Jakarta, innews.co.id – Pasca Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Yogyakarta, Kongres Wanita Indonesia (Kowani) terus gencar mensosialisasikan ‘Ibu Bangsa’. Salah satunya lewat temu pers yang diadakan di Ruang Malahayati, Kantor Kowani, Rabu (26/9).
Turut hadir sejumlah pengurus Kowani yang juga pimpinan lintas organisasi perempuan yang menjadi anggota Kowani.
Dengan gamblang Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd., Ketua Umum KOWANI menjelaskan bahwa Ibu Bangsa menjadi harga mati bagi segenap perempuan Indonesia.
“Ibu Bangsa sudah ada sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Dan kini, kami mencoba mengingatkan kembali kepada seluruh perempuan Indonesia,” kata Giwo Rubianto.
Kowani juga mendorong program ‘Ibu Bangsa’ harus menjadi isu nasional yang harus diperhatikan oleh pemerintah. “Setiap perempuan Indonesia punya tanggung jawab mendidik generasi bangsa yang sadar akan kebangsaannya. Oleh karena itu, ‘Ibu Bangsa’ harus pun hubungan baik dengan generasi penerus bangsa,” tandasnya.
Lebih jauh Giwo Rubianto mengatakan, saat ini ‘Ibu Bangsa’ memiliki tantangan kemajuan teknologi. Namun, itu harusnya menjadi kekuatan bagi Ibu Bangsa untuk mengimplementasikan peran sakralnya sebagai pencetak generasi bangsa yang mumpuni.
Kowani juga berencana membuat sekuel film mengenai Ibu Bangsa yang akan bercerita tentang sejarah sampai pada bagaimana perempuan masa kini. “Ya, kami sedang mengkaji mengenai alur cerita dalam film nanti,” jelas Giwo. (RN)
sumber link: http://innews.co.id/gencar-sosialisasi-kowani-ibu-bangsa-harga-mati/
Jokowi Buka Sidang Umum Organisasi Perempuan Dunia di Yogyakarta
Presiden Joko Widodo mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk menjadi Ibu Bangsa yang menjaga persatuan bangsa mengingat Indonesia adalah negara besar dengan kekayaan budaya bangsa yang beragam.
Kepala Negara menyampaikan ajakan itu saat memberikan sambutan pada peresmian pembukaan Sidang Umum ke-35 ICW (International Council of Women) dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Pendopo Balkondes, Hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, Jumat (14/9/2018).
Peresmian pembukaan kedua acara yang berlangsung serentak itu ditandai dengan memukul lesung bersama-sama oleh Presiden Jokowi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PPPA Yohana Yembise, Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo, dan Presiden ICW Jungsook Kim.
“Sekali lagi negara kita adalah negara besar, kita diberi anugerah oleh Allah SWT beragam, berbedabeda, berwarna-warni, berbeda agama, berbeda ras, berbeda tradisi, berbeda suku, berbeda bahasa daerah,” kata Presiden.
Menurut Presiden, kekayaan Indonesia yang beragam perlu dijaga kesatuannya. Negara lain tidak ada yang memiliki kekayaan suku, bahasa dan budaya sebanyak yang dimiliki oleh Indonesia. Kekayaan yang dimiliki bangsa ini selain sunber daya alamnya adalah 714 suku bangsa, dan 1.100 bahasa daerah.
“Inilah negara kita Indonesia, dan aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, persaudaraan dan kerukunan. Ini aset terbesar bangsa Indonesia yang harus kita rawat bersama-sama, kita jaga bersama-sama kita pelihara bersama-sama,” kata Jokowi.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa sejumlah tokoh perempuan Indonesia terus mengharumkan nama bangsa baik melalui sektor olahraga, pasukan perdamaian, pendidikan, dan kinerja di pemerintahan. Ia secara khusus memuji kinerja perempuan Indonesia yang terus berkarya dan berprestasi mengharumkan nama bangsa.
“Artinya kita punya srikandi-srikandi yang akan terus berjuang untuk merah putih, untuk negara kita Indonesia,” katanya.
Presiden Jokowi tiba di Hotel Grand Inna Malioboro sekitar pukul 14.00 WIB. Pembukaan acara Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia berlangsung beberapa saat setelah kedatangan Jokowi.
Dalam acara ini, Ketua Umum Kowani (Kongres Wanita Indonesia) Giwo Rubianto Wiyogo menyampaikan Deklarasi Perempuan Indonesia dan penandatanganan seribu organisasi perempuan secara simbolik dari perwakilan organisasi perempuan. Rangkaian acara Sidang Umum Ke-35 ICW tetap berlangsung hingga 18 September.
Begitu pula Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia yang berlangsung sejak Kamis 13 September juga akan berakhir pada Jumat malam.
Pecahkan Rekor Muri
Kegiatan Sidang Umum Ke-35 ICW yang dihadiri kurang lebih 200 delegasi anggota dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia yang terdiri dari organisasi yang tergabung di Kowani, BKOW, GOW dan organisasi lainnya dari seluruh Indonesia didukung penuh Kementerian BUMN dan 35 perusahaan di bawah BUMN.
Atas penyelenggaraan acara itu, Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) memberikan piagam pencatatan rekor kepada tiga pihak, yaitu Kowani, Kementerian BUMN, serta Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo, sebagai penyelenggaraan pertemuan seribu organisasi perempuan yang menjadi pertemuan dengan delegasi organisasi terbanyak.
Menteri BUMN Rini Soemarno menerima piagam penghargaan dari Muri itu karena juga menjadi tokoh perempuan kebanggaan Indonesia. Menteri BUMN Rini Soemarno pun mengaku bangga karena ternyata ada seribu organisasi perempuan di Indonesia yang hadir dalam temu nasional itu.
“Saya semula sangsi, apakah benar ada seribu, ini seribu perempuan atau seribu organisasi perempuan, ternyata saya dapat konfirmasi bahwa ada seribu organisasi perempuan di Indonesia, saya bangga,” katanya yang disambut tepuk tangan hadirin saat memberikan sambutan pada Kamis 13 September.
Ia mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia memperhatikan soal pemberdayaan perempuan di berbagai bidang. Rini merupakan salah satu dari delapan menteri perempuan yang menduduki posisi strategis di jajaran kabinet pemerintahan.
Menurut dia, perempuan harus saling bekerja sama untuk bahu membahu mengatasi berbagai persoalan perempuan dan membangun bangsa. “Kita punya kekuatan untuk mendorong negara ini menjadi lebih kuat dan maju lagi,” katanya di hadapan para peserta Sidang Umum Ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia.
Ketum Kowani Terpilih Menjadi Wakil Presiden ICW
Yogyakarta, 15 September – Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo terpilih sebagai salah satu Wakil Presiden Dewan Perempuan Nasional (ICW) untuk periode tiga tahun ke depan.
Dalam pemungutan suara yang berlangsung di Hotel Grand Inna Malioboro Yogyakarta, Sabtu, Giwo berhasil memperoleh sebanyak 62 suara.
Giwo menjadi salah satu dari lima Wakil Presiden ICW terpilih, dari tujuh kandidat yang diajukan dalam pemungutan suara.
Ketujuh kandidat dalam pemilihan Wakil Presiden ICW antara lain, Linda C. Liu (Taiwan) dengan perolehan 96 suara, Doris Bingley (Malta) 91 suara, Jamal Hermes Ghibril (Lebanon) 84 suara, Fatma Fatos Inal (Turki) 69 suara, Giwo Rubianto Wiyogo (Indonesia) 62 suara.
Sementara dua kandidat lain yang tidak terpilih ialah Monthip Sriratana Tabucanon (Thailand) dengan perolehan 35 suara dan Pushpa Hedge (India) 54 suara.
Giwo merupakan Ketua Umum Kowani, sebuah organisasi perempuan tertua dan terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota keseluruhan mencapai 62 juta perempuan di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Giwo mengatakan bahwa Kowani fokus menyiapkan dan membantu perempuan muda menjadi pemimpin dan pengambil keputusan di berbagai sektor pembangunan.
“Kowani telah menggelar berbagai pelatihan kepemimpinan untuk perempuan muda agar mereka dapat menjadi pemimpin yang kuat dan berkarakter, baik di ranah publik maupun sektor swasta,” katanya.
Menurut dia, pendidikan menjadi fokus utama bagi organisasi perempuan tertua dan terbesar di Indonesia itu untuk menjadikan banyak perempuan muda sebagai peimpin di masa depan.
“Pendidikan telah menjadi perhatian utama KOWANI sejak organisasi ini berdiri dan menyelenggarakan kongres pertamanya pada Desember 1928,” terang Giwo.
Ia menjelaskan, pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada para perempuan saat ini akan lebih banyak menekankan pada pentingnya peran “Ibu Bangsa” sebagai penentu kemajuan bangsa. Dalam kesempatan itu, Giwo menegaskan Ibu Bangsa merupakan potret ideal perempuan Indonesia.
“Ibu Bangsa sebagaimana telah diterangkan Presiden Joko Widodo kemarin merupakan potret panutan yang harus diteladani perempuan sebagai salah satu agen perubahan,” tambahnya.
Dalam sambutan pembukaan Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Pendopo Balkondes, Yogyakarta, Jumat, Presiden Joko Widodo menyampaikan, Ibu Bangsa adalah perempuan-perempuan yang mengabdikan dirinya untuk mendidik dan memperbaiki mentalitas generasi penerus.
“Ibu Bangsa juga menjaga moral keluarga, melindungi alam sekitarnya untuk anak dan cucu, serta ikut menggerakkan ekonomi masyarakat,” kata Jokowi.
Sesi penyampaian laporan dan pemilihan direksi ICW, Sabtu, merupakan bagian dari acara Sidang Umum ke-35 Dewan Perempuan Internasional di Yogyakarta, 13-18 September.
Pasca pemilihan direksi ICW untuk periode tiga tahun ke depan, sebanyak 159 delegasi dari 19 negara akan mengikuti tur keliling Kota Pelajar dan menikmati santap malam di Keraton Yogyakarta.
Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia diadakan oleh Kowani bekerja sama dengan Kementerian BUMN, dan didukung penuh oleh 35 BUMN, seperti BNI, Telkom Indonesia, Garuda Indonesia, dan Perum LKBN Antara.
Delegasi ICW tanam pohon di Balkondes
Delegasi Sidang Umum Dewan Perempuan Internasional (ICW) ke-35 melaksanakan penanaman pohon dalam rangkaian acara kunjungan ke Balai Ekonomi Desa atau Balkondes binaan BUMN di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Sidang Umum ke-35 ICW, Hadriani Uli Silalahi, para delegasi bertolak dari hotel Grand Inna Malioboro Yogyakarta, tempat dimana sidang umum tersebut diselenggarakan, pada Selasa (18/9) pukul 6:30 pagi, untuk menuju Magelang.
Uli mengatakan bahwa para delegasi diberi kesempatan untuk menikmati suasana Balkondes dan area Taman Wisata Candi Borobudur yang merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia.
“Lalu disana mereka juga akan menanam pohon,” lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memperkenalkan program Balkondes yang dicanangkan oleh BUMN kepada delegasi saat memberikan sambutan pada hari pertama acara tersebut.
“Saya mengundang anda semua untuk datang dan mengunjungi program kami, Balkondes yang merupakan program ekonomi desa,” kata Menteri Rini.
Menurut Rini, Balkondes merupakan program BUMN yang bertujuan untuk memajukan kehidupan masyarakat desa di sekitar area Taman Wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Ada 20 desa yang dijadikan tuan rumah dari Balai Ekonomi Desa dan masing-masing Balkondes disponsori oleh BUMN yang berbeda.
Desa-desa itu termasuk desa Karangrejo, Karanganyar, Ngadiharjo, Candirejo, Bumiharjo, Sambeng, Kenalan, Borobudur, Wringinputih dan Wanurejo. Ada pula desa Bigaran, Kebonsari, Tuksongo, Ngargogondo, Tegalarum, Tanjungsari, Giripurno, Kembanglimus, Giritengah dan Majaksingi.
Berbagai BUMN yang terlibat dalam mengelola Balkondes di desa-desa tersebut termasuk Perusahaan Gas Negara, Bank BTN, Perusahaan Listrik Negara, PT Semen Indonesia, PT Pembangunan Perumahan, Pupuk Indonesia, Bank Mandiri, Taman Wisata Candi Ratu Boko, Prambanan dan Borobudur , PT Pertamina, Bank BNI, Angkasa Pura I, Hutama Karya, Telkomsel, Pegadaian, Angkasa Pura II, Bank BRI, PT Perkebunan Nusantara III, Patra Jasa, Jasa Raharja serta Jasa Marga.
Yogyakarta, 13 September 2018 – Sidang Umum ke-35 International Council of Women (ICW) dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Yogyakarta, Kamis, dimulai.
Sekitar 150 orang delegasi dari 18 negara anggota ICW, organisasi perempuan dunia di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah hadir di tempat acara di Hotel Grand Inna Malioboro.
Mereka datang dari Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Belgia, Fiji, Filipina, Finlandia, India, Indonesia, Korea Selatan, Lebanon, Malta, Papua Nugini, Prancis, Selandia Baru, Singapura, Swiss, dan Turki. Selain itu hadir pula delegasi dari Taiwan.
Sementara itu ribuan perempuan dari seluruh Tanah Air yang menjadi peserta Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia, juga telah tampak pada acara bersejarah ini karena mendatangkan seribu organisasi perempuan di tingkat pusat dan daerah.
Saat memberikan kata sambutan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan bangga ternyata ada seribu organisasi perempuan di Indonesia.
“Saya semula sangsi apakah benar ada seribu, ini seribu perempuan atau seribu organisasi perempuan, ternyata saya dapat konfirmasi, ada seribu organisasi perempuan di Indonesia, saya bangga,” katanya disambut tepuk tangan hadirin.
Pada acara itu, pihak Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Kowani atas pertemuan itu yang dihadiri oleh organisasi perempuan terbanyak yang mencapai seribu organisasi perempuan.
Rini Soemarno juga mendapatkan penghargaan sebagai tokoh perempuan. Rini menegaskan kedua acara yang diselenggarakan secara berbarengan itu tak akan menghasilkan apa-apa bila tak mampu memberdayakan perempuan.
Ia menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sangat memperhatikan soal pemberdayaan perempuan di berbagai bidang.
Rini menyebutkan delapan dari 34 menteri adalah perempuan, 92 perempuan merupakan kepala daerah, dan masih banyak lagi perempuan yang duduk di jajaran pimpinan di kementerian dan lembaga.
Begitu pula di BUMN, banyak perempuan telah duduk di jajaran direksi dan komisaris atau dewan pengawas.
Perempuan yang duduk dalam jajaran direksi, antara lain, Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati, Dirut PT Jasa Marga Dessi Aryani, Dirut PT ASDP Indonesia Ira Puspadewi, Presdir PT Sarana Multi-Infrastruktur Emma Sri Martini, Direktur Consumer Service PT Telkom Siti Choiriana.
Ada pula Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Mandiri Alexandra Iskandar, Direktur Bisnis Ritel PT BNI 46 Tambok PS Simanjuntak, Direktur Hubungan Kelembagaan PT BNI 46 Adi Sulistyowati, Direktur Konsumer PT BRI Handayani, Direktur Human Capital PT BRI R Sophia Alizsa. Selain itu Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Syofvi Felienty Roekman, Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis PT Surveyor Indonesia Rosmanidar Zulkifli, Direktur Keuangan, MSDM, dan Umum Perum LKBN Antara Nina Kurnia Dewi.
“Kita punya kekuatan untuk mendorong negara ini menjadi lebih kuat dan maju lagi,” katanya.
Ia mengatakan perempuan harus saling bekerja sama untuk bahu membahu mengatasi berbagai persoalan
oerempuan dan membangun bangsa.
Menteri BUMN Rini Soemarno duduk diapit oleh Presiden ICW (International Council of Women) Jungsook Kim dan istri Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta GKR Ratu Hemas dalam pembukaan Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia, di Yogyakarta, Kamis. Mereka duduk di barisan depan. Tampak pula di sebelah kiri Hemas adalah Ketua Umum Kowani (Kongres Wanita Indonesia) Giwo Rubianto Wiyogo, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X. Sementara di sebelah kanan Kim adalah jajaran pimpinan ICW.
Pendopo Balkondes yang menjadi tempat acara pembukaan di halaman Hotel Grand Inna Malioboro itudipenuhi oleh ribuan peserta dua pertemuan yang diselenggarakan secara bersamaan itu.
Mereka tampil semarak warna-warni dengan berbagai model busana kebaya, bahkan ada yang mengenakan burung censerawasih yang telah diawetkan sebagai topi penghias kepala.
Delegasi dari luar negeri ada juga mengenakan pakaian unik dari negara mereka dan banyak pula yang mengenakan batik.
Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia diselenggarakan oleh ICW, Kowani (Kongres Wanita Indonesia), dan didukung penuh oleh Kementerian BUMN dan 35 BUMN, termasuk Kantor Berita Antara, yang berpartisipasi langsung menyukseskan dua pertemuan tersebut.
“Ini pertama kalinya Kowani mengadakan acara yang dihadiri oleh seribu organisasi perempuan di Indonesia,” kata Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo.
Giwo dalam sambutannya juga mengutip pernyataan mantan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kofi Anan yang menyebutkan saat anda mendidik seorang pria maka itu untuk personal tetapi saat anda mendidik perempuan maka anda sedang mendidik sebuah bangsa.
Hadir pula pada acara pembukaan itu Duta Besar Republik Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Lyudmila Vorobieva, Duta Besar Republik Islam Afghanistan Roya Rahmani, dan Dubes Republik Fiji
Seleina Dikawakawayali Veisamasama.
Sidang Umum ke-35 ICW bertema Mentransformasi Masyarakat Melalui Pemberdayaan Perempuan (Transforming Society through Women Empowerment) sedangkan tema Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia adalah 90 Tahun Perjuangan Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa Sejati Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Jaya.
Penyelenggaraan Sidang Umum ICW 2018 ini bertepatan dengan 130 tahun keberadaan organisasi ICW dan 90 tahun Kowani.
Rangkaian acara didahului dengan Pertemuan Dewan Direktur ICW pada 11-12 September 2018, Pembukaan Sidang Umum ke-35 ICW pada 13 September 2018, Temu Nasional Seribu Organisasi
Perempuan Indonesia pada 13-14 September 2018, Upacara Pembukaan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 September 2018, pelaksanaan sidang-sidang dalam Sidang Umum ke-35 pada 14-18 September 2018, berkunjung ke Balai Ekonomi Desa pada 18-19 September 2018 di sekitar kawasan Candi Borobudur,
Magelang, Jawa Tengah, dan Pertemuan Dewan Direktur Baru ICW pada 20 September 2018.
GM Angkasa Pura I Bandara Adisucipto Agus Pandu Purnama (kanan) mengalungkan selendang batik kepada Presiden International Council of Women (ICW) Jung Sook Kim (kiri) didampingi Ketua Hubungan Luar Negeri Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Hadriani Uli Silalahi (tengah) saat kedatangannya di Bandara Adisucipto, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (10/9). Kedatangannya untuk menghadiri sidang umum ke-35 International Council of Woman yang diikuti 40 delegasi perwakilan negara seluruh dunia di Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/18.
Yogyakarta, 10/9 (ANTARA News) – Presiden International Council of Women (ICW) Jung Sook Kim?dari Korea Selatan tiba di Yogyakarta melalui Bandara Internasional Adisutjipto, Senin (10/9) malam.
Saat tiba di bandara pukul 19.50 WIB, Kim yang dijadwalkan membuka Sidang Umum ke-35 ICW di Yogyakarta disambut oleh Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Hadriani Uli Silalahi bersama General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, Agus Pandu Purnama.
“Saya senang sekali. Saya merasakan suasana yang akrab dan hangat di Yogyakarta,” kata Kim setelah menerima selendang batik dari Agus Pandu Purnama.
Menurut Kim, saat ini merupakan kunjungan keduanya di Kota Gudeg setelah akhir Mei lalu melakukan pengecekan kesiapan penyelenggaraan Sidang Umum ke-35 ICW. “Menurut saya Yogyakarta sangat tepat untuk penyelenggaraan acara ini,” kata Kim.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Kowani Hadriani Uli Silalahi mengatakan dengan kedatangan Kim di Yogyakarta, menunjukkan bahwa wanita Indonesia dianggap mampu menyelenggarakan acara bertaraf internasional.
“Dengan kedatangan Madam Kim (Jung Sook Kim), menunjukkan bahwa eksistensi wanita Indonesia diakui,” kata Uli yang sekaligus Ketua Pelaksana Sidang Umum ke-35 ICW.
Uli mengatakan di mata dunia selama ini perempuan Indonesia kerap dianggap lemah, menjadi korban pelecehan, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Akan tetapi melalui kegiatan ini akan menunjukkan bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan yang selalu bisa diandalkan.
Menurut dia, akan ada sekitar 40 delegasi perwakilan negara dengan 169 peserta ditambah beberapa perwakilan dari kedutaan yang akan menghadiri pertemuan tersebut.
Saat ini, lanjut dia, delegasi yang sudah tiba di Yogyakarta di antaranya berasal dari Prancis, Selandia Baru, Turki dan akan disusul oleh delegasi dari berbagai negara lain termasuk kedutaan seperti dari Rusia.
Tahun ini Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan “The 35th General Assembly of International Council of Women” atau Sidang Umum ke-35 Dewan Perempuan Dunia 12-20 September 2018. Dalam acara yang akan dibuka Presiden Joko Widodo itu juga akan berlangsung Pertemuan Nasional 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia.
Selain ICW selaku penyelenggara, menurut dia, acara itu juga digelar bersama dengan Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Kementerian BUMN, dan didukung penuh oleh 35 BUMN yang terlibat secara langsung menyukseskan acara, termasuk Perum LKBN Antara.
Kabid Hubungan Luar Negeri DPP Kowani Hadriani Ulli Silalahi, Wakil Ketua Pelaksana III Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia Pramasaleh Hario Utomo, dan Ketua Panitia Pelaksana Gatot Subagio. (Foto Antara)
Yogyakarta, 10/9 (ANTARA News) – Delegasi dari sejumlah negara yang akan mengikuti sidang umum International Council of Women mulai tiba di Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan yang akan berlangsung selama satu pekan mulai Kamis (13/9).
Sudah banyak delegasi yang tiba di Yogyakarta khususnya di hotel yang akan digunakan sebagai penginapan sekaligus tempat penyelenggaraan kegiatan,? kata Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Hadriani Uli Silalahi di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, akan ada sekitar 40 delegasi perwakilan negara dengan 169 peserta ditambah beberapa perwakilan dari kedutaan yang akan menghadiri pertemuan tersebut.
Saat ini, lanjut dia, delegasi yang sudah tiba di Yogyakarta di antaranya berasal dari Prancis, Selandia Baru, Turki dan akan disusul oleh delegasi dari berbagai negara lain termasuk keduataan seperti dari Rusia.
Sejauh ini, Uli menyebut, tidak ada kendala apapun terkait kedatangan delegasi peserta sidang umum ke-35 International Council of Women (ICW), sejak dari proses penjemputan di Bandara Adi Sutjipto hingga tiba di hotel.
“Mudah-mudahan tidak ada kendala dan keluhan apapun. Kami upayakan untuk bisa memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh peserta,” katanya.
Namun demikian, ia pun percaya jika peserta ICW yang akan hadir di Yogyakarta tersebut sudah cukup berpengalaman dengan berbagai kegiatan terkait pertemuan berskala internasional.
Sebagai lembaga nirlaba, lanjut Uli, pihaknya tidak memberikan penyambutan secara mewah bagi seluruh delegasi peserta sidang umum ICW karena kegiatan tersebut tidak difokuskan pada seremonial tetapi hasil yang nyata.
Kami ingin mengedepankan kesederhanaan, karena kami tidak ingin acara ini hanya bersifat seremonial saja,? katanya.?
Selain peserta, Uli pun memastikan bahwa Presieden ICW Kim Jung Sook dari Korea Selatan juga akan tiba di Yogyakarta pada Senin (10/9) pukul 19.40 WIB melalui Bandara Adi Sutjipto.
Beliau akan berada di Yogyakarta dan mengikuti seluruh kegiatan bersama delegasi lain hingga 22 September,? kata Uli.
Uli berharap, pertemuan tersebut memberikan dampak yang cukup luas ke dunia internasional yaitu menunjukkan bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan yang tangguh.
Selama ini, dunia internasional melihat bahwa perempuan Indonesia hanyalah perempuan yang ada di tempat kedua, tetapi melalui kegiatan ini kami ingin menunjukkan bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan yang selalu bisa diandalkan.