Ancam Kualitas Generasi Penerus dan SDM, Gerakan Ibu Bangsa Siap Berperan Tekan Stunting

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) sekaligus Ketua Umum Pita Putih Indonesia (PPI), Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd mengatakan akan ikut berperan menekan angka stunting pada bayi.Hal itu diungkapkan Giwo saat menjadi narasumber dalam Webinar Sosialisasi Gerakan Ibu Bangsa Untuk Penurunan Stunting, Senin (1/11/2021).

“Kowani dan PPI berkomiten berperan aktif mendukung dan bantu pemerintah penurunan angka kematian ibu dan bayi serta keselamatan ibu hamil,” kata GiwoMenurutnya, hal ini berangkat dari keprihatinan tingginya angka stunting di Indonesia.Apalagi saat pandemi Covid-19, diprediksi angka stunting bertambah.

Giwo mengatakan, Kowani ikut berperan mensukseskan target dari Presiden Joko Widodo yang meminta agar angka stunting di Indonesia diturunkan menjadi 14 persen pada 2024.

“Kami membuat Gerakan Ibu Bangsa Untuk Penurunan Stunting. Stunting bukan cuma berpengaruh kepada tumbuh fisik anak. Tapi juga perkembangan otak terhambat dan mengurangi kemampuan sekolah pada masa pertumbuhan. Hingga berpengaruh pada kualitas generasi penerus dan sumber daya manusia,” kata Giwo.

Lebih lanjut Giwo menjelaskan, langkah yang akan dilakukan Kowani membantu mencapai target Presiden adalah dengan turun langsung mengajak Ibu Bangsa berperan serta.

“Kami bangun Gerakan Ibu Bangsa turunkan stunting di Indonesia secara continue berkelanjutan sampai mencapai target. Bergerak bantu upaya pemerintah tingkatkan kualitas generasi penerus melalui turunkan angka stunting,” ujarnya.Dirinya juga mengajak peran serta dan kesadaran masyarakat untuk menekan angka stunting.”Upaya ini menjadi taruhan anak bangsa yang merupakan aset negara,” kata Giwo.

Sementara itu, Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang sekaligus Ketua Pelaksana Harian PPI, dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan pihaknya mendukung penuh upaya Kowani berperan mengejar target penurunan angka stunting 14 persen di 2024 mendatang.

“Terima kasih Kowani, saya berharap kehadiran ibu bangsa ditengah keluarga dan masyarakat akan beri energi positif dan menurutnkan stunting dengan cepat,” kata Hasto.

Menurutnya, BKKBN akan memberikan pendampingan dengan 3 unsur, yaitu PKK, bidan dan kader. “Bersama Kowani kami akan bekerjasama turunkan angka stunting,” kata Hasto.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ancam Kualitas Generasi Penerus dan SDM, Gerakan Ibu Bangsa Siap Berperan Tekan Stunting, https://www.tribunnews.com/…/ancam-kualitas-generasi….

Penulis: Vincentius Jyestha CandradityaEditor: Wahyu Aji

Webinar Pemaknaan Kembali Hari Ibu untuk Indonesia Tangguh dan Maju

Dalam rangka Peringatan Hari Ibu ke-93 dan menuju W20 G20 Indonesia Presidency 2022, Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI menyelenggarakan Webinar Pemaknaan Kembali Hari Ibu untuk Indonesia Tangguh dan Maju, Senin (29 November 2021).

Melalui kegiatan ini diharapkan generasi muda memahami gerak langkah dari masa ke masa perjuangan perempuan, menanamkan cinta tanah air, patriotisme, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, disamping itu mengenalkan kegiatan Yayasan-yayasan Kowani. Kowani memiliki 5 Yayasan yaitu:

1. Yayasan Seri Derma Kowani, Berdiri tahun 1929, berlokasi di Jl. Kusumanegara No. 159, Muja Muju, Umbulharjo Yogyakarta.

2. Yayasan Hari Ibu Kowani, Berdiri tahun 1953 dan berlokasi di Jl. Laksda Adi Sucipto No.88, Demangan, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Yayasan Kesejahteraan Anak dan Remaja Kowani, Berdiri pada tahun 1953 dan berlokasi di Jl. Suwiryo No. 16, Gondangdia, Menteng Jakarta Pusat

4. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum & Masalah Keluarga Kowani, Berdiri pada tahun 1972 dan berlokasi di Jl. Imam Bonjol No.58, Menteng, Jakarta Pusat

5. Yayasan Bina Daya Wanita Kowani, Berdiri pada tahun 2007 dan berlokasi di : Jl. Hadiah No.14-16, Grogol Petamburan – Jakarta Barat.

Acara yang dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Kowani sekaligus Ketua Pembina Yayasan-Yayasan Kowani, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd tersebut juga dihadiri Staf Khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Ibu Gusti Agung Putri Astrid Kartika, MA yang mewakili Menteri PPPA RI.

Acara tersebut diawali dengan laporan Ketua Panitia oleh Dr. Marlinda Irwanti, SE, M.Si selaku Ketua Kowani dan Wakil Pembina Yayasan-Yayasan Kowani yang menyampaikan maksud dan tujuan diselenggarakannya webinar ini. Sedangkan acara webinar dipandu oleh Ibu Heryana Hutabarat, S.Sos selaku Ketua Kowani dan Pembina Yayasan Bina Daya Wanita Kowani sebagai moderator dan menghadirkan 5 orang narasumber, antara lain:

1. Prof.Ir. Wiendu Nuryanti,M.Arch.,Ph.D. (Ketua Yayasan Hari Ibu Kowani), dengan Topik: Peran Wanita Indonesia Sebagai Ibu Bangsa.

2. Dr. Charletty Choesyana, M.Si. (Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum dan Masalah Keluarga Kowani), dengan Topik: Menjadikan Pancasila Sebagai Budaya Dalam Keluarga

3. M.I. Murwantini,SE.,M.Psi. (Ketua Yayasan Seri Derma Kowani), dengan Topik: Memperkuat Peran Remaja Putri Dalam mengemban Tanggung Jawab Masa Depan Indonesia

4. Dra. Yulia Himawati (Ketua Yayasan Kesejahteraan Anak dan Remaja Kowani), dengan Topik: Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air Dan Jiwa Patriot Pada Anak Dan Remaja

5. Dra. Hj. Cholida Syahrir,MM. (Ketua Yayasan Bina Daya Wanita Kowani), dengan Topik: Pemberdayaan Lansia Menjadi Kelompok Potensial Dalam Mentoring.

Acara ditutup dengan closing statement oleh Prof.Dr. Masyitoh Chusnan,M.Ag. selaku Ketua Kowani dan Pembina Yayasan Seri Derma Kowani dan dilanjutkan penyerahan piagam penghargaan kepada para narasumber oleh Dr. (Can) Susianah Affandy,M.Si. selaku Ketua Kowani dan Pembina YLBH & MK Kowan serta Ibu Hadriani Uli Tiur Ida Silalahi,SE.,M.Si. selaku Ketua Kowani dan Pembina YKAR Kowani.

WEBINAR PENGASUHAN ANAK YANG HOLISTIK INTEGRATIF MENUJU PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerjasama dengan Yayasan Seri Derma (YSD) Kowani dan Pita Putih Indonesia (PPI) serta didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI menyelenggarakan WEBINAR PENGASUHAN ANAK YANG HOLISTIK INTEGRATIF MENUJU PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING, Jum’at (26 November 2021).

Webinar yang mengangkat tema Perempuan Berdaya Indonesia Maju dan diikuti lebih dari 1000 peserta dari seluruh Indonesia tersebut diselenggarakan dalam rangka Peringatan Hari Ibu Ke-93 Tahun 2021 dan Menuju W20 G20 Indonesia Presidency 2022.

Sebagai Keynote Speaker sekaligus membuka Webinar secara resmi adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. Ibu Bintang Puspayoga,SE.,M.Si. yang diwakili oleh Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak, Ir. Agustina Erni, M.Sc.

Sementara itu Ketua Kowani sekaligus Wakil Pembina Yayasan-yayasan Kowani Dr. Marlinda Irwanti, M.Si memberikan sambutan mewakili Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M. Pd. selaku Ketua Umum Kowani dan Ketua Pembina Yayasan-yayasan Kowani yang didahului dengan laporan Ketua Ketua Yayasan Seri Derma Kowani Ibu M.I.Murwantini,SE.,M.Psi.

Acara Webinar dipandu oleh Wakil Ketua I Pita Putih Indonesia Dr.dr.Lucy Widasari,M.Sc. selaku moderator dan menghadirkan 3 orang narasumber antara lain: Prof.Dr.Nurhayati Djamas,MA (Ketua Umum Wanita GUPPI / Dosen Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta) dengan topik Sayangi Anak, Semua Berawal Dari Rumah, Prof. Dr. Ir. Netti Herawati, M. Si. (Ketua Umum HIMPAUDI Pusat/ Dosen Universitas Riau Pekanbaru) dengan topik Pelaksanaan PAUD Holistik Integratif Untuk Percepatan Penurunan Stunting, dan Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M. Ag. (Ketua Kowani/Pembina Yayasan Seri Derma/ Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta) dengan topik Internalisasi Nilai – Nilai Akhlak Yang Mulia Pada Pengasuhan Anak.

Acara ditutup dengan closing statement oleh Ketua Pelaksana Harian Pita Putih Indonesia dr. Heru Kasidi, M.Sc yang diwakili oleh Ir. Wincky Lestari dan penyerahan Piagam penghargaan kepada para Narasumber oleh Dr. (Can) Susianah Affandy, M.Si selaku Ketua Kowani dan Pembina Yayasan Lembaga Bantuan Hukum dan Masalah Keluarga Kowani.

Road To W20 G20 Indonesia Presidency 2022, Giwo: Kowani Miliki Sejarah Panjang Pemberdayaan Perempuan

JAKARTA, MENARA62.COM – Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd mengungkapkan Kowani memiliki sejarah yang panjang dan membanggakan dalam usaha pencapaian pemberdayaan perempuan Indonesia. Organisasi federasi perempuan terbesar di Indonesia tersebut sejak didirikan pada tahun 1928 sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka pemberdayaan perempuan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Hal tersebut diungkapkan Giwo pada Webinar Nasional dalam rangka Roadmap W20 G20 Indonesia Presidency 2022 dan Peringatan Hari Ibu 2021, Rabu (24/11/2021). Webinar dengan tema ‘Pemberdayaan Perempuan Pedesaan dan Pemberdayaan Perempuan Penyandang Disabilitas’ tersebut menghadirkan pembicara kunci Dra. Lenny N. Rosalin, MSc, MFin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak.Menurut Giwo, pemberdayaan perempuan adalah aspek penting untuk membawa perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Karena itu dalam perjalanan Kowani, persoalan pemberdayaan perempuan ini menjadi salah satu fokus garapan organisasi yang membawahi 97 organisasi perempuan di Indonesia tersebut, sejak Kowani lahir hingga kini dan yang akan datang.Lebih lanjut, Giwo mengatakan kepercayaan pemerintah terhadap Kowani sebagai bagian dari Women20 G20 Presidency 2022 merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Kowani. Karena itu untuk mempersiapka forum tersebut, Kowani berupaya menghimpun berbagai masukan dari sejumlah pakar, akademisi, organisasi profesi dan pihak lain terkait isu-isu yang akan dibahas.

W20 berfokus pada empat isu prioritas, yaitu: (1) Diskriminasi dan Kesetaraan Perempuan, (2) Inklusi Ekonomi untuk Pemberdayaan Perempuan, (3) Peningkatan Perempuan Pedesaan dan Penyandang Disabilitas, dan (4) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. “Hari ini kita membahas isu peningkatan perempuan pedesaan dan penyandang disabilitas untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi terkait W20 G20 dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya,” lanjut Giwo.

Sebagaimana diketahui, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan G20 tahun 2022, dengan mengambil tema “Recover Together, Recover Stronger”. Salah satu Engagement Group dari G20 yaitu Women20 (W20) yang berfokus pada pembahasan perempuan, dan KOWANI merupakan Chair dari W20.

Giwo menjelaskan G20 merupakan forum multilateral yang mempertemukan 19 ekonomi utama dunia dan uni eropa, dengan anggotanya mencakup lebih dari 60 persen populasi dunia, 75 persen perdagangan global dan lebih dari 80 persn PDB dunia. Anggotanya antara lain Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, Indonesia Italia, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

G20 lanjut Giwo didirkan pada 1999, dengan tujuan adalah utk menciptakan dan memelihara pertumbuhan global yang solid berkelanjutan, seimbang dan inklusif. Awalnya G20 adalah pertemuan antara menteri keuangan dan gubernur bank sentral . Namun sejak 2008 G20 telah menjadi tuan rumah bagi kepala negara pada konferensi tingkat tinggi tahunan. “Kemudian mulai tahun 2010, mengadakan diskusi mengenai sektor pembangunan serta membangun consensus diantara para peserta,” tukas Giwo..

Sebagai sebuah forum multilateral, G20 jelas Giwo tidak memiliki sekretariat tetap. Seluruh agenda dan kegiatannya ditetapkan oleh kepresidenan yang digilir diantara para anggotanya.Melalui tema ‘Recover Together, Recover Stronger’ pada G20, Indonesia jelas Giwo, ingin mengajak seluruh dunia untuk bekerjasama, pulih bersama dan tumbuh lebih kuat bersama.

Sementara itu pada sambutannya, Dra. Lenny N. Rosalin, MSc, MFin, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak menyebutkan bahwa dengan jumlah mencapai 49 persen dari total jumlah penduduk Indonesia 270,2 juta jiwa, perempuan memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Akan tetapi hingga kini, perempuan masih menghadapi sejumlah kendala, mulai dari rendahnya indeks pembangunan manusia, indeks pembangunan gender, indeks pemberdayaan gender, perempuan dalam kenetagakerjaan, rendahnya tingkat pendidikan perempuan, minimnya keterwakilan perempuan dalam lembaga politik, kemiskinan perempuan yang masih tinggi hingga masih banyaknya kekerasan terhadap perempuan.

“Dalam kurun 11 tahun terakhir ini indeks pembangunan gender misalnya, tidak meningkat secara signifikan, sehingga sangat tepat jika soal pemberdayaan perempuan menjadi bahasan dalam W20 G20 ini,” jelas Lenny.Pada bidang ketenagakerjaan, kurun tiga tahun terakhir ini diakui Lenny, angkanya tidak bergerak secara signifikan. Gap antara tenaga kerja perempuan dengan laki-laki mencapai 30 poin. “Ini juga menjadi PR kita bersama. Perempuan Indonesia tertinggal baik dalam status pekerjaan, upah yang rendah, produktivitas yang rendah dan lainnya.

“Proporsi perempuan yang menjadi tenaga professional dan kepemimpinan, termasuk menduduki posisi managerial masih rendah. Situasi tersebut tidak hanya terjadi di pedesaan tetapi juga perkotaan,” tegasnya.

Lebih lanjut Lenny mengingatkan bahwa ada 4 hal yang akan menjadi ancaman seluruh negara di dunia pasca pandemi ini, yakni pendidikan, angka kesakitan, ketahanan pangan dan tingkat pengangguran. Fakta di Indonesia, rata-rata pendidikan perempuan hanya sampai lulus SD dan tingkat pendidikan STEM perempuan hanya separuhnya dari laki-laki.

Webinar Nasional tersebut menghadirkan sejumlah pembicara antara lain Prof Luthfiyah Nurlaela, Kepala Badan Pengembangan SDM, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementeria PDT, Elsiana Sesa, Kepala Dinas Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat Elsiana Sesa, Ema Widiani, Koordinator Rehabilitasi Sosial, Aria Indrawati, Ketua Umum Pertuni dan Dr (can) Susianah Affandy, Ketua Kowani.

sumber link: https://menara62.com/road-to-w20-g20-indonesia…/

Kerjasama dengan PPI, Kowani Gelar Rakor Gerakan Ibu Bangsa untuk Percepatan Penurunan Angka Stunting

JAKARTA, MENARA62.COM – Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Pita Putih Indonesia menggelar Rapat Koordinasi Gerakan Ibu Bangsa untuk Percepatan Penurunan Stunting, Senin (8/11/2021). Rapat yang digelar secara virtual tersebut dihadiri perwakilan organisasi perempuan di bawah federasi Kowani, BKOW dan GOW.

Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo M.Pd dalam sambutannya menjelaskan masalah stunting tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Perlu keterlibatan pihak lain terutama swasta dan organisasi non pemerintah untuk ambil bagian dalam penanganan stunting.

“Para Ibu Bangsa yang tergabung dalam KOWANI, BKOW dan GOW prihatin terhadap tingginya angka stunting di Indonesia. Karena itu, kami bertekad untuk membantu upaya pemerintah dalam penurunan stunting,” kata Giwo.

Diakui Giwo keprihatinan akan masalah stunting dan tekad untuk ikut berperan dalam penurunan stunting, telah dirumuskan dalam rencana Gerakan Ibu Bangsa untuk Percepatan Penurunan Stunting. Dan untuk mensosialisasikan Gerakan Ibu Bangsa tersebut, Kowani bekerjasama dengan Pita Putih Indonesia menyusun berbagai strategi termasuk bekerjasama dengan pentahelix meliputi akademisi, para pebisnis atau wirausahawan, government atau pemerintah, para komunitas dan media massa.

“Kowani dan Pita Putih Indonesia memiliki perhatian yang sama terkait penurunan angka stunting di Indonesia,” tegas Giwo.Kowani dan Pita Putih Indonesia juga memiliki pandangan yang sama bahwa perlu gerakan Ibu bangsa untuk mempercepat penurunan stunting, ditambah komitmen yang kuat dari semua anggota organisasi Kowani, BKOW dan GOW sebagai mitra kerja Kowani.Menurut Giwo, organisasi Kowani dengan gerakan Ibu Bangsa memiliki peluang yang sangat besar untuk berperan menurunkan angka stunting. Kowani juga memiliki peluang yang terbuka lebar untuk bekerjasama dengan pemerintah.

“Ada 97 organisasi perempuan di bawah federasi Kowani, dan Insyaa Allah akan segera menjadi 100 organisasi. Ini adalah potensi yang sangat besar untuk membantu pemerintah melakukan upaya penurunan angka stunting,” kata Giwo.Adapun strateginya adalah dengan melakukan sosialisasi dan kampanye mengenai kesehatan remaja, kesehatan calon pengantin, kesehatan ibu dan anak dalam rangka penurunan stunting. Penyelamatan anak dari gangguan gizi, pendampingan keluarga, membangun kemandirian remaja dalam hal kesehatan reproduksi, advokasi kepada Pemda dan PemDes.

Alur Gerakan Ibu Bangsa untuk percepatan penurunan angka stunting di Indonesia yang disusun KowaniDiharapkan bahwa dengan rapat koordinasi dapat ditetapkan komitmen untuk melaksanakan Gerakan Ibu Bangsa ini dan kegiatan-kegiatannya dapat dilaksanakan segera secara bertahap. Selain itu diharapkan pula akan terbangun dukungan dari berbagai pihak untuk memperluas kegiatan-kegiatan agar dapat memberikan kontribusi yang semakin besar terhadap upaya penurunan angka stunting di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Heru Kasidi, mantan Deputi Kesetaraan Gender Kementerian PPPA menyebut Gerakan Ibu Bangsa untuk penurunan stunting ini telah melakukan pemetaan kegiatan. Di antaranya adalah menghimpun informasi dari organisasi yang sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk penurunan stunting, menjadi informasi keseluruhan secara nasional dan sebagai data dasar kontribusi Gerakan Ibu Bangsa dalam penurunan stunting.

Sementara itu Susianah Affandi, Ketua Kowani bidang Sosial dan Kesejahteraan Keluarga menjelaskan alur waktu atau timeline Gerakan Ibu Bangsa dalam percepatan penurunan stunting telah dimulai dengan penandatanganan MoU antara Kowani dengan Aliansi Pita Putih Indonesia pada 1 Oktober 2021, dilanjutkan dengan sosialisasi Gerakan Ibu Bangsa melalui webinar pada 1 November 2021.

“Hari ini tanggal 8 November kita menggelar Rakornas untuk kemudian kita akan lanjutkan dengan deklarasi Gerakan Ibu Bangsa, penggerakan masyarakat dan terakhir adalah Ibu Bangsa Award,” tutupnya.

ByInung Kurnia

Sumber link: https://menara62.com/kerjasama-dengan-ppi-kowani-gelar…/

Baca juga: https://poskota.co/…/hadiri-rakor-gib-giwo-sebut…/

Webinar Nasional GERAKAN IBU BANGSA UNTUK PERLINDUNGAN JAMINAN SOSIAL BAGI PEREMPUAN PRT

Mengingat pentingnya prinsip dasar inklusifitas, keadilan sosial dan penghapusan diskriminasi dan kekerasan terhadap warga negara – Pekerja Rumah Tangga yang mayoritas perempuan, penting untuk mengangkat jaminan sosial bagi Pekerja Rumah Tangga dan UU Perlindungan PRT, Kowani bekerjasama dengan KOSGORO 1957, Institut SARINAH, JALA PRT JalaStoria dan Komnas Perempuan, mengadakan Webinar Nasional GERAKAN IBU BANGSA UNTUK PERLINDUNGAN JAMINAN SOSIAL BAGI PEREMPUAN PEKERJA RUMAH TANGGA, Rabu tanggal 3 November 2021.

Tujuan diselenggarakannya kegiatan tersebuta antara lain: 1.Mengangkat isu tentang persoalan akses Pekerja Rumah Tangga dalam jaminan sosial: Kesehatan dan Ketenagakerjaan, 2.Membangun kesadaran dan dukungan publik terkait dengan pekerjaan kerumahtanggaan dan pengakuan serta perlindungan terhadap Pekerja Rumah Tangga, 3.Melakukan sosialisasi pentingnya perwujudan UU Perlindungan PRT sebagai wujud kemanusiaan dan gotong royong dan yang inklusifitas perlindungan terhadap Pekerja Rumah Tangga, 4.Membangun gerakan solidaritas kemanusiaan dan gotong royong jaminan sosial ketenagakerjaan bagi Pekerja Rumah Tangga.

Sambutan, Pembicara dan Moderator:

1.Sambutan Ketua Umum KOWANI: Ibu Dr. Ir. Hj. Giwo Rubianto, M.Pd

2.Sambutan Menteri Ketenagakerjaan RI: Ibu Dr. Hj. Ida Fauziyah, M.Si

Pembicara:

1.Ibu Eva Kusuma Sundari SE, MSi, MEc – Direktur Institut Sarinah: Redistribusi Negara Terhadap PRT sebagai Pekerja Domestik dan Warga Negara: Pentingnya UU Perlindungan PRT

2.Bapak Zainudin – Direktur Kepesertaan BPJamsostek: Pentingnya Kepesertaan Pekerja Rumah Tangga dalam Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

3.Ibu Dra. Indah Anggoro Putri, M. Bus – Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan RI: Pentingnya UU Perlindungan PRT untuk Hak Jaminan Sosial Ketenagakerjaan PRT, yang diwakili oleh Ibu Sumirah

4.Bapak Dave Laksono – Ketua Umum KOSGORO 1957: Arti Penting Jaminan Sosial Ketenagakerjaan PRT sebagai Perwujudan Gotong Royong antar Warga

5.Bapak Willy Aditya, S.Fil., M.D.M – Ketua Panja Baleg RUU PPRT: Kemendesakan UU Perlindungan PRT untuk Kemanusiaan dan Inklusivitas Perlindungan Pekerja

6.Ibu Dr. Ir. Hj. Giwo Rubianto, M.Pd – Ketua Umum KOWANI: Pentingnya Perlindungan Jaminan Sosial terhadap PRT sebagai Wujud Kemanusian dan Gotong Royong yang diwakili oleh Ketua Kowani, Koordinator Bidang Hukum dan HAM, Prof. Hj. Masyithoh Chusnan, M.Ag.

7. Ibu Andy Yentriani, Ketua Komnas Perempuan

Moderator: Ari Ujianto

Acara diakhiri dengan Launching Gerakan Ibu Bangsa untuk Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi PRT dengan Video Penyerahan Simbolis Kartu Jamsostek dari Ibu Giwo kepada PRT.