Ketua Umum Kowani Serahkan Bantuan kepada Korban Gempa Cianjur di Desa Ciputri

CIANJUR (Pos Sore) — Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Rabu 23 November 2022, menyerahkan bantuan kepada warga korban terdampak gempa Cianjur di Desa Ciputri, Kecamatan Lebak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Bantuan diserahkan oleh Ketua Umum Kowani Dr. Ir. Giwo Rubianto M.pd, yang diterima oleh Kepala Desa Nia Noviani Herfiani.

“Kowani menyampaikan rasa duka mendalam atas banyaknya korban, terutama korban perempuan dan anak akibat bencana gempa bumi yang terjadi,” kata Giwo.

Sebagaimana diketahui, gempa terjadi pada Senin 21 November 2022 pada pukul 13:21 WIB. Gempa berpusat di 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan kedalaman gempa 10 km.

Akibat musibah ini mengakibatkan 151 orang ‘hilang’, 268 orang meninggal dan 1.083 orang yang terluka, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada selasa sore, 22 November 2022. BNPB juga mencatat ada 58.362 orang yang mengungsi di berbagai wilayah di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya.

Kowani tergerak untuk meninjau dan memberikan bantuan langsung berupa makanan siap saji, obat-obatan, selimut, popok bayi, beras, mie instan, handuk kecil, vitamin C untuk korban gempa.

Dalam kunjungannya ke tenda pengungsian korban bencana, Giwo memberikan perhatian khusus pada perempuan dan anak-anak agar tetap mendapatkan perlindungan pada saat bencana.

“Karena yang menghawatirkan, saat situasi bencana, para korban disatukan dalam satu tenda penampungan, baik laki-laki maupun perempuan serta anak,” tuturnya.

Harapannya, perlu ada pemisahan antara tenda perempuan dan anak, dengan tenda laki-laki.

Dalam kunjungan tersebut, Giwo didampingi Kepala Desa Ciputri, memberikan secara langsung selimut, makanan, dan kebutuhan lainnya. Kepada para korban, Giwo meminta bersabar dalam menghadapi musibah ini.

“Ini bantuan dari Kowani, mohon diterima. Semoga sehat-sehat selalu ya,” kata Giwo seraya menjelaskan Kowani adalah organisasi federasi perempuan tertua dan terbesar di Indonesia. Hari Ibu yang biasa diperingati setiap 22 Desember adalah hari kelahiran Kowani.

Anggota Kowani sendiri terdiri dari 102 organisasi dan 90 juta anggota perempuan di seluruh Indonesia. Kowani juga bagian dari Internasional Council of Women (ICW).

Kowani juga sangat berharap agar pendidikan anak jangan sampai terputus meski pada situasi bencana. Karena bagaimanapun, pendidikan itu penting dan utama untuk dapat terus berkembang menyesuaikan segala kebutuhan zaman.

Terlebih Kowani sebagai Ibu Bangsa juga diamanahkan untuk mempersiapkan dan mendidik generasi penerus bangsa.

Karena itu, Giwo meminta kepada pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar dapat mengambil langkah strategis untuk membantu kelangsungan pendidikan di lokasi bencana.

Menurut Giwo, uoaya tersebut bisa dilaksanakan dengan mendatangkan para guru ke tenda-tenda penampungan agar proses pendidikan dapat terus berlanjut. Penyembuhan trauma bagi korban bencana juga patut untuk mendapatkan perhatian.

“Saya ingin mengajak para organisasi masyarakat utk semua bergerak n membantu para korban gempa di cianjur,” ujar Ketua Umum Kowani Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo M.pd.

Kepala Desa Ciputri Nia Novianti Hertini SAP menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Kowani. Bantuan ini sangat berarti bagi para korban bencana, termasuk dirinya yang juga terdampak bencana.

“Alhamdulillah, saya mengucapkan terima kasih banyak, atas bantuan Kowani. Pastinya ini sangat bermanfaat bagi masyarakat saya,” katanya.

“Saya sendiri tentu tidak bisa menggapai semuanya, melalui tangan-tangan ibu yang berbaik hati ini bantuan pun tersalurkan kepada kami,” lanjutnya.

Warga Desa Ciputri sendiri berjumlah sekitar 12109 jiwa yang terdata di 4190 Kartu Keluarga. Akibat gempa, hampir 90 persen rumah warganya mengalami rusak parah sehingga tidak bisa ditempati.

Hampir semua warganya berada di tenda-tenda pengungsian. Fasilitas-fasilitas publik juga terganggu seperti perkantoran pemerintahan, sekolah, dan masjid.

Ia berharap bantuan dari pemerintah kabupaten juga mengalir mengingat warganya sangat membutuhkan makanan. Tidak punya pekerjaan, tabungan juga mulai habis, dan warung-warung sudah tidak ada persediaan.

“Jadi yang paling bahan pokok itu sandang, pangan, papan, masih belum terpenuhi semuanya. Semoga ke depannya semakin membaik bantuannya kepada masyarakat saya,” katanya yang dalam kesempatan itu juga mendampingi Ketua Umum Kowani meninjau posko kesehatan.

Sementara itu, Letda Inf Wetrianto Yonif 315/Garuda yang ditugaskan menangani Desa Ciputri menyampaikan wilayah terparah ada di RW 03. Hampir semua bangunan mengalami kerusakan parah.

“Sementara di RW 05 kerusakan bangunan tidak terlalu parah. Meski demikian, masyarakat mengungsi di tenda-tenda pengungsian,” katanya.

Saat ini yang dibutuhkan dari warga bencana alam Desa Ciputri dan sekitarnya berupa makanan siap saji, susu bayi dan balita, popok bayi dan balita, air mineral, tenda lapangan, dapur lapangan, alat bantu penerangan, selimut dan tikar, serta obat-obatan.

Link: https://possore.id/ketua-umum-kowani-serahkan-bantuan…/

Post Summit Women20 di Bali Indonesia Berharap Presidensi India Lanjutkan Isu Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender

W20 Presidensi Indonesia juga berharap empat isu utama terkait pemberdayaan perempuan yang telah ditetapkan selama presidensi Indonesia, dapat dilanjutkan pada W20 Presidensi India di tahun depan. Isu-isu tersebut meliputi menolak diskriminasi dan mendorong kesetaraan gender, UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan, respon kesehatan yang mengutamakan kesetaraan gender, serta perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas.

Nusa Dua, 14 November 2022. Post Summit Women20 (W20) baru saja berlangsung, 13-14 November 2022, di Nusa Dua, Bali. Pertemuan terakhir di Indonesia ini sekaligus menandai berakhirnya tongkat kepemimpinan W20 Indonesia pada tahun ini, sesuai dengan berakhirnya Kepresidenan Indonesia di forum G20. India yang akan memimpin G20 di tahun 2023 juga akan memimpin W20 di sepanjang tahun depan. 

Dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga, menyampaikan bahkan melalui Post Summit ini, W20 Presidensi Indonesia juga berharap empat isu utama terkait pemberdayaan perempuan yang telah ditetapkan selama presidensi Indonesia, dapat dilanjutkan pada W20 Presidensi India di tahun depan. Isu-isu tersebut meliputi:

  1. Menolak diskriminasi dan mendorong kesetaraan gender. 
  2. UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan. 
  3. Respon kesehatan yang mengutamakan kesetaraan gender. 
  4. Perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas.

Bintang Puspayoga menambahkan, pada isu pertama dan kedua, hal yang ditekankan adalah bagaimana mempromosikan kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus kebijakan diskriminasi. Selain itu, dijabarkan pula bagaimana mencapai inklusi ekonomi melalui dukungan terhadap UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Dibahas pula pentingnya merangkul interseksionalitas untuk mempercepat kemajuan pemberdayaan perempuan.

Sementara itu, pada isu ketiga dan keempat, W20 Indonesia lebih menekankan kepada respon kesehatan kaum marginal perempuan, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan dan penyadang disabilitas. Pada isu ini digambarkan bagaimana tantangan global terkait pandemi Covid-19 berdampak secara tidak proporsional terhadap perempuan. Pandemi sangat berdampak terhadap kesehatan ibu, keluarga, bahkan terhadap pelayanan bagi perempuan korban kekerasan berbasis gender. Lebih jauh, W20 ingin menyoroti respon terhadap kesehatan khususnya yang berkeadilan gender. 

Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi, menyampaikan bahwa untuk benar-benar mencapai kesetaraan gender, W20 perlu menekankan pentingnya akuntabilitas. Untuk itu, fokus G20 terhadap kesetaraan gender perlu untuk terus dipantau dan dievaluasi secara berkala. W20 Indonesia pun secara konsisten terus menyerukan kepada pemimpin G20 untuk mengeluarkan deklarasi yang berfokus terhadap pentingnya kesetaraan gender.

Uli juga menyampaikan, pada pertemuan terakhir W20 ini, Indonesia juga memastikan terlaksananya empat agenda utama, yaitu:

  1. Mendelegasikan peran W20 kepada masyarakat luas agar dapat berkontribusi pada lingkungan sekitarnya. 
  2. Memastikan Komunike W20 disampaikan dengan baik kepada pemimpin G20. 
  3. Mensosialisasikan rekomendasi W20 kepada pemimpin G20, sherpa, organisasi wanita, akademisi, pemangku kepentingan, dan publik sebagai fokus utama pada pemberdayaan perempuan. 
  4. Pelaporan dan proses serah terima dari komite W20 Indonesia kepada delegasi W20 India. 

“W20 menjadi working group dan engagement group pertama dari G20 presidensi Indonesia yang telah menyelesaikan post summit dengan hasil yang baik. Pencapaian ini sekaligus menunjukkan W20 presidensi Indonesia sebagai working group maupun engagement group terbaik dan terlengkap dalam menghasilkan komunike dan menyelesaikan seluruh rangkaian pertemuan sejak dimulai pada Desember 2021 yang lalu”, jelas Uli lebih jauh.

Dalam kesimpulan hasil post summit, Co-Chair W20 Indonesia, Dian Siswarini, menyampaikan, “Karena W20 Indonesia telah secara resmi menyerahkan Komunike W20 pada bulan Juli, saya berharap acara Post Summit ini akan terus memperkuat rekomendasi kami, sehingga permintaan kami akan didengar oleh para pemimpin dunia dan menjadi bagian dari diskusi KTT G20 mendatang.”

Komunike W20 Indonesia sendiri berisi rekomendasi kepada para pemimpin G20 untuk memastikan bahwa kepentingan perempuan serta anak perempuan menjadi bagian signifikan dari kepresidenan G20 Indonesia. Secara langsung, W20 Indonesia mendorong pemerintah untuk:

  1. Menindaklanjuti komitmen dalam mengimplementasikan roadmap G20 menuju dan melampaui Brisbane Goals.
  2. Membuat jaringan data gender G20 dan dasbor yang berisi hasil dari W20.
  3. Mengembangkan serta meningkatkan Strategi Nasional Gender Ekuitas dan Kesetaraan (NSGEE).

Dalam rangkaian post summit ini, terdapat 6 pembicara yang merupakan para delegasi W20 2022 yang berasal dari Indonesia, India, Italia, Rusia, Turki, dan Amerika Serikat. Masing-masing delegasi menjelaskan tentang 5 isu prioritas W20 yang dibahas dalam Komunike, yakni: non-discrimination and equality, women-owned and led MSMEs, gender equitable health responserural women, dan women with disabilities.

Pertemuan di Bali ini juga membahas sejumlah tema dengan menghadirkan pembicara dari Indonesia dan luar negeri. Ada Deputi Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Indra Gunawan yang membawakan materi mengenai diskriminasi, UMKM perempuan, dan perempuan di pedesaan. CEO AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine, membahas kepemimpinan perempuan serta peran sektor swasta dalam memberantas bias gender. Selanjutnya ada Kepala Sekretariat WeFi, Wendy Teleki, yang membahas mengenai keuangan serta inklusi ekonomi. Staf Khusus Bidang Fiskal dan Makroekonomi, Kementerian Keuangan Indonesia, Masyita Crystallin, membahas mengenai inklusi ekonomi dalam intervensi wilayah perempuan. 

Kemudian dilanjutkan dengan Staf Khusus Presiden RI, Angkie Yudistia, yang berbagi mengenai bagaimana mempekerjakan dan mempertahankan perempuan penyandang disabilitas di sektor publik. Selanjutnya, Forum Parlemen Eropa, Neil Datta, membahas kesehatan perempuan pedesaan dan kesehatan reproduksi seksual. Kemudian ada Walikota Kabupaten Garut, Rudy Gunawan, yang berbicara mengenai pemberdayaan ekonomi perempuan pedesaan melalui ekonomi kreatif. Setelah itu, ada Direktur Eksekutif Kebijakan Publik Global Organon, Noha Salem, yang fokus membahas bagaimana berinvestasi dalam penelitian dan teknologi medis untuk wanita dan anak perempuan. Terakhir dari Pusat Manajemen Kesehatan dari Vlerick Business School, Prof Dr Walter Van Dyck, yang meluncurkan hasil penelitiannya terkait pentingnya kebijakan terkait keluarga berencana.

Total tidak kurang dari 500 peserta yang merupakan delegasi dari sembilan negara turut hadir secara langsung pada W20 Post Summit di Bali ini. Mereka datang dari Argentina, Australia, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Rusia, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikan, Uni Eropa hingga Portugal. Menurut Dian, kehadiran dan antusiasme dari peserta luar negeri tersebut memperlihatkan bahwa upaya yang dilakukan W20 Presidensi Indonesia selama kurang lebih 11 bulan terakhir mendapatkan perhatian dari seluruh negara anggota G20.

Sepanjang kepresidenan Indonesia, W20 telah menggelar lima pertemuan dan aneka kegiatan yang menyertainya di lokasi yang berbeda. Lokasi-lokasi terpilih tersebut merupakan tujuan utama wisata Indonesia, dengan harapan pertemuan W20 akan bisa ikut mengangkat potensi wisata setiap lokasi. Pertemuan pertama berlangsung di Likupang Sulawesi Utara. Batu, Jawa Timur, dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai lokasi pertemuan kedua dan ketiga. Lalu berlanjut ke Manokwari, Papua Barat. Kemudian, sebelum post summit di Bali, KTT W20 Indonesia sempat berlangsung di Danau Toba, Sumatera Utara.

Tentang WOMEN20

Women20 (W20), merupakanEngagement GroupG20 yang membentuk jaringan pemberdayaan perempuan untuk mendorong pengadopsian komitmen G20 dalam isu perempuan. Tujuan utamaW20adalah untuk mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan sebagai bagian integral dari proses G20. Keanekaragaman dan partisipasi penuh sangat penting untuk mendorong ekonomi dan masyarakat yang tangguh, berkelanjutan dan layak, sedangkan sistem homogen menanggung risiko dan ketidakpastian. Pemberdayaan ekonomi perempuan dengan demikian sangat mendasar bagi dunia yang makmur dan penting untuk pertumbuhan ekonomi, ekonomi yang stabil dan pembangunan sosial.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Tri Wahyuningsih

W20Communications Team

Telp : +62817113369

Email :TriWahyu@XL.co.id