Berita

Enam Dimensi Menjadi Ibu Bangsa

  • adminkowani
  • 6 September 2016
News Image

Enam Dimensi Menjadi Ibu Bangsa

 

JAKARTA, kowani.or.id—Kongres Wanita Indonesia bekerja sama dengan Pasundan Istri mengadakan seminar Memaknai Persatuan dan Kesatuan Melalui Ibu Bangsa. Acara yang berlangsung di kantor Kowani Jl. Imam Bonjol 58, Jakarta ini, diikuti oleh ratusan ibu-ibu dari organisasi anggota Kowani.

Ketua Kowani DR. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd dalam sambutannya menyebutkan bahwa tema seminar ini sangat tepat, dan menantang serta menggelitik rasa keibuan seorang wanita. Sebab, selain mudah diucapkan kata persatuan dan kesatuan ini memerlukan komitmen yang sungguh untuk meraih mencapainya.

“Tema seminar yang berbicara tentang ibu bangsa, adalah sebuah kata yang sangat lekat, dan  bahkan menjadi ‘atribut wajib’ bagi Kowani, karena kata ini memiliki acuan dan amanat yang sangat sakral,” kata Ibu Giwo dalam sambutannya.

Sementara itu pembicara utama dalam seminar tersebut DR (HC) Popong Otje Djundjunan, menanyakan peran apa yang bisa dimainkan oleh seorang wanita Indonesia selaku Ibu Bangsa?

Jawabnya ada pada enam dimensi mutlak, kata anggota DPR Komisi X itu pada seminar yang berlangsung Selasa, 6 September 2016.

Menurut Ceu Popong, begitu sapaan akrabnya, banyak yang bisa dilakukan kaum perempuan untuk menjadi Ibu Bangsa. Setidaknya ada enam dimensi yang melekat. Tiga dimensi yang mutlak, dan tiga dimensi yang tidak mutlak.

Tiga dimensi yang mutlak tersebut, katanya, adalah seorang perempuan selaku individu, selaku warga negara, dan selaku warga masyarakat. Sedangkan tiga dimensi yang tidak mutlak adalah sebagai seorang istri, sebagai seorang ibu, dan sebagai seorang wanita karier.

Selaku individu, lanjutnya,  setiap wanita berusaha menampilkan diri sebagai seorang manusia yang sigap, terampil, cekatan, percaya diri, mengerti dan yang terpenting adalah berwatak maju.

“Maju, artinya berandangan luas, tidak picik, tidak cupet budi, mampu memanfaatkan waktu, setiap saat ingin mencapai yang lebih baik dalam arti yang positif. Selain itu haus akan ilmu pengetahuan, beriman dan selalu ingin berbuat kebaikan. Tidak memiliki rasa iri maupun dengki mengenai apapun dan terhadap siapapun, tidak pernah punya waktu untuk membicarakan kekurangan orang lain, tapi selalu punya waktu untuk orang lain,” ungkapnya.

Selaku warga negara, setiap warga negara harus mentaati semua peraturan yang berlaku, baik Undang-undang maupun praturan-peraturan lainnya. Selaku anggota masyarakat, dia bisa menempatkan diri di tengah manusia lain, agar kehadirannya selalu ada gunanya.

Selaku isteri, ujar Ceu Popong, hendaknya wanita berusaha menjadi teman hidup. Dan bisa menjalani empat macam hubungan, yaitu hubungan emosional, spiritual, intelektual, dan hubungan seksual.

Selaku indung untuk menggambarkan fungsi dan peranana seorang ibu terhadap putera-puterinya. Seperti sajak karya Khalil Gibran, kata Ceu Popong:  Anakmu bukan anakmu, dia lahir melalui kamu, tapi bukan berasal dari kamu. Antarkanlah mereka untuk dapat hidup pada zamannya dan bukan memaksakan kehendak kita untuk sama dengan kita.

Selaku wanita karier,  Setiap manusia, termasuk wanita pasti mempunyai kekuatan, memiliki power dalam dirinya. “Kenalilah power kita, arahkan dengan sungguh-sungguh, sehingga akhirnya kita akan dapat merasakan betapa menikmatnya menjadi seorang wanita karier, baik lahiriah maupun bathiniah,” tambahnya.

Konsep diri setiap dimensi, katanya, harus diikuti dengah langkah-langkah nyata untuk mewujudkan konsep itu secara terpola, disiplin, konsekuen, sungguh-sungguh dan ikhlas. Konsep diri yang tidak dibarengi dengan usaha konkrit sama saja dengan mimpi.

“Oleh sebab itu marilah kita mulai detik ini juga, membuat konsep yang sesuai dengan apa dan siapa diri kita, kemudian action dengan langkah-langkah yang nyata,” ujar Ceu Popong.

 

 

Galeri – Galeri :

afoto
Foto bersama Ketua Umum Kowani, Dewan Pimpinan Kowani, Dewan Pimpinan Pasundan Istri beserta narasumber, DR (HC) Popong Otje Djundjunan.

afoto
Sambutan Ketua Umum Kowani, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M. Pd.

afoto

Ketua Pasundan Istri mendapatkan kenang-kenangan dari Ketua Umum Kowani, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo M.Pd.
afoto
Kenang-kenangan dari Ketua Umum Kowani, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M. Pd kepada Ceu Popong
afoto
Suasana Seminar Sosialisasi Memaknai Persatuan dan Kesatuan Melalui Ibu Bangsa.

Create Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *