JAKARTA (Pos Sore) — Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Dr Ir Giwo Rubianto berharap Presiden Jokowi bersedia hadir untuk membuka acara Kongres Kowani yang akan diselenggarakan pada 3-4 Desember 2019, di Hotel JS Luwansa.
Harapan ini disampaikan Giwo saat diterima Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di Kantor Mensesneg, Jumat (29/11/2019). Didampingi Sekjen Kowani Titin Pamudji, Wakil Sekjen Atiek Sardjana, Ketua Lia Hartono, Ketua Nuning Siregar.
Giwo menerangkan selintas tentang Kowani dan acara Kongres Kowani di depan Pratikno dan Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Dadan Wildan. Kowani adalah organisasi perempuan tertua yang dirintis pada 1928. Kowani juga didukung 95 organisasi perempuan.
Pada kongres yang diadakan setiap 5 tahun sekali ini, akan memilih kembali Ketua Umum Kowani untuk masa periode 2019 – 2024. Pada kongres tahun ini, Giwo Rudianto kembali mencalonkan diri sebagai Ketum Kowani.
Menurut Pratikno, pihaknya menyambut baik kedatangan rombongan Kowani dan akan menyampaikan undangan Kongres Kowani kepada Presiden Jokowi. Namun, ia harus melihat dahulu jadwal kegiatan Presiden, apakah Presiden bisa menyempatkan datang untuk membuka secara resmi Kongres Kowani mengingat jadwal Presiden yang sangat padat.
“Semoga Bapak Presiden bisa datang dan membuka secara resmi acara kami, Kongres Kowani. Kowani merupakan organisasi perempuan yang banyak mendukung kebijakan Presiden khususnya yang menyangkut tentang perempuan,” ujar Giwo Rubianto. (tety)
JAKARTA – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan penghargaan kepada sejumlah organisasi masyarakat (ormas) dalam acara Anugerah Ormas Award 2019. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
Tito mengungkapkan, keberadaan ormas sangat penting sebagai bagian dari penyeimbang sebuah negara dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
“Satu peran penting civil society adalah ormas sebagai penyeimbang agar negara tidak semaunya mulai dari planning hingga eksekusi. Ini akan menghindari sistem yang otoritarian ke arah sistem demokratis,” kata Tito saat memberikan sambutan di Hotel Kartika Candra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2019).
Selain sebagai penyeimbang, kata Tito, ormas mendorong sistem check and balance untuk lahirnya bangsa. Namun, mantan Kapolri mengingatkan, ada batasan yang harus diperhatikan ormas.
“Pertama, harus menghargai hak-hak asasi orang lain. Kedua harus menjaga ketertiban umum atau publik. Ketiga mengindahkan etika dan moral. Keempat harus menjaga national security, tapi dalam bahasa UU menjadi menjaga persatuan bangsa. Jadi itu harus ditaati termasuk membentuk ormas,” tuturnya.
Tito berharap ormas nantinya bisa terus menjadi penyeimbang negara dan selalu memberikan kontribusi positif, baik melalui kritik maupun saran dalam membangun masyarakat.
“Pemerintah tak boleh alergi selama membangun. Selain kritik ormas juga harus mampu menginisiasi invasi dan berkolaborasi positif,” tuturnya.
Berikut daftar lengkap sejumlah ormas dari beberapa kategori yang berhasil meraih penghargaan dari Kemendagri:
Bidang Pendidikan: Selamat Pagi Indonesia
Bidang Pemberdayaan Perempuan: Kapal Perempuan
Bidang Tata Kelola Pemerintahan: Perludem
Bidang Kebudayaan: Yayasan Kebudayaan Rancage
Bidang Penanggulangan Bencana : Yayasan IDEP
Bidang Kesehatan: Yayasan Thalasemia Indonesia
Bidang Lingkungan Hidup: Yayasan Pendidikan Konservasi Alam
Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat : LPSDM
Kategori Pemda Pembina Ormas, Tingkat Provinsi: Provinsi Jawa Timur
Tingkat Kabupaten: Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu
Tingkat Kota: Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Kategori Penghargaan Khusus Bakti Sepanjang Masa: Mathlaul Anwar, Aisyiyah, Muslimat NU, Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
JAKARTA, MENARA62.COM – Ketua PP ‘Aisyiyah Prof. Dr. Masyitoh Chusnan mengemukakan dimanapun ‘Aisyiyah hadir, harus bisa melakukan misi dakwahnya. Termasuk ketika memutuskan aktif pada organisasi Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
“Aisyiyah dan Muhammadiyah dimanapun kan selalu mengemban misi dakwah, amar ma’ruf nahi mungkar,” kata Prof Masyitoh di sela silaturahmi organisasi perempuan yang berlangsung di Graha Cimb Niaga, Kamis (21/11/2019).
Selain mengemban misi dakwah, Aisyiyah juga ingin memberikan warna pada Kowani. Sebab sebagaimana diketahui, Kowani merupakan organisasi wanita dengan jumlah anggota yang sangat besar dan beragam.
“Kita kedepankan kebersamaan, bukan egoistis, atau bahasa lainnya nasionalisme,” lanjut Prof Masyitoh.
Meski lanjut Prof Masyitoh, ‘Aisyiyah juga memiliki prinsip sendiri. Tetapu bukan untuk memaksakan diri dengan prinsip-prinsip ‘Aisyiyah, karen ada hal-hal yang perlu diperhatikan saat kita berdakwah.
Karena itu, Prof Masyitoh yang sebelumnya menjabat sebagai salah satu ketua Kowani, bersedia maju kembali bersama gerbong kepengurusan Kowani yang sebelumnya. Baginya ini adalah amanah yang harus dilakukan sebagai orang ‘Aisyiyah.
“Tadinya saya memutuskan untuk satu periode saja. Cukup alot juga saat mencari penggantinya. Sampai akhirnya Ketua Umum ‘Asyiyah memutuskan nama si fulan. Hanya saja tiga hari lalu saya ditelepon untuk kembali maju bersama kepengurusan Bu Giwo,” tambahnya.
Ia berharap Giwo bisa kembali memimpin Kowani untuk periode 2019-2024. Alasannya, dalam kepemimpinan mantan Ketua KPAI tersebut, sudah banyak kemajuan yang dicapai oleh Kowani. Seperti meningkatnya partisipasi anggota Kowani dalam berbagai kegiatan, terpilihnya Giwo sebagai Vice President Internasional Council of Women (ICW) dan berbagai capaian prestasi lainnya baik level nasional, regional maupun internasional.
“Periode pertama sudah kelihatan fondasinya, seperti menggerakkan anggota. Itu adalah salah satu fungsi ketua umum. Lalu pencapaian program-programnya juga menggembirakan,” tukas Prof. Masyitoh.
Menurutnya, majunya Giwo dalam bursa kepemimpinan Kowani yang akan datang juga penting guna melanjutkan program-program yang sudah ada. Jika fondasi sudah tertanam dengan baik pada periode pertama, tentulah pada periode kedua akan jauh lebih baik.
“Kita berharap bisa dilanjutkan. Karena memang idealnya program dilakukan minimal dua periode atau 10 tahun. Kalau 5 tahun ibaratnya sedang meletakkan fondasi. Supaya berlanjut ya harus diteruskan kepemimpinannya,” tutup Prof Masyitoh.
Sebagaimana diketahui Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo memutuskan maju dalam bursa pemilihan Ketua Umum Kowani periode 2019-2024 yang akan digelar 4 Desember 2019 bersamaan dengan pelaksanaan Kongres Kowani.
JAKARTA, MENARA62.COM – Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd menyatakan diri kembali maju dalam bursa pemilihan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) periode 2019-2024. Kepastian majunya mantan ketua KPAI tersebut mengemuka dalam silaturahmi sekitar 1.000 perempuan dari berbagai organisasi wanita di Financial Club Jakarta, Graha CIMB Niaga, Kamis (21/11).
Hadir pada acara silaturahmi tersebut sejumlah tokoh perempuan antara lain Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak periode 2009-2014 Linda Agum Gumelar, Ketua PP ‘Aisyiyah Prof. Masyitoh Chusnan, dan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa serta sejumlah tokoh lainnya.
Dalam sambutannya Giwo mengatakan keinginannya maju kembali menjadi Ketua Umum Kowani semata-mata karena ingin melanjutkan program-program kerjanya yang sudah dilakukan selama 5 tahun terakhir ini.
“Saya bersemangat maju kembali menjadi ketua umum Kowani dengan niat ingin melanjutkan perjuangan para perempuan Indonesia dan melanjutkan program Kowani yang telah dilaksanakan. Tidak ada niatan untuk kepentingan pribadi, kecuali mencari surga,” kata Giwo.
Giwo mengaku awalnya sempat ragu untuk kembali maju dalam bursa pemilihan ketua umum Kowani periode yang akan datang. Tetapi suntikan semangat yang diperoleh dari sebagian besar organisasi perempuan ditambah tokoh-tokoh perempuan Indonesia menjadikan Giwo membulatkan tekad mencalonkan diri lagi.
“Semangat saya 100 persen tumbuh melihat dukungan yang mengalir begitu besar terhadap saya. Terlebih para pengurus lama juga akan maju lagi,” katanya.
Selain Giwo, diketahui 90 persen pengurus DPP Kowani periode 2014-2019 juga menyatakan mencalonkan diri kembali untuk kepengurusan periode 2019-2024.
Menteri PP dan PA periode 2009- 2014, Linda Agum Gumelar mengatakan 5 tahun tidaklah cukup untuk menyelesaikan program-program kerja Kowani yang sudah ditanamkan oleh sosok Giwo Rubianto. Karena itu akan jauh lebih baik jika program tersebut dilanjutkan oleh tokoh yang telah menjadi pencetus dan penanam fondasinya.
“Semua yang dilakukan oleh Bu Giwo sudah baik dan saya melihat program kerjanya mampu menjawab tantangan jaman,” kata Linda.
Terlebih Giwo kini juga menjabat sebagai Vice President Internasional Council of Women (ICW). Dengan duduknya Giwo dalam organisasi wanita internasional, setidaknya Indonesia telah terwakili.
Senada juga disampaikan Prof. Dr. Masyitoh Chusnan. Kepada Menara62.com, Ketua PP ‘Aisyiyah tersebut menyatakan siap maju kembali menjadi pengurus DPP Kowani periode 2019-2024 bersama Giwo Rubianto.
“Satu periode kita sudah bisa menanamkan fondasinya, peiode selanjutnya yakin pasti akan lebih baik. Itu sebabnya saya bersedia untuk kembali bergabung mencalonkan diri bersama gerbong kepengurusan Kowani periode sebelumnya,” kata Prof. Masyitoh.
Menurutnya Kowani dibawah kepemimpinan Giwo Rubianto sudah menunjukkan hasil-hasil sejumlah prestasi yang membanggakan, baik prestasi di dalam negeri maupun prestasi di tingkat internasional. Termasuk upaya menggerakkan partisipasi anggota Kowani, sudah mulai nampak hasilnya. Dimana-mana perempuan bergerak, berpartisipasi dalam berbagai sektor pembangunan.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan Kowani telah menjadi payung kekuatan bagi organisasi perempuan di Indonesia. Perannya ke depan menjadi sangat penting dan strategis untuk menjawab tantangan kehidupan berbangsa.
“Saat ini kita mendapati bahwa masyarakat seolah-olah terkotak-kotak, anak-anak terpapar paham radikalisme, jiwa nasionalisme mulai luntur dan ini sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelas Khofifah.
Ia melihat kaum perempuan memiliki sensifitas tinggi untuk menjawab berbagai persoalan bangsa tersebut. Bahkan dibawah Giwo, Kowani telah melakukan berbagai terobosan, dan inovasi yang sifatnya diluar kebiasaan atau out of the box.
“Saya yakin Bu Giwo dan gerbong lamanya mampu menjawab semua persoalan yang ada tersebut dengan berbagai solusi yang inovatif dan kreatif,” jelas Khofifah.
Dalam acara silaturahmi tersebut sejumlah tokoh seperti Meutia Hatta, Menteri PP dan PA periode 2004-2009 dan Kanjeng Ratu Hemas mengirimkan salam dan dukungannya terhadap Kowani untuk melanjutkan program kerja yang sudah dirintis 5 tahun belakangan ini.
Pemilihan Ketua Umum Kowani periode 2019-2024 itu sendiri akan digelar pada 4 Desember 2019 bersamaan digelarnya Kongres Kowani 2019.
Cakupan efektif adalah menghitung berapa banyak penduduk dengan penyakit/kondisi kesehatan tertentu telah menjadi peserta JKN, yang kemudian mendapatkan pelayanan kesehatan, dan dengan mutu yang baik. Meski cakupan kepesertaan JKN sudah tinggi, cakupan pelayanan juga sudah relatif tinggi, namun cakupan efektif masih rendah atau belum dapat diukur. Cakupan efektif penting sebagai akuntabilitas sistem JKN termasuk akuntabiitas Regulator dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd menjadi salah satu pembicara pada Forum Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan IHQN ke 15 dengan materi “Peran dan Upaya Kowani dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan KIA”, Selasa (19/11/2019).
Forum Mutu IHQN yang bertema Meningkatkan Cakupan Efektif Pelayanan Kesehatan, dilaksanakan di Hotel Novotel Bukittinggi Sumatera Barat dengan tujuan untuk mempertemukan para profesional kesehatan yang memiliki perhatian dan semangat untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pelayanan kesehatan, serta untuk memberikan kesempatan bagi para profesional kesehatan untuk mempublikasikan pengalaman mereka dalam bentuk poster atau menjadi pembicara. Forum juga diadakan untuk mempelajari praktik-praktik terbaik, bertemu para sejawat dan membangun koneksi nasional.
JAKARTA — Ketum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo Menerima Penghargaan Kategori Most Inspiring Women of the Year 2019 pada Malam Penganugerahan Penghargaan Indonesia Beauty Award 2019, di Hotel JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat, (8/11/2019). Dengan tagline beauty, healthy and lifestyle.
Penganugerahan Penghargaan juga diberikan kepada enam perempuan tangguh dan sukses dalam bidangnya, serta menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya.
Kategori Most Inspiring Women of the Year 2019 diberikan kepada Anne Avantie (Fashion Designer), Indah Suryadharma Ali (Ketua PPLIPI), Yulie Nasution Grillon (Pelukis), Giwo Rubianto Wiyogo (Ketua Umum Kowani), dan Yenny Wahid (Tokoh Nasional), serta Prof. Dr. H. Anna Mariana, SH, MH, MBA.
Dari keenam perempuan tangguh dan sukses dalam bidangnya, serta menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya.
Kategori Most Inspiring Women of the Year 2019, salah satunya adalah Ketua Umum Korps Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo usai menerima penghargaan Kategori Most Inspiring Women of the Year 2019, dimalam Penganugerahan Indonesia Beauty Award 2019.
Giwo Rubianto mengatakan, senang sekali saya salah satu dari 6 perempuan mendapatkan penghargaan Kategori Most Inspiring Women of the Year 2019.
Dalam ajang Malam Penganugerahan Indonesia Beauty Award 2019 ini, “Kami memberikan penghargaan yang sebesarnya kepada semua yang terlibat langsung di malam ini, dan Aspirasi Konggres Wanita Indonesia yang mewakili 60 juta perempuan di seluruh nusantara,” ujarnya.
Bahwa malam penganugerahan Indonesia Beauty Award 2019 penyelenggaraan nya cukub baik.
Ia menambahkan, “Tentunya ajang ini perlu di tingkatkan, dan kita harapkan bahwa bukan hanya kali ini saja memberikan aspirasi kepada perempuan-perempuan penggiat industri kosmetik tetapi mereka juga harus benar-benar diberikan sosialisasi untuk penggunaan dan pemakaian bahan-bahan kosmetik di Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, “Untuk mengurangi bahan-bahan yang merugikan bagi wanita Indonesia”.
“Kami juga memberikan semangat kepada perempuan perempuan lebih maju lagi dan lebih berbuat lebih banyak lagi, khususnya kepentingan perempuan dalam pembangunan bangsa dan negara,” papar Giwo Rubianto.
Dan untuk para penerima award 2019 ini lebih giat lagi terus berjuang dalam pemberdayaan ekonomi khususnya di bidang kosmetik pungkas Giwo Rubianto. (upi)
Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan pemberian gelar Pahlawan Nasional pada tokoh perempuan dapat meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia ditingkat internasional.
“Pemberian gelar Pahlawan Nasional pada jurnalis perempuan pertama Indonesia yakni Roehana Koeddoes dapat meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia di mata internasional. Kita juga punya pahlawan dari kaum perempuan walaupun jumlahnya masih terbatas,” ujar Giwo di Jakarta, Minggu.
Meskipun dia mengakui, jumlah tokoh perempuan yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional masih sangat sedikit dibandingkan kaum laki-laki. Saat ini jumlah pahlawan dari kaum perempuan hanya 14 dari 140-an Pahlawan Nasional.
Padahal perjuangan kemerdekaan Indonesia, lanjut dia, tidak semata-mata berasal dari kaum laki-laki. Hal itu dibuktikan pada Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22 Desember 1928.
“Perempuan juga memiliki jasa yang tidak sedikit dan berkiprah bersama kaum pria, dalam memperjuangkan kemerdekaan ini,” kata Mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu.
Ke depan, dia berharap pemerintah mempermudah pemberian gelar pada kaum perempuan. Giwo menjelaskan sebanyak 14 tokoh perempuan yang menjadi pahlawan, semuanya memiliki reputasi nasional dan diakui dunia internasional. Contohnya adalah Laksamana Malahayati yang diakui dunia.
Giwo juga menjelaskan pemberian gelar Pahlawan Nasional pada kaum perempuan, juga memberi semangat baru bagi kaum perempuan karena semakin banyak tokoh perempuan yang menjadi panutan.
Sebelumnya, sejak 2018 Kowani mengusulkan agar Roehana Koeddoes atau Ruhana Kuddus sebagai pahlawan nasional. Namun hal tersebut baru terwujud pada 2019 setelah Pemprov Sumatera Barat melengkapi data dan dokumennya.
Ke depan, Kowani juga mengusulkan agar pencipta lagu Saridjah Niung atau Ibu Sud menjadi Pahlawan Nasional
“Kendalanya untuk Ibu Sud ini pihak keluarga tidak memberikan data yang lengkap. Jadi walaupun Kowani sudah berjuang total, kalau tidak didukung akan sulit. Untuk itu perlu kerja sama yang baik dari semua pihak,” kata Giwo..