JAKARTA, KOWANI — Sebanyak 80 persen Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) di Indonesia dikelola oleh perempuan. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 57,12 persen dan penyerapan tenaga kerja mencapai 93,7 persen dari total tenaga kerja.

Demikian disampaikan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), DR. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd., mengutip data yang dimiliki oleh Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo). Sayangnya, meskipun memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, pelaku UMKM masih sulit mengakses pembiayaan dari perbankan.

“Mengatasi masalah ini, Kowani melakukan kerja sama dengan sejumlah bank, seperti Bank Mandiri, BRI, dan Panin Bank,” ujar Giwo di acara penutupan Kowani Fair 2015, di Jakarta, Minggu (24/05).

Kendala akses permodalan di bank adalah masalah utama pelaku UMKM. Hal ini disebabkan beberapa faktor, antara lain sulitnya persyaratan yang harus dipenuhi, seperti kelayakan usaha dan anggunan. Selain itu, pelaku usaha perempuan masih kurang percaya diri untuk mengajukan kredit ke bank.

“Tidak semua pelaku usaha perempuan memiliki dasar dalam membuat proposal yang benar dan sesuai standar untuk mengajukan permodalan ke bank,” ujarnya.

Giwo menambahkan, kerja sama Kowani dengan bank ini bukan hanya memudahkan akses terhadap perbankan, tetapi juga mengedukasi pelaku usaha perempuan mengaenai cara dan standar mengajukan kredit ke bank.

“Melalui tanggung jawab sosial perusahaan, bank-bank ini bisa melatih perempuan bagaimana buat proposal untuk mendapatkan dana dari bank. Juga bagaimana caranya bisa meningkatkan usaha yang ada dengan modal dari bank,” tandas Giwo.
(kap/rin/nis)

Sumber : POLITIK INDONESIA

(Humas KOWANI)