Dalam rangka
bulan suci Ramadhan 1440 H, Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerjasama
dengan Kementerian Sosial RI menggelar acara Santunan dan Buka Puasa Bersama
Anak Yatim dan Dhuafa, Selasa (28/5/2019).
Acara yang diselenggarakan
di Kantor Kowani, Jalan Imam Bonjol No.58 Jakarta ini merupakan agenda rutin
tahunan dari federasi dari 91 organisasi wanita tingkat nasional yang berdiri
sejak 22 Desember 1928 tersebut.
Selain Dewan
Pimpinan dan Pengurus Kowani, pemberian santunan dan buka puasa bersama 300 Anak
Yatim dan Dhuafa tersebut juga dihadiri perwakilan dari organisasi anggota
Kowani.
Ketua Kowani Prof. Dr. Hj. Masyithoh, M.Ag pada kesempatan tersebut menyampaikan sambutan mewakili Ketua Umum Kowani yang pada waktu yang sama sedang dinas ke Ukraina dan dilanjutkan memberikan tausiah bertema ramadhan.
Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, MP.d., sebagai salah
satu Wakil Presiden dari International Council of Women (ICW) berada diantara
Presiden European Center of International Council of Women (ECICW), Cosima
Schenk dan Ketua National Council of Women Ukraine, Lyudmyla Porokhnyak.
Kemudian juga Presiden International Council of Women (ICW), Jungsook Kim (Ed.
D).
Ukraina, innews.co.id – Saat ini, perempuan Indonesia sudah semakin maju
dan berkembang. Program pemberdayaan terus berjalan simultan. Selain itu,
berbagai perundang-undangan yang melindungi kaum perempuan juga berhasil
digolkan.
Hal ini secara gamblang disampaikan DR.
Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd., dalam General Assembly European
Conference of International Council of Woman(EC ICW) di Kiev dan Chernihiv,
Ukraina, (19-24 Mei 2019).
Saat dihubungi dari Jakarta, Giwo
Rubianto mengakui agenda kegiatan EC ICW cukup padat, namun menarik.
Salah satu pembahasan yang menarik dalam
seminar dan diskusi, kata Giwo, adalah pembahasan tentang kekerasan dan
perbudakan terhadap perempuan.
“Dibahas juga mengenai anak perempuan
yang dinikahkan usia muda dengan orang yangg berduit,” kata Ketua Umum Kongres
Wanita Indonesia (Kowani) sekaligus Vice President ICW ini.
Giwo menerangkan, dalam pertemuan
tersebut, selain pemilihan dari board members EC ICW juga
dilakukan peringatan 100 tahun perjuangan pergerakan perempuan dari NCW of
Ukraine (Kowaninya Ukraina).
Dr. Ir. Giwo Rubianto
Wiyogo, M.Pd., (kiri) bersama President ICW asal Korea (ke-2 dari kiri)
Dibahas pula sejumlah permasalahan yang
dihadapi oleh perempuan di Ukraina, dimana setelah revolusi dan kemerdekaan,
mereka hidup penuh perjuangan untuk menghidupi anak anaknya yang ditinggalkan
oleh suaminya karena menjadi korban peperangan.
Selain itu, banyak perempuan di Ukraina yang tidak paham dengan hak perlindungannya sebagai perempuan. Disamping pemerintahnya juga belum paham tentang perspektif kesetaraan gender. (RN)
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto akan mengikuti sesi Sidang Umum musim semi yang digelar Dewan Nasional Wanita Ukraina dan Pusat Eropa Dewan Wanita Internasional (ECICW) di Kota Kiev dan Chernihiv, Ukraina. Pertemuan tersebut berlangsung 19-24 Mei 2019. Di kota tersebut Giwo akan melihat dan mempelajari bagaimana perempuan bisa bertahan ditengah konflik social dan politik.
“Ukraina adalah Negara yang baru saja merdeka dari Rusia. Tentu konflik politik dan konflik social berimbas pada kaum perempuan,” kata Giwo, kemarin.
Kehadiran Giwo dalam even tersebut menjadi bagian dari tugasnya sebagai Vice President ICW untuk Asia Pasific. Ia merasa perlu untuk mempelajari dan mengetahui sejauh mana implementasi pemberdayaan kaum perempuan di Negara Ukraina pasca gejolak politik.
Selama kunjungannya di Ukraina, Giwo juga akan berkesempatan mengetahui tentang tenaga kerja wanita, mengetahui tentang bagaimana pemerintah setempat memperhatikan masalah pemberdayaan perempuan melalui paparan yang akan disampaikan pihak ECICW.
“Gejolak politik yang cukup panjang dan intensif tentu berimbas pada perempuan. Nah bagaimana kaum perempuan disana melepaskan diri dari trauma dan siksaan akibat perang maupun revolusi,” tukas Giwo.
Giwo sendiri terpilih menjadi Vice President ICW untuk regional Asia Pasific secara aklamasi pada pertemuan Sidang Umum ke-35 ICW di Yogyakarta pada 11-20 September 2018. Pertemuan tersebut diselenggarakan ole Kowani.
Terpilihnya Giwo juga mencerminkan bahwa Kowani yang menaungi 92 organisasi perempuan Indonesia dan secara total beranggotakan sekitar 62 juta perempuan Indonesia, dapat diterima dengan sangat baik untuk menjadi pimpinan ICW.
Posisi strategis Giwo di ICW itu sekaligus memastikan bahwa Indonesia selalu berada dalam pergaulan dan interaksi di dunia internasional.
Bagi Giwo yang selalu concern pada pemberdayaan perempuan dan anak, ICW telah membuka ruang bagi perempuan dari seluruh dunia untuk saling bertukar informasi mengenai isu-isu yang dihadapi masing-masing negara, serta solusi dan ide yang dapat diterapkan.
“Dengan demikian, kaum perempuan dapat terus bahu membahu dan saling membantu satu sama lain untuk mencapai kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh penjuru dunia,” tuturnya.
Giwo yang pernah menjabat Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), ini mengatakan sejak kecil, ia memiliki keinginan untuk mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi perempuan. Karena itu, ia mendedikasikan hidupnya untuk terus mengupayakan pencapaian kesejahteraan bagi kaum perempuan, tanpa memperdulikan perbedaan yang ada.
“Saya sangat percaya akan nilai-nilai yang dijunjung oleh ICW dan saya ingin mendedikasikan waktu, sumber daya, serta energi saya untuk terus memperjuangkan gerakan ini,” ungkapnya.
Giwo sebelumnya di ICW menjabat Koordinator Komite Tetap Bidang Komunikasi, bersama dengan pengurus Kowani lainnya, Uli Silalahi yang menjabat Koordinator Komite Tetap Bidang Pembangunan Berkelanjutan.
Ia menjadi perempuan Indonesia yang masuk dalam jajaran pimpinan ICW, setelah Kuraisin Sumhadi yang pernah menjadi Presiden ICW periode 1994-1997.
International Council of Women (ICW) sendiri adalah perkumpulan tokoh perempuan dunia yang berafiliasi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Didirikan pada 1888 di Washington DC dan Kowani menjadi anggota ICW pada 1973.
Sumber link: http://menara62.com/2019/05/19/ketua-umum-kowani-hadiri-sidang-umum-ecicw-di-ukraina/
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Giwo Rubianto Wiyogo diundang untuk menghadiri pertemuan ECICW General Assembly, Kyiv and Chernihiv, Ukraina, pada 19-24 Mei. Giwo hadir dalam pertemuan the European Center of the International Council of Women (ECICW) itu sebagai Vice President ICW untuk Kawasan Asia Pasifik.
Meski dirinya bertanggung jawab membawahi wilayah Asia Pasifik, namun ia merasa perlu mengetahui kondisi pemberdayaan perempuan di Ukraina yang menjadi bagian negara Eropa. Sebagai negara yang sudah melepaskan diri dari Uni Soviet, Giwo ingin mengetahui lebih jauh bagaimana pemerintahan Ukraina memperhatikan pemberdayaan perempuan.
“Masa peperangan di Ukraina dengan Rusia tentu menyimpan trauma bagi masyarakatnya, tidak terkecuali perempuan dan anak-anak. Nah, apa saja yang sudah diupayakan oleh pemerintahan Ukraina,” kata Giwo, di Jakarta, sebelum keberangkatannya ke Ukraina, Rabu (16/5).
Dalam pertemuan itu, pihak ECICW akan memaparkan bagaimana tenaga kerja wanita di Ukraina menyelesaikan gejolak politik selama satu abad terakhir ini. Gejolak politik yang cukup panjang dan intensif. Bagaimana para perempuan melepaskan diri dari siksaan yang diciptakan oleh perang dan revolusi.
“Bagaimana para perempuan bertahan hidup untuk memperbaiki kerusakan demi masyarakat dan keluarga,” jelas Giwo seraya menambahkan, jika dipandang perlu ia akan mengadopsi upaya terbaik yang dilakukan Ukraina untuk diterapkan di Asia Pasifik dan Kowani, tentu saja.
Giwo Rubianto Wiyogo terpilih menjadi Vice President ICW untuk regional Asia Pasifik secara aklamasi dalam pertemuan Sidang Umum ke-35 ICW di Yogyakarta pada 11-20 September 2018. 2018. Pertemuan yang diselenggarakan oleh Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Saat itu, para anggota ICW memilih 5 Vice President baru dari 7 kandidat yang telah mengajukan diri dan memberikan pidatonya. Dan, Giwo pun terpilih sebagai Vice President ICW untuk membidangi penanganan persoalan perempuan di Kawasan Asia Pasifik.
Menurutnya, masalah kesetaraan gender di Asia Pasifik menjadi fokus utama bidang tugasnya karena di Asia Pasifik persoalan ketimpangan gender masih cukup tinggi. Pemecahan persoalan kesetaraan gender di Asia Pasifik, sekaligus menjadi salah satu upaya demi tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2035.
Persoalan kesetaraan gender yang masih harus diperjuangkan, kata dia, di antaranya berkaitan dengan kesehatan perempuan, utamanya yang telah memasuki masa lansia, angka kematian ibu hamil dan melahirkan yang masih tinggi, hingga pernikahan dini.
Dalam menjalankan tugasnya tersebut, dirinya akan mengaktifkan seluruh anggota organisasi perempuan di seluruh kawasan Asia Pasifik untuk bersinergi memperjuangkan kesetaraan gender dalam berbagai lini.
Terpilihnya Giwo juga mencerminkan bahwa Kowani yang menaungi 92 organisasi perempuan Indonesia dan secara total beranggotakan sekitar 62 juta perempuan Indonesia, dapat diterima dengan sangat baik untuk menjadi pimpinan ICW.
Posisi strategis Giwo di ICW itu sekaligus memastikan bahwa Indonesia selalu berada dalam pergaulan dan interaksi di dunia internasional.
Bagi Giwo yang selalu concern pada pemberdayaan perempuan dan anak, ICW telah membuka ruang bagi perempuan dari seluruh dunia untuk saling bertukar informasi mengenai isu-isu yang dihadapi masing-masing negara, serta solusi dan ide yang dapat diterapkan.
“Dengan demikian, kaum perempuan dapat terus bahu membahu dan saling membantu satu sama lain untuk mencapai kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh penjuru dunia,” tuturnya.
Giwo yang pernah menjabat Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), ini mengatakan sejak kecil, ia memiliki keinginan untuk mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi perempuan. Karena itu, ia mendedikasikan hidupnya untuk terus mengupayakan pencapaian kesejahteraan bagi kaum perempuan, tanpa memperdulikan perbedaan yang ada.
“Saya sangat percaya akan nilai-nilai yang dijunjung oleh ICW dan saya ingin mendedikasikan waktu, sumber daya, serta energi saya untuk terus memperjuangkan gerakan ini,” ungkapnya.
Giwo sebelumnya di ICW menjabat Koordinator Komite Tetap Bidang Komunikasi, bersama dengan pengurus Kowani lainnya, Uli Silalahi yang menjabat Koordinator Komite Tetap Bidang Pembangunan Berkelanjutan.
Ia menjadi perempuan Indonesia yang masuk dalam jajaran pimpinan ICW, setelah Kuraisin Sumhadi yang pernah menjadi Presiden ICW periode 1994-1997.
International Council of Women (ICW) sendiri adalah perkumpulan tokoh perempuan dunia yang berafiliasi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Didirikan pada 1888 di Washington DC dan Kowani menjadi anggota ICW pada 1973. (tety)
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Apoteker Indonesia (IKAI) di bulan Ramadhan 1440H/2019M melaksanakan santunan kepada anak yatim piatu, dhuafa dan orang tua jompo serta masyarakat sebagai bentuk peduli sesama, Rabu (15/5/2019).
Kegiatan yang mengangkat tema “Dengan Kegiatan Ramadhan Kita Tingkatkan Ketahanan Diri dan Kepedulian Sesama” ini diselenggarakan di Villa Erema Cisarua .
Hadir pada acara tersebut Ibu Chamsiar AR, SE dan Ibu Atiek Sardjana selaku Wasekjen Kowani, Ibu Retno selaku (Plt) Ketua Bidang Agama Kowani beserta pengurus bidang dan Ibu S.Rusmiati mewakili Bidang Humas Kowani serta pengurus IKAI.
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerjasama dengan Kementerian Sosial RI akan menyelenggarakan Santunan dan buka puasa bersama anak yatim dan dhuafa di kantor Kowani pada tanggal 28 Mei 2019.
Sebelumnya Kowani melaksanakan santunan kepada Anak yatim dan dhuafa serta orang jompo di Villa Erema pada tanggal 15 Mei 2019.
Pada tanggal 17 Juli 2019 Kongres Wanita Indonesia (Kowani) akan menyelenggarakan Pra Kongres menjelang Kongres XXV yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2019 mendatang.
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dengan Institute of Oriental Philosophy (IOP) makan malam bersama di Seribu Rasa Restaurant Menteng, Jakarta (9/5/2019).
Delegasi IOP dari Tokyo mengunjungi Indonesia untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada KOWANI atas dukungan yang diberikan pada acara Pameran Sutra Bunga Teratai yang akan diselenggarakan pada bulan September 2019 di Perpustakaan Universitas Indonesia.
Dr.Daisaku Ikeda sebagai pendiri IOP dan Presiden Soka Gakkai International (SGI) beserta ibu titip pesan kepada kawan-kawan KOWANI, karena selama ini KOWANI dan Soka Gakkai Indonesia sudah melaksanakan berbagai kerjasama sejak KOWANI diketuai oleh Ibu Linda Amalia Sari Agum Gumelar sampai sekarang.
Direktur Eksekutif IOP, Mr. Hirofumi Koseki menyampaikan bahwa Dr.Daisaku Ikeda adalah seorang tokoh agama Buddha, penyair, aktivis sosial, dan sebagainya yang sudah banyak jasa untuk meningkatkan dan memperkuat status sosial kaum wanita, dan dalam hal itu SGI dan KOWANI memiliki visi, misi, dan semangat yang sama. “Tujuan pelaksanaan Pameran Sutra Bunga Teratai adalah bukan semata-mata memperkenalkan ajaran agama Buddha, tetapi ingin menyampaikan adanya nilai-nilai yang sangat berguna bagi kita semua dalam sebuah sutra yang dibabarkan sekitar dua ribu tahun yang lalu. Semoga pameran yang didukung oleh KOWANI ini akan memberikan inspirasi kesamaataan jender, perdamaian dunia dan hidup rukun bersama kepada masyarakat Indonesia.”
Ketua Umum KOWANI Ibu Giwo Rubianto Wiyogo telah menjelaskan bahwa KOWANI sejak didirikan pada tahun 1928 sampai saat ini tetap menjaga kekompakan untuk memperjuangkan jender yang adil di Indonesia, walaupun setiap individu yang ada di KOWANI memiliki perbedaan dalam latar belakang budaya, suku bangsa, agama, dll. Diperkenalkan juga suatu perjuangan KOWANI supaya Malahayati dari Aceh menjadi Pahlawan Nasional wanita ke-13 walaupun tokoh ini sudah hampir dilupakan oleh masyarakat Aceh.
Suasana makan malam ini penuh dengan keakraban dan kehangatan hati, dan sangat baik untuk menjalin persahabatan antara kedua belah pihak yang lebih erat dan kuat menuju masa depan.
Seluruh jajaran pengurus Kongres Wanita Indonesia (Kowani) mengucapkan selamat ulang tahun kepada Ketua Umum Kowani Ir. Dra. Hj. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd. Saat perayaan hari ulang tahun yang ke-57 itu, dilaksanakan secara bersama dengan berbuka puasa dan santunan dikediamannya di Jalan Zamrud, Permata Hijau, Jakarta Selatan.
Lia Tono Suratman salah seorang Ketua Kowani turut serta mendoakan terhadap Giwo Rubianto dan berharap diusia yang bertambah tersebut dapat memberikan inspirasi dan kemajuan bagi kaum perempuan di Indonesia.
“Selamat ulang tahun untuk Ibu Giwo yang terkasih kami dari seluruh pengurus Dewan Pimpinan Kowani dan seluruh pengurus Kowani periode 2014-2019 mengucapkan selamat hari ulang tahun,” kata Lia pada Rabu malam, (8/5/2019).
“Semoga selalu sehat panjang umur penuh berkah dan usia yang ditambahkan menjadi sangat bermanfaat bagi Ibu, bagi keluarga, masyarakat dan terutama bagi kemajuan perempuan Indonesia. Selamat ulang tahun Bu selamat berbahagia,” imbuhnya.
Kemudian, dia menyampaikan disela-sela ulang tahun Giwo yang pernah menjabat Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dengan bertambahnya usia Kowani dapat memberikan contoh tauladan kepada perempuan Indonesia.
Menurut Lia, organisasi Kowani merupakan Ibu Bangsa dan secara luas perempuan Indonesia adalah bagian dari Ibu Bangsa. Terlebih, dia mengatakan diusia yang semakin dewasa Giwo dinilai memiliki potensi sebagai sosok pemimpin.
“Harapan kami dengan bertambahnya usia Ibu sudah semakin mantap untuk menjadi pemimpin Kowani dan juga menjadi contoh tauladan bagi perempuan Indonesia.
Karena kowani adalah ibu bangsa dan semua perempuan Indonesia adalah ibu bangsa,” ungkapnya.
Sementara, Aldito Wibianto memaparkan bertepatan dihari ulang tahun sang Ibu dia menuturkan agar senantiasa diberikan kesehatan dan panjang umur dari maha pencipta.
“Jadi hari ini ulang tahun yang ke 57, jadi semoga mamah panjang umur. Sehat walafiat dan dan semoga yang terbaik-lah Mamah dan sekeluarga semuanya,” ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini Ibu kandungnya masih selaku aktif diberbagai organisasi baik di Indonesia maupun di luar negeri. Kembali dijelaskan oleh Aldito, acara ulang tahun tersebut dilaksanakan tepat saat bulan Ramadhan dengan tujuan saling menjaga silaturahmi antar sesama.
“Iya hari ini masih menjabat (Kowani) ketua umum Kowani, ketua PPI juga ketua umum Gerakan Wanita Sejahtera. Dan Wakil ketua gerakan Internasional juga. Jadi hari ini buka puasa bersama bersilaturahmi bersama kaum dhuafa jadi supaya kita bisa saling menjalin silaturahmi,” tandasnya. (Dw)