Juga memperkuat advokasi strategis kepada pemerintah agar kebijakan pembangunan mengakomodasi keadilan gender dan anak, serta meminta pemerintah memastikan proteksi negara terhadap anak – agar bebas dari kekerasan – dapat terwujud.

Kowani terus membangun sinergi dengan stakeholders agar masalah bisa diurai, kebijakan terus dipantau, dan unsur masyarakat bisa berpartisipasi.

(Humas KOWANI)