Pengurus Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menghadiri Seminar Sehari “ASI Tidak Tergantikan Bagi Kesehatan dan Kesejahteraan Anak Indonesia” yang diselenggarakan oleh Kementerian PP-PA di Hotel Milenium, Jln. Haji Fahrudin No. 3 Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, 28 Desember 2016.
ASI tak tergantikan karena asupan gizi yang diperlukan bayi terpenuhi sesuai tahapan tumbuhkembangnya. Seorang ibu bukan satu-satunya orang yang bertanggungjawab dalam keberhasilan menyusui. A world where all women and families are empowered and supported to breastfeed. Menurut Prof Rulina Suradi, anak berusia 16 tahun masih dalam pertumbuhan fisik dan mental, jadi janganlah hamil pada usia dini.
Dalam fase kehamilan tidaklah mutlak harus minum susu tetapi diatur untuk asupan makan seimbang. Mengenai susu formula diingatkannya bahwa komposisinya belum tentu sesuai, bisa mengakibatkan diare, tidak mengandung antibody, proses pengenceran bisa tidak tepat, mudah terkontaminasi dan bisa dipalsukan. Pembicara ketiga adalah Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Mia Sutanto, SH. LLM, seorang konselor menyusui yang telah 10 tahun berbakti. AIMI tidak mendukung perusahaan-perusahaan yang melanggar Kode Internasional tentang pemasaran produk-produk pengganti ASI. Breast feeding has become effectively, but must build on breastfeeding as a human right both for the women and for the infants (2012).
Yang penting diketahui bahwa biaya untuk pengobatan sakit diarea dan pneumonia di Indonesia dalam kurun satu tahun mencapai Rp. 16,9 trilyun. Kami menyimak keterangan bahwa ada 21 Dangers of Infant Formula yang perlu diwaspadai. Menurut Prof. Rulina, ibu yang sakit bisa terus menyusui karena ASI mengandung antibodi.
Galeri: