Banyak kalangan membantu pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penularan covid-19, salah satunya Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang menggelar rapid test untuk 1.000 anggotanya dan masyarakat umum. Kegiatan itu digelar selama 3 hari mulai Kamis sampai Sabtu tanggal 28 Mei sampai 30 Mei 2020 di Kantor Kowani, Jalan Imam Bonjol No.58 Jakarta Pusat.
Kegiatan ‘rapid test’ ini sangat cepat, sangat berguna dan tepat sasaran, karena Kowani sebagai organisasi federasi perempuan tertua dan terbesar di Indonesia, dengan 97 organisasi yang bergabung dan jumlah anggota sekitar 87 juta orang yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara, dimana sebagian besar anggota Kowani belum pernah mengikutinya” ujar Ketua Umum Kowani Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd.
Rapid test ini terselenggara atas kerjasama antara Kowani dengan Kementerian Kesehatan RI sebagai bentuk dukungan dalam penanganan pandemi covid-19 di Indonesia.
Selain digelar di Jakarta, rapid test covid-19 Kowani juga akan dilakukan di Surabaya dan Padang. Kegiatan tersebut menjadi bagian dalam tim Solidaritas Bencana Nasional yang diikuti Kowani.
Alat yang digunakan untuk rapid test yang diselenggarakan oleh Kowani yaitu Wuhan Easy Diagnosis Biomedicine dengan tingkat akurasi terpercaya. Dari sekitar 1.000 peserta rapid test, sebanyak 25 orang dinyatakan positif. Mereka langsung dirujuk ke Puskesmas sesuai tempat tinggalnya untuk dilakukan swab test sesuai protokol kesehatan covid-19. Giwo Rubianto juga berharap agar masyarakat mentaati aturan yang sudah ditentukan pemerintah, terutama saat menjalani suasana baru yang disebut new normal.
Terkait akan dibukanya pusat niaga seperti mal, Giwo Rubianto menghimbau agar sarana primer dahulu yang dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19.
Bidang Sosial, Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga (Soskeskel) dan Panitia SBN Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menyelenggarakan acara “Lelang Amal”, 19 Mei 2020.
Lelang Amal Kowani ini adalah acara berupa pengumpulan barang oleh pengurus Kowani yang kemudian barang tersebut dilelang dan hasil lelang tersebut akan digunakan untuk yang terdampak Pandemi Covid 19.
Ketua Umum Kowani Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd mengapresiasi terobosan program ini karena kreatif unik dan out of the box.
“Diskusi virtual dan pembagian bantuan sudah biasa dilakukan namun program seperti Lelang Amal KOWANI ini unik dan bagus, untuk itu program ini setelah lebaran agar diadakan kembali dengan jangkauan lebih luas lagi”, ujarnya dalam memberikan sambutan.
Pada kesempatan tersebut Ketua Bidang Soskeskel Kowani, Dr.Khalilah, M.pd sangat bersyukur dan menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara ini.
“Saya mengucapkan terima kasih atas sambutan dan arahan dari Ketua Umum Ibu Giwo Rubianto dan Ketua Koordinator Bidang Soskeskel Ibu Susianah Affandy, serta kepada pengurus yang telah menyumbangkan barang-barang kesayangannya beserta cerita dari barang tersebut yang Insya Allah akan dijadikan dokumentasi kenangan dalam sebuah buku, Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan penuh keberkahan, Amin”, Ujar Ibu Khalilah.
Barang lelang termahal adalah milik Ketum Ketua Umum Kowani yang menyumbangkan tas Luis Vuitton doctor bag yang dulu beliau beli dengan harga 35 juta, tas ini dibeli dari hasil keuntungan toko bunga beliau pribadi, dimana beliau merasa berat untuk membeli tas tersebut, beli nya juga harus waiting list, dan uang nya dari hasil penjualan bunga. Membeli lelang amal tas ini diberikan bonus tas Loewe berwarna hitam di Plaza Indonesia seharga 20 juta.
Dari harga awal Rp.1.000.000,-, tas tersebut terjual Rp.4.600.000,- yang dibeli oleh Kabid Soskeskel Ibu Khalilah. Selain tas tersebut barang lainnya yang dilelang antara lain Produk Sadar Kaya Advanced yang disumbangan oleh Ibu Susianah Affandi (Ketua Koordinator Kowani), Tapis Lampung dan Blazer kesayangan yang disumbangkan oleh Prof. Dr. Masyithoh (Ketua Koordinator kowani), Longdress + Bolero baru yang disumbangkan oleh Ibu Nia Said Didu (Ketua Bidang Pendidikan, Iptek, Seni dan Budaya Kowani), Tas Tangan Kepit 2 buah kualitas ekspor yang disumbangkan oleh Ibu Enita (Ketua Bidang Hukum dan HAM Kowani), sebuah Patung Tentara karya Yusman (Pematung dari Yogyakarta) dan Tas Pinggang limited edition yang disumbangkan oleh Ibu Angelia Sasongko (Bendahara Umum Kowani), Kain Sarung Songket Palembang lengkap dengan selendangnya yang disumbangkan oleh ibu Maryam (Ketua Bidang Agama Kowani) dan masih banyak lagi.
Serunya lelang amal virtual ini benar-benar cuci mata dan seperti pasar terbuka yang tawar menawar hingga harga tertinggi lah yang menang. lelang amal Kowani yang pertama ini menghasilkan dana sebesar Rp. 12.300.000,- dan semoga episode selanjutnya dapat lebih baik lagi. Aamiin.
Kowani masih terus membuka kesempatan dan mengajak pengurus Kowani, organisasi anggota, BKOW dan GOW serta masyarakat untuk menyumbang barang untuk lelang amal, karena dalam waktu dekat Kowani akan melaksanakan kegiatan tahap kedua lelang amal ini yang hasilnya diperuntukkan untuk korban terdampak akibat pandemic covid-19.
Jumat (15/05/2020) Badan POM melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) secara daring/online di Kantor Badan POM. Acara diikuti hampir 400 orang partisipan yang terdiri dari para Pimpinan Badan POM Pusat, Balai Besar/Balai POM dan Kantor Badan POM di kabupaten/kota, perwakilan asosiasi pelaku usaha di bidang obat, obat tradisional, dan suplemen kesehatan, perwakilan asosiasi pelaku usaha di bidang pangan, serta perwakilan organisasi masyarakat umum.
Dari Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Ketua Bidang Soskeskel hadir bersama 8 Anggota Bidang yaitu Ibu Media, Ibu Rudia, Ibu Mieke Langi, Ibu Tita, Ibu Yoely, Ibu Pittawaty, dan Sufiani.
Acara dibuka dengan sambutan Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito yang sekaligus memberikan paparan. Kepala Badan POM menyampaikan bahwa di beberapa daerah/provinsi telah diterapkan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), karena itu terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat. Yang awalnya melakukan pembelian secara langsung, sekarang lebih banyak membeli produk, termasuk Obat dan Makanan, secara daring/online.
“Untuk itu Badan POM terus berkomitmen secara intensif melaksanakan KIE, baik kepada pelaku usaha, tenaga kesehatan, maupun masyarakat/ konsumen agar tetap menjalankan perannya masing-masing dalam memastikan obat dan makanan aman, berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu,” tukas Kepala Badan POM. “Kami juga menggencarkan KIE melalui daring sehingga pesan edukasi dapat tetap menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” tambahnya.
Lebih lanjut Penny K. Lukito menjelaskan bahwa kita belum tahu sampai kapan pandemi ini akan berakhir. “Seperti kita ketahui, garda terdepan dalam mencegah penyebaran COVID-19 adalah setiap individu/masyarakat. Sedangkan petugas kesehatan adalah benteng terakhir. Oleh karena itu, kita harus melek ilmu sehingga dapat mandiri untuk menjaga diri dari penyebaran COVID-19 yaitu dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, disiplin melakukan langkah-langkah pencegahan seperti menjaga jarak, serta mengonsumsi pangan berkualitas ditambah suplemen kesehatan sesuai kebutuhan,” tuturnya.
Mengonsumsi pangan yang aman dan bergizi seimbang, obat herbal dan suplemen kesehatan yang aman, berkhasiat, dan bermutu menjadi salah satu upaya preventif yang perlu dilakukan oleh masyarakat pada masa pandemi ini. “Kemudian jangan lupa, untuk mereka yang harus mengonsumsi obat, penggunaan obat harus sesuai aturan pakai dan dikonsultasikan ke dokter, jangan membeli atau mengobati sendiri COVID-19, karena obat yang dipergunakan dalam pengobatan COVID-19 merupakan obat keras dan harus dalam pengawasan dokter,” tegas Penny K. Lukito.
Kepala Badan POM mengajak pelaku usaha untuk memperhatikan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di sarana produksi dan distribusi, mencakup aspek sanitasi, higiene dan kesehatan personil dan pembatasan jarak fisik. Kepala Badan POM juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu membudayakan Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) pada saat membeli dan mengonsumsi obat dan makanan. Badan POM membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar melalui website Badan POM, media sosial Badan POM seperti Instagram, Twitter, maupun Facebook dan masyarakat juga dapat menghubungi Badan POM melalui Contact Center HaloBPOM 1500533.
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang diwakili oleh Ketua Bidang Sosial, Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga (Soskeskel) Dr. Khalilah M.Pd menghadiri Rapat Koordinasi Virtual Mitra Lansia yang diselenggarakan oleh Asdep Perlindungan Hak Perempuan dalam Situasi Darurat dan Kondisi Khusus, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA) RI, 11 Mei 2020.
Kegiatan Ini merupakan rapat kedua yang diikuti oleh Bidang Soskeskel, dimana pada rapat sebelumnya membahas terkait pembuatan draf Panduan Perlindungan Lanjut Usia Perspektif Gender di Masa Pandemi Covid 19.
“Sekarang sudah jadi lho, bagi yang tertarik dan ingin baca boleh japri saya yah, saya kirimkan by WA”, demikian disampaikan Ibu Khalilah usai rapat yang membahas Persiapan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2020 ini.
Dalam rapat kedua ini, disampaikan dalam pengantar bahwa KPPPA telah menyiapkan 3 protokol selama masa Pandemi Covid 19 yaitu (1) Protokol kekerasan, (2) Protokol perlindungan dan kekerasan serta (3) Protokol khusus disabilitas.
Ibu Khalilah yang saat itu hadir bersama Ibu Media dan Ibu Rudia merasa bersyukur dipertemukan dengan kedua Ibu ini di bidang Soskeskel. Menurut beliau Ibu Media dan Ibu Rudia adalah pengurus yang rajin jika ditugaskan mengikuti acara.
Semoga kami bisa terus sinergis dalam mengabdi di Kowani, Aamiin…
Bogor, TribunAsia.com-Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Ketum Kowani), Dr. Ir. Hj, Giwo Rubianto,. Mpd dihari ulang tahunnya berikan bantuan paket sembako kepada masyarakat terdampak COVID-19.
Kali ini, Ketum Kowani memberikan sejumlah bantuan ditujukan ke Majelis Taklim Rela Amrin yang berkedudukan di Bogor, Jawa Barat. Secara simbolis, bantuan diterima oleh Hj. Rolla Naguib yang kini memimpin Majelis Taklim Rela Amrin.
” Selamat Ulang Tahun untuk Bu Giwo, semoga panjang umur, sukses karirnya dan semakin berkah,” tutur Hj. Rolla Naguib yang juga sebagai Dewan Redaksi di medianasional.id, Jum’at (8/5/2020).
Selepas itu, Giwo Rubianto tak lain aktivis perempuan mengajak kepada kaum ibu untuk mengamalkan sikap saling asah, asih dan asuh dalam kehidupan.
Karena, seorang ibu rumah tangga dinilai sangat berperan penting dalam mendidik putra-putrinya.
” Karena hikmahnya, kita sudah diberikan kesempatan yang terbaik untuk saling asih, asah dan asuh,” kata Giwo.
Kemudian, Giwo menghimbau agar segala tuntutan tersebut tidak dijadikan beban. Dan sebaliknya, semua wanita Indonesia agar bisa mengambil hikmah dari musibah ditengah pandemi COVID-19 ini.
Salah satunya dengan memanfaatkan kesempatan stay at home ini untuk menjadi pendidik yang baik bagi anak-anak dan menjadi ibu rumah tangga yang melayani anggota keluarga dengan baik.
” Karena itu Kowani saat ini aktif memberikan konseling kepada para ibu melalui kegiatan tatap muka virtual. Memang sulit mengubah kebiasaan yang sehari-hari kerja, keluar rumah dan memiliki family time hanya di akhir pekan. Kini bertemu terus selama berminggu-minggu. Sudah pasti akan muncul banyak persoalan dan konflik. Apalagi jika suaminya menjadi korban PHK,” ungkapnya.
Sekedar informasi, Giwo Rubianto (Sri Woerjaningsih) lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 8 Mei 1962 lalu kini menjabat sebagai Ketum Kowani. Giwo sendiri pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) diera periode tahun 2004-2007. (Dw)
Sejak Covid-19 mewabah di Indonesia, sudah berapa lama mendekam di rumah? Kalau saya sih hampir 3 bulan ini. Jadi rutinitas saya ya lebih banyak di rumah. Ibadah di rumah, bekerja di rumah, mendampingi anak-anak di rumah. Kegiatan yang jarang saya lakukan, kini nyaris setiap hari saya lakoni: memasak.
Setiap hari saya mendampingi anak bungsu saya, Fattaliyati Dhikra, siswa kelas 2 SD belajar. Mengerjakan tugas sekolah yang dikirim setiap pagi oleh Ibu Wali Kelas lewat group whatsapp. Berapa lama saya mendampingi tergantung bagaimana anak saya mengerjakannya. Sementara dua kakaknya, Putik Cinta Khairunnisa dan Annajmutsaqib, yang pelajar SMP, belajar sendiri. Kalau tidak ada yang dimengerti baru bertanya pada saya.
Menjalani rutinitas yang itu-itu saja di rumah lama-lama membuat saya bosan. Anak-anak juga bosan. Berulangkali anak-anak mengeluhkan rasa bosannya. Tidak bisa “melihat dunia” seperti hari-hari sebelum Covid-19. Saya yang pekerja lapangan rasanya juga mulai suntuk. Biasanya suka “keliling-keliling” ke beberapa titik, kini otomatis di rumah saja. Pertemuan pun dilakukan secara daring. Ya tetap saja tidak segreget pertemuan secara tatap muka.
Bisa jadi ibu-ibu yang lain pun mengalami rasa yang sama. Banyak ibu yang mulai bosan, jenuh, jemu atau apalah yang bingung harus berbuat apa lagi agar suasana rumah semenarik suasana di luar rumah. Nah, kita sebagai kaum ibu dituntut kreatif, pintar, cerdas, inovatif untuk berkreasi menciptakan kegiatan menarik yang tidak membosankan anak-anak.
Bagi Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr. Ir. Hj. Sri Woerjaningsih, M.Pd, yang akrab disapa Giwo Rubianto Wiyogo, tinggal di rumah, berarti keluarga banyak menghabiskan waktunya di rumah. Dan, ini artinya, peran perempuan, terutama kaum ibu, menjadi lebih optimal dalam mendampingi keluarga di rumah agar ketahanan keluarga juga semakin kuat di tengah terpaan penyakit yang disebabkan virus korona itu.
Karenanya, Giwo yang pernah menjabat Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengajak seluruh perempuan dalam hal ini para ibu untuk mengedepankan perannya sebagai Pilar Ketahanan Keluarga untuk menjadikan keluarga sebagai “pusat aktivitas dan pusat kebahagiaan”. Katanya, para ibu harus mampu menjadi motor dan dinamisator dalam keluarga sehingga kegiatan untuk tetap di rumah saja bisa menjadi sesuatu yang “menyenangkan” bagi seluruh keluarga.
Giwo Rubianto menyampaikan “amanat” itu kepada pengurus Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) dari 34 propinsi dari seluruh penjuru tanah air, saat tatap muka virtual, belum lama ini. Mengapa “amanat” ini disampaikan kepada BKOW? Ini karena BKOW merupakan “perpanjangan tangan” Kowani di tingkat akar rumput. Dan, kebetulan saya berkesempatan mengikuti tatap muka virtual ini.
Oh iya, bagi yang belum kenal dengan Kowani, ini adalah organisasi perempuan tertua dan terbesar di Indonesia. Dikatakan tertua karena memang usianya sudah tua. Berdiri pada 1928 saat Kongres Perempoean Indonesia pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta. Itu artinya, usia organisasi federasi yang “memayungi” 97 organisasi wanita tingkat pusat ini sudah mencapai 92 tahun. Dikatakan organisasi terbesar karena anggotanya secara keseluruhan lebih dari 87 juta wanita di seluruh Indonesia. Jadi, organisasi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Para wanita inilah yang nantinya menjadi “agent of change” di lingkungannya masing-masing.
Mengapa Giwo mengamanatkan para ibu harus kreatif di tengah pandemi Covid-19? Karena ternyata, berdasarkan Kongres Perempuan Indonesia kedua di Jakarta pada 1935, menetapkan kewajiban utama wanita Indonesia adalah menjadi Ibu Bangsa. Di pundak perempuanlah dipercayakan untuk mempersiapkan generasi muda sebagai penerus yang kreatif, inovatif, unggul dan militan.
“Para wanita juga “harus” mempersiapkan generasi yang sehat jasmani dan rohani, memiliki jiwa nasionalisme yang kokoh dan teguh, serta mampu menjaga moral keluarga dan masyarakat yang mampu menjaga alam untuk anak cucunya sehingga mampu menggerakkan ekonomi keluarga dan masyarakat,” ujarnya.
Dengan para ibu mampu memerankan diri sebagai ibu rumah tangga yang inovatif, kreatif dan bahkan atraktif rumah pun menjadi “home sweet home” sehingga tercipta suasana layaknya di “surga”. Ini menandakan, sumbangsih perempuan menjadi sangat nyata dalam menghadapi Covid-19.
Itulah hakekat dan makna dari kehadiran perempuan sebagai “hero of family” dan itu seperti yang tertuang dalam lagu Indonesia Raya ‘di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku’. “Ya kita harus mampu menjadi pandu dan perintis yakni agen of solution di setiap situasi betapa sangat membanggakan dan bermanfaatnya di saat kita mampu mendemonstrasikan peranan itu,” tuturnya.
Bagaimana caranya para ibu bisa kreatif? Ya banyak membaca, banyak berdiskusi secara online atau mencari tahu di google. Atau juga bisa berdiskusi dengan suami dan anak-anak kira-kira kegiatan apa yang bisa dilakukan bersama yang tentu saja menyenangkan anak-anak. Terkadang ide kreatif muncul di saat kita tengah mengamati sesuatu.
“Sebagai ibu rumah tangga, dalam konteks kesehatan keluarga maka kita adalah ibarat konduktor dan pilotnya. Karena itu, mari kita rapatkan barisan untuk mendukung pemerintah dalam segala bidang, khususnya untuk menghadapi Covid-19. Jika setiap ibu mampu menyulap rumah menjadi hunian yang menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga, maka imbauan untuk di rumah saja selama pandemi COVID-19 tidak akan menjadi hari-hari yang menyiksa. Itu sebabnya, dibutuhkan ketrampilan ibu untuk selalu inovatif, kreatif dan atraktif menciptakan kegiatan-kegiatan yang tidak membosankan,” tukas Giwo.
Giwo pun kembali mengingatkan, betapa vital peran perempuan dalam kesehatan keluarga. Perempuan sesungguhnya adalah kunci dalam penanggulangan pandemik Covid ini. Karena setiap perempuan harus berjuang menyelamatkan keluarganya agar tidak terkena virus Corona dengan cara mematuhi protokol kesehatan serta taat terhadap peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Tugas perempuan di tengah pandemim Covid-19 ini memang cukup berat, Kowani dan BKOW harus turut membantu keluarga Indonesia, agar mampu keluar dari situasi yang amat berat ini melalui dukungan terhadap program-program pemerintah ataupun melaui edukasi, bantuan langsung, penanganan korban terpapar virus Corona dan korban terdampak,” tegas menantu Wiyogo Atmodarminto, yang pernah menjabat Gubernur Jakarta periode 1987–1992.
Giwo kembali mengingatkan kebijakan umum Kowani dari hasil Kongres Kowani ke XXV Desember 2019, Dewan Pengurus Kowani masa bhakti 2019-2024 memiliki tiga dimensi tugas utama. Pertama, Kowani sebagai wadah penghimpun serta penyalur aspirasi dan potensi wanita dalam melaksanakan peran dan partisipasinya untuk pembangunan bangsa di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kedua, Kowani sebagai kekuatan sosial mempunyai hak, tanggung jawab dan kewajiban untuk melaksanakan pengawasan dalam mewujudkan tuntutan reformasi. Ketiga, Kowani sebagai lembaga yang mewakili wanita Indonesia yang tergabung di dalamnya mengoptimalkan kinerja gotong royong memperkokoh jaringan kerjasama di tingkat nasional, regional maupun internasional.
Ketiga dimensi tersebut menjadi panduan sekaligus tuntunan bahkan ‘tuntutan panggilan’ untuk terus menorehkan bakti dalam berkontribusi dan terus membangkitkan semangat perbaikan serta pemajuan martabat perempuan. Untuk itu, perempuan harus cerdas, kreatif, inovatif, adaptif dan adoptif dalam melakukan kewajibannya sebagai Ibu Bangsa.
Ketua Bidang Sosial, Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga (Soskeskel) Kowani Dr. Khalilah M.Pd. menghadiri acara Sosialisasi Keamanan Pangan Bagi UMKM Pada Masa Pandemi Covid 19 yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), 8 Mei 2020.
Acara yang diselenggarakan melalui video conference tersebut dipimpin oleh Direktur Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Dra. Dewi Prawitasari, Apt. M.Kes.
Pemberdayaan masyarakat sebagai penggerak/duta mengedukasi pelaku UMKM dan masyarakat sekitar tentang keamanan obat dan makanan. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait Covid 19 dan pencegahannya.
Edukasi masyarakat ini dilakukan bersama Badan POM, tokoh masyarakat, komunitas/organisasi masyarakat, pramuka dan perguruan tinggi.
Melalui acara tersebut dijelaskan bahwa berdasarkan data ilmiah terkini dan sesuai panduan WHO, tidak ada transmisi covid-19 melalui pangan. Upaya yang dilakukan adalah pencegahan penyebaran covid-19 melalui personel yang terlibat dalam rantai produksi dan distribusi pangan.
Bidang Soskeskel dan Panitia SBN Covid-19 Kowani mengajak Pengurus dan Organisasi yang tergabung di Kowani serta seluruh masyarakat dalam kegiatan “Kowani Peduli Covid-19”.
Dana hasil Kegiatan Sumbang lelang amal ini akan disalurkan kepada korban terdampak Covid-19.
Jakarta, Beritasatu.com – Pandemi Covid-19 berdampak pada luas pada semua kalangan. Tidak terkecuali dampak corona juga dirasakan beberapa kalangan jurnalis.
Menyadari kondisi ini, beberapa jurnalis membentuk gerakan peduli jurnalis. Gerakannya lewat pemberian 155 paket sembako yang dibagikan dalam dua tahap kepada para jurnalis terdampak.
“Aksi ini sebenarnya bentuk kepedulian kami terhadap nasib para jurnalis yang juga amat terimbas akibat pandemi corona ini. Dana bantuan yang kita salurkan ini berasal dari para donatur. Program ini direnacanakan akan terus berkelanjutan setiap dua minggu sekali dan finalnya adalah pembagian bingkisan lebaran dan THR buat para jurnalis,” ungkap Andi Arief selaku ketua gerakan Peduli Jurnalis saat ditemui di kawasan Pejaten, Sabtu (2/5/2020).
Andi mengucapkan terima kasih atas bantuan dari para donatur yang mau membantu aksi sosial ini. “Harapan kami bantuan ini bisa membantu teman-teman jurnalis di tengah pandemi ini. Insyallah ini akan kami lanjutkan ke depannya. Kami sendiri sampai saat ini masih coba mengetuk hati para donatur untuk sama-sama membantu aksi ini,” tandasnya.
Sejumlah donasi diantaranya diberikan M150, Gloskin, Wings Group, RBM Goat Milk, Paris de La Mode Fashion School, Rani Anggraini Safitri (Ketua Sahabat Kartini & Pendiri Yayasan Sosial Bahira), Hj. Giwo Rubianto Wiyogo (Ketua Umum Kowani), Bens Leo, Ferry Mursyidan Baldan, Rahayu Kertawiguna (Nagaswara), Ratna Dilla, Feby Febiola, Arzeti Bilbina, Inggrid Kansil, Linda Gumelar, Leny Rafael, Novi Rizki, Irma Darmawangsa, Indadari, Lola Amaria Production, Satas Transportindo International, Indah Darry dan Nana Harahap.
Gerakan Peduli Jurnalis juga membagikan bantuan makanan siap saji kepada masyarakat disekitar Jakarta.
Sumber link: https://www.beritasatu.com/megapolitan/628235-gerakan-peduli-jurnalis-bagikan-sembako-ke-jurnalis-terdampak-covid19
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang diwakili oleh Ketua Bidang Sosial, Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga (Soskeskel) Dr. Khalilah, M.Pd dan Wakil Ketua Bidang Soskeskel Dra. Hj. Media Ekawati, MM mengikuti Virtual Rapat Protokol Perlindungan Lansia Perspektif Gender Pada Masa Covid-19 yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Kementerian PP-PA, Senin 4 Mei 2020, Pukul 13.00-15.30.
Sebagai Host acara yang dihadiri oleh 66 Peserta ini adalah Nyimas Aliah dari KPPPA dan Dr.Lilis sebagai Narasumber dengan materi “Membuat Draf Protokol Perlindungan Lansia pada Masa Covid-19”.
Berikut point-point catatan paparan dan masukan hasil rapat diantaranya sebagai berikut:
Tujuan Acara untuk mendapatkan input untuk penyempurnaan Draf Protokol Perlindungan Lansia pada Masa Covid 19, agar lansia tidak terpapar & tidak mengalami KDRT dan menjadi bagian kelompok rentan ini perlu dilindungi.
Acara dilakukan dengan pengantar dari KPPPA dilanjutkan presentasi Draf Protokol Perlindungan Lansia pada Masa Covid 19 yang berisi diantaranya, Lansia: usia >60th, mencegah penelantaran & mendapat yang dibutuhkan (sesuai WHO), protokol ini tertulis juga tanggung jawab keluarga dan masyarakat untuk melakukan perlindungan terhadap lansia, intervensi dan cara / penanganan lansia, koordinasi lintas sektor pusat daerah dan ormas, Dampak pandemic Covid 19 dari aspek kesehatan dan sosial.
Perlu Intervensi- pencegahan: Koordinasi lintar sektor, penyediaan & layanan informasi (online, elektronik, kader dll), dukungan bantuan hukum & kemudahan, pengembangan & optimalisasi tugas UPDT PPA/P2TP2A, pemantauan terhadap lansia di akar rumput, bisa melalui kader, toga, ormas, LSM dll.
Protokol ini dapat saling menguatkan protokol yang sudah disusun Kemenkes, Kemensos dll, intervensi layanan saling terkoneksi (untuk disabilitas, lansia dll), tempat singgah sementara (rehsos) untuk yang terdampak karena Covid 19, dan Perlu rumah aman (di Pemda).
Ada 4 komponen dari bansos reguler untuk lansia melalui UPT2, LksLu, alokasi anggaran untuk disabilitas dan lansia (realokasi/ refokusing anggaran), Jabodetabek (sembako 2 termin @ 300rb), luar Jabodetabek (tunai 600rb) BLT untuk Lansia kerjasama dengan data Pemda dari Kemensos (2,7 jt) khusus masa Covid 19.
Gender diferensia karena Covid 19, Lansia yang perlu longterm care, perlu pendampingan.
Ruang lingkup, perlu lanjut, dasar hukum harus ada relevansi dengan PSBB, sebagai intervensi perlu pendamping untuk lansia yang dilakukan POLRI, LBH, lembaga agama & organisasi, promotif, preventif, kuratif sebagai 3 klaster lansia.
Pendahuluan perlu data spesific Covid 19, kasuistik, dari BKKBN sudah ada KIE 34 bahasa & ramah lansia, panduan BKL, komda lansia (Surabaya & Semarang), panduan PPKS, UPTKS dll. contoh: membuat hand sanitizer dari daun jeruk & sirih. Golantang (gollansia tangguh).
Pendekatan dengan analisis gender, protokol ini dapat digunakan untuk Covid & Pasca Covid.
Semua akses layanan terfokus kepada Covid 19 bagaimana dengan sektor atau penyakit lainnya,perlu nomer-nomor hotline selama darurat covid (bisa ditulis dalam lampiran)
Protokol ini dibuat simpel & segera dapat diterapkan oleh Lembaga-lembaga, ormas – ormas dll, hindari tumpang tindih masing-masing protokol dan harus tepat sasaran.
Perlu konsistensi penggunaan istilah. tanggung jawab yang memberikan alat-alat kebersihan.