JAKARTA, ARAHKITA.COM – Ibu merupakan fundamen tumbuh kembang anak. Namun deretan kasus dewasa ini yang melibatkan Ibu sebagai pelaku terjadi di sejumlah titik daerah.
Ini menurut Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto dalam WhatsApp yang diterima arahkita.com, Senin (23/7/2018) menandakan bahwa kaum ibu mesti meningkatkan komitmennya dalam mengawal tumbuh kembang anak secara optimal.
“Saat ini tantangan serius di dunia digital mash terjadi. Namun literasi terhadap anak oleh orangtua mash terbatas. Ayo kawal anak kita agar tidak terpapar dampak negatif dari gadget,”pinta Giwo.
Giwo menambahkan, pastikan anak kita memiliki literasi yg memadahi sehingga gadget hadir positif buat anak dan bukan sebaliknya. Kelola waktu agar anak kita tidak terpapar gadget.
“Pastikan anak terpantau agar mereka aman dari segala potensi ancaman,”ujar Giwo.
Sementara dalam memperingati Hari Anak Nasional 2018, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengatakan pentingnya membuat komitmen pada peringatan Hari Anak Nasional. Di hadapan Forum Anak Nasional 2018 di Surabaya, Yohana Yembise minta mereka berperan memutus mata rantai kekerasan terhadap anak-anak.
Menurut Menteri Yohana, di negara-negara maju sudah tidak ada lagi anak-anak yang dipukul atau mengalami kekerasan.
“Saya minta kalian berjanji, kalau berkeluarga nanti jangan melakukan kekerasan kepada anak-anak kalian,” kata Yohana saat menutup Forum Anak Nasional 2018 di Surabaya, Minggu, 22 Juli 2018.
Yohana mengatakan, negara-negara maju yang sudah tidak ada lagi kasus kekerasan terhadap anak karena kesadaran masyarakatnya sudah tinggi. Sebab, kekerasan terhadap anak juga akan dihukum berat. “Dendanya ribuan dolar. Di Indonesia sudah ada Undang-Undang Perlindungan Anak, karena itu jangan ada lagi kekerasan terhadap anak”.
Yohana juga meminta para peserta Forum Anak Nasional 2018 untuk meningkatkan peran sebagai pelopor dan pelapor dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak. Menurut Yohana,anak-anak adalah pewaris kepemimpinan bangsa. Indonesia di masa depan adalah milik anak-anak.
“Pada saat bermain, bermainlah dengan senang hari dan bergembira bersama kawan-kawan. Namun, jangan lupa saat belajar, belajarlah dengan tekun sungguh-sungguh agar dapat meraih prestasi,” katanya.
Forum Anak Nasional 2018 diikuti 516 anak dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Setelah acara penutupan, anak-anak akan mengikuti puncak Hari Anak Nasional 2018 yang diselenggarakan pada Senin, 23 Juli 2018 di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.
Sementara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memiliki beberapa catatan ihwal kasus pelanggaran terhadap hak anak dalam peringatan Hari Anak Nasional pada hari ini, Senin 23 Juli 2018. Ketua KPAI Susanto mengatakan, tren pelanggaran hak anak saat ini terus bergeser. “Kekerasan fisik relatif turun, namun kekerasan psikis dan verbal masih terjadi,” ujar Susanto saat dihubungi Tempo pada Senin, 23 Juli 2018.
Untuk itu, ujar Susanto, perlindungan anak harus jadi gerakan bersama, bukan kerjaan parsial apalagi sektoral. “Tanpa gerakan bersama, rasanya sulit melakukan percepatan untuk mewujudkan Indonesia ramah anak,” ujar dia.
Kekerasan verbal dan bully, lanjut dia, juga tidak boleh terjadi dalam berbagai lini kehidupan anak, baik di lingkungan keluarga, sekolah, kelompok teman sepermainan, komunitas, maupun dunia hiburan. “Hari Anak Nasional harus menjadi momentum evaluasi dan perbaikan dalam perlindungan hak anak,” ujar dia.